UJIAN KEBENARAN
Kita telah membaca dalam sejarah perjuangan para nabi, kita tahu bahwa perjuangan para nabi diwarnai dengan ujian yang sangat berat. Padahal nabi diutus langsung oleh Allah swt untuk menyampaikan risalah kebenaran, tapi mengapa Allah tidak menyertakan dengan fasilitas kemudahan, bahkan diberikan ujian yang berat, mulai dari fitnah hingga ancaman pembunuhan? Padahal jumhur ulama berpendapat bahwa nabi dan rosul memiliki sifat maksum yang terjaga dari dosa2 besar atau kecil.
Demikian juga dengan para ulama besar dalam sejarah juga banyak mengalami ujian berat di fitnah, dipenjara bahkan ancaman pembunuhan.. Seperti Abu Hanifah pada zaman khilafah Abbasiy menerima hukuman dicambuk [Târîkh Baghdâd, 13/327] dan dipenjara oleh al-Manshur gara-gara menolak dijadikan Qadhi (hakim).
Bahkan Imam Syafi'i pada masa kekhalifahan Harus Al Rasyid, beliau juga mendapat hukuman dati penguasa dirantai dengan besi bersama orang alawiyin berjalan dari Yaman hingga Raqqah, kediaman Harun Arrasyid dan dipenjara. Selama di penjara mereka mendapat siksaan. Kemudian oleh Wali Negeri mereka divonis hukuman mati. Eksekusi hukuman mati dilakukan di Baghdad di depan khalifah Harus Al Rosyid. Satu persatu dari sembilan Alawiyin dihukum mati. Tiba giliran Imam Syafi’i, Khalifah Harun menanyai soal kefasihannya tentang al-Quran, ilmu falakh, dan sejarah Arab, dan terakhir Khalifah Harun minta nasihat. Maka Imam Syafi'i i memberinya nasihat terus terang tanpa tedeng aling-aling tentang rezim khalifah. Di luar dugaan Khalifah Harun Al Rasyid menangis. Di akhir mahkamah malah memberikan hadiah sebanyak 50 ribu dirham dan membebaskannya Imam Syafi'i dari hukuman. Hadiah itu lalu habis dibagikan kepada pegawai istana.
Murid beliau pun, Imam Ahmad bin Hambal juga mengalami nasib yang lebih menyakitkan oleh penguasa. Ia dicambuk, dan dipenjara selama 30 tahun, oleh oemerintah Al Ma'mun.
Imam Bukhari memutuskan pergi dari negerinya karena “berusaha disingkirkan” oleh Penguasa pada masanya.
Sedangkan Imam Ibnu Taimiyah diadukan kepada Emir Humsh al-Afram, oleh orang-orang sufi. Sampai pada akhirnya karena dianggap membuat keresahan [oleh para pembencinya], ia pun dipenjara, dan mati di dalam penjara [al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 14/41].
Bahkan Imam Nawawi adalah ulama yang berani berhadapan langsung dengan penguasa. Demi kebenaran, dia tidak takut dicela. Jika tidak mampu menghadapi secara langsung, beliau menyampaikan kritik dengan mengirim surat. Sehingga Imam Nawawi dikriminalisasi dan disiksa oleh penguasa.
Dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa perjuangan kebenaran selalu mendapat tantangan besar, sang pendakwah akan diuji oleh Allah dengan ujian yang berat untuk menguji kemakrufannya. Karen hikmah dari cobaan berat yang diberikan kepada para nabi dan para ulama besar serta orang yang beriman, selain menggugurkan dosa adalah untuk mengangkat derajatnya, sebagaimana
sabda Rasulullah , "Tentu, demikianlah. Tidak seorang Muslim pun ditimpa gangguan, apakah duri atau lebih dari itu, kecuali Allah akan menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya." (HR Bukhari dan Muslim).
Maka, banyaknya ujian umat islam pada saat ini bisa jadi adalah kehendak Allah swt dalam rangka oembersihan dosa dan meningkatkan derajat bagi mereka orang2 mukmin yang masih istiqomah menegakkan kebenaran dan memerangi kedholiman ..... Aamiinn 😍
Wallahu a'lam bissowab 🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar