MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Senin, 31 Agustus 2020

RAHASIA BILIK HATI 13

 


Akhirnya Syafia dapat menyelesaikn tugas akhirnya dan wisuda tepat pada 3,5 tahun masa kuliahnya. Syafia sedih tidak dapat mempersembahkan preatasinya sebagai wisudawan terbaik kepada mama papanya. Hanya Syifa sang adik tercinta yang mrndampingi saat wisudanya.

Setelah semua urusan kampusnya selesai, Syafia segera memutuskan untuk pindah dari runah kontrakan bersama para akhwat teman seperjuangannya. Syafia sudah berjanji pada adiknya Syifa untuk segera menjemputnya saat kuliahnya sudah kelar. Syafia ingin hidup mandiri bersama Syifa adiknya. 

Mereka berencana mengontrak rumah sederhana untuk mereka berdua dari sebagian sisa uang jual rumah kedua orang tuanya untuk membayar hutang pengobatan ayahnya. Syafia bertekad akan mencari kerja apapun untuk tetap biayai sekolah adiknya dsn memenuhi kebutuhan hidup mereka. Meskipun kadang Syafia ragu , selama ini diavtidak dilatih bekerja keras. Bahkan dia tidak pernah tahu bagaimana cara mencari uang. Papa mama nya sudah mencukupi kebutuhannya sebelum dia minta. Semua yang dia inginkan pasti terpenuhi, bagitupun dengan Syifa adiknya.

Yang membuat Syafia sedih adalah adiknya Syifa, Syafia merasa Syifa terlalu muda harus menghadapi kenyataan sepahit ini. Syafia berikrar, apapun akan dia lakukan untuk membahagiakna dan memenuhi seluruh kebutuhan adiknya. Dengan berbekal ijazah dg status cumlaude, Syafia yakin tidak akan sulit mencari pekerjaan.

Setelah beberapa hari berkeliling di beberapa tempat mencari rumah kos yang tidak jauh dari sekolah Syifa, akgirnya mereka sepakat mengambil rumah kontrakan mungil tapi nampak bersih, dan yang terpenting Syifa dapat berangkat sekolah sabil berjalan kaki.

Seminggu setelah kepindahan mereka ke rumah konyrakan yang baru, Syafia merasa harus memulai ikhtiar untuk mencari pekerjaan, karena uang tabungan dari sisa penjualan rumah mereka sudah kian menipis. Dua, tuga, empat hingga sepuluh lamaran kerja dia buat dengan penuh semangat dan dia kirimkan ke perusahaan - perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja.

Seminggu dua minggu Syafia memunggu demgan harap-harap cemas. Email pertama yang diterimanya dari sebuah CV, Syafia donyatakan tidk lolos. Demikian pun email-email selanjutnya Syafia dinyatakan tidak lolos. Kenapa ? syafia tidak habis berfikir dan bertanya.

Namun Syafia tidak berputus asa, Syafia merasa Allah masih ingin mengujinya dan dia tak akan mau menerima kekalahan dalam ujian Allah kali ini. Syafia masih terus saja brousing lowongan pekerjaan dari androidnya. Matanya nanar ketika dia melihat sebuah brosur di layar HP nya yang sudah mulai retak di ujung-ukungnya. Ada informasi hearing dari perusahaan besar yang tidak jauh dari rumah kontrakannya. 

Esoknya Syafia dengan yakin dan semangat berjalan kaki menghadiri acara hearing perusahaan tersebut. Ternyata Syafia tidak sendiri, ada puluhan orang yang sedang beradu nasib untuk memdapatkan pekerjaan di CV ini. Meskipun demikian Syafia masih sangat optimis  berbekal ijazah cumluadenya pasti Syafia akan diperhitungkan.

Setelah menunggu antrean selama 3 jam akgirnya Syafia dipanggil. Syafia segera bergegas menuju ruang hearing. Syafia memasuki ruang hearing dengam antusia, namun sambutan para panitia rekruetmen nampak melihat Syafia dengan kaget dan wajah seakan 

Setelah hampir 30 menit terjadi tanya jawab terkait pribadi dan orientasi tugas Syafia, Syafia agak sedikit gugup menunggu hasil wawancara hari ini. Dia keki dan tidak tahu harus berbuat apa, Syafia hanya mencoba untuk tetap tenang dan tenang.

Tibalah waktu pengumuman, ketua tim rekruetment telah keluar dati ruang sidang di loby kantor mereka. Syafia tak henti-henti membaca Sholawat mabi dan surat2 pendek yang dohafalkan. Syafia sangat berharap memdapat pekerjaan ini, karema disamping bayaran yang dijanjikan cukup  besar disamping juga pekerjaan yang diberikan sesuai dengan bidang yang dipelajarinya.

"Nona Syafia ... ? Tanya bapak bertubuh tegap dan berpakaian rapi pada Syafia.

" Benar pak ... " jawab syafia cepat.

" Saya sudah melihat curikulum vitea dan berkas lainnya, nilai-nilai ijazah anda hampir sempurna dan anda lulusan terbaik, pegawai yang berprestasi seperti ini yang kami cari " sesaat Bapak yang di dadanya tertulis nama Ariyanto itu diam sesaat. Ada harapan besar dalam hati Syafia, Syafia mulai yakin akan diterima di perusahaan ini.

" Maaf Nona Syafia ..." Syafia mulai was-was mendengarvkata tapi.

" Profil dan penampilan Nona bukan pegawau yang kami harapkan ..." Syafia langsung lemas mendengar kalimat yang terucap dari Bapak  Ariyanto. Syafia hanya tertunduk menyembunyikan kekecewaannya.

" Kami tidak berharap perusahaan kami dituduh sebagai perusahaan yang berafiliasi dengan organisasi terlarang, kalau Nona Syafia berkenan melepas cadar Nona dan mengikuti cara berbusana yang ditetapkan di perusahaan ini, mungkin kami akan pertimbangkan menerima Nona Syafia bekerja disini " Syafia hanya terdiam, dia tidak bisa berfikir lagi, ada penolakan dalam batinnya dan harapan besar dari akal sehatnya.

" Bagaimana Nona Syafia ..." tanya Pak Ariyanto ekali lagi melihat Syafia seperti keberatan dengan permintaanya.

" Anda harus menjawabnya segera karena dibelakang anda masih vanyak pelamar yang asih antri menunggu sesi inj " pak Ariyanto mulai tidak sabar menunggu jawaban Syafia.

" Baik pak, saya mundur" jawab Syafia lirih dan segera bangkit daribtempat duduknya dan keluar tanpa salam.

Syafia sangat kecewa, perusahaan sebesar ini masih menilai  cara berbusana sebagai poin pe ting dalam penerimaan pegawainya, kualitas dan prestasi sama sekali tidak diperhitungkan.

" Ya Allah ... Cobaan apalagi ini .." keluh Syafia.

" Astaghfirullahal 'adhim ..." sesalnya sejurus kemudian, karena merasa salah telah berkeluh kesah terhafap takdir yang Maha Kuasa.

Syafia berjalan pulang ke rumah kontrakannya dengan  menelusuri trotoar dan nampak  lunglai. Syafia tidak ingin putus asa, tetapi sebagai manusia sia tidak bisa untuk tidak kecewa.


Next ....

#SHSB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar