MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Senin, 05 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 15


Syafia terus saja melangkah gontai, seakan tanpa tujuan langkah kakinya terus diayunkan. Pandangan matanya kosong, tak pedulikan banyak orang yang melihatnya dengan tatapan sinis. Barangkali karena busana yang dipakainya tidak lazim digunakan oleh masyarakat di kota itu? 

Syafia terus saja menyusuri trotoar mengabaikan beberapa kali sopir taksi mencoba menawarkan tumpangan berbayar untuknya. Langkahnya terus saja terayun, menari bersama debu halus yang turut berterbanganengikuti irama kakinya. 

Yang terjadi sama sekali tidak pernah difikirkan oleh Syafia, bagaimana dia harus menjelaskan pada adiknya Syifa yang sangat berharap kakaknya segera mendapat pekerjaan agar dia segera dapat melunasi SPP di sekolahnya? Bagaimana mungkin tega mematahkan harapan dan cita-cita adiknya agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi?! Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? 

Beratus pertanyaan berputar dalam otaknya yang tak satupun mampu dia jawab. Pikirannya terus saja berputar diiringi langkah kakinya yang terus saja melnagkh tnpa tujuan. 

Ciiiiiiiittttt.. . Tiba-tiba ada suara deritan mobil yng di rem mendadak diikuti teriakan sang sopir. 

" Mbak...Kalo mau mati jangan disini!! 

Teriakan marah yang segere menyadarkan Syafia, di telah berjalan menyeberang jaln tanpa disadarinya hingga tidak memerhatikan mobil putih yang melaju dengan kencang ke arahnya. Syafia tidak menyadari telah berjalan sejauh 3 menuju rumah kontrakannya. Kegalauan hatinya telah mengalahkan seluruh rasa lelah badannya. Syafia segera mempercepat langkahnya, dia ingin segera sampai di rumah sebelum adiknya Syifa datang dari sekolah. 

Sesampai di rumah kontrakannya yang mungil dan sangat sederhana, Syafia segera menyimpan berkasnya dalam tumpukan map kuliahnya dulu. Syafia tidak menginginkanSyifa tahu bahwa hingga kini dia belum mendapat pekerjaan. Syafia tidak menginginkan berdebat lagi dengan adiknya tentang cadar yang tetap ingin dia pertahankan walau apa yang terjadi. 

Bagi Syafia, busana berikut cadar nya adalah identitas dirinya yang sudah sekian tahun dia pertahankan. Syafia sudah merasa sangat nyaman dengan cadar yang dipakainya. Dia tak lagi merasa risih ketika di jalan digoda oleh para pemuda ndak jelas. Dia ndak harus merasa repot menyembunyikan wajah cantiknya dari tatapan jalang penuh syahwat. Syafia merasa cadar dan busana yang dipakainya adalah pelindung dirinya. Meskipun kini dia harus mendapat ujian berat untuk tetap mendapat pekerjaan demi mempertahankan hidup dia dan adiknya, atau tetap tidak melepas cadar nya?! 

Setelah bersih-bersih diri, Syafia segera memasak masakan sederhana sekedar untuk makan siang dia dan adiknya. Mie instan yang ditambah dg irisan bawang dan cabe serta garam agar dia dapat menambahkan kuahnya. Danenikmati sajian sederhana untuk sekedar mengganjal perut bersama adiknya. 

______

Syafia menangis dalam sujud malamnya, di atumpahkan segala resah yng penuh sesak di dalam dadanya. Cobaan yang teramat berat dia harus menerima tanggung jawab kehidupan seperti ini. 

"Ya Rabbul izzati.... Engkau sungguh Maha tau apa yang sedang kami alami, Engkau sungguh Maha tau apa yang sedang terjadi pada kami yaa Rabb... Berilah pertolongan pada kami. Jangan beri kami ujian yang kami tidak mampu menahannya.... Setelah engkau onaggil kedua orang tua kami sungguh kami lemah yaa Rabb.... Kuatkn kami" 

Suara lirih Syafia diiringi deras aliran air mata di pipinya. Bayangan kedua orang tuanya kembali menari dipelupuk mata indah yang kini sudha nmapka membengkak karena tangisnya. Kerindunanya yang kian membuncah tak lagi terbendung, memburai deras bersama air mata yang kian deras mengalir membasahi sajadah lusuh di hadapannya. 

Syafia menyimpan sendiri sejuta keluh dalam hatinya yang semakin rapuh, di atau ingin ada yang tahu, terutama Syifa adiknya yng tentu juga sudah hancur sepeninggal mama papa nya. Syafia ingin nampak tegar dan kuat di mata Syifa, dia ingin bisa menjadi tempat bersandar dan berlindung Syifa adiknya, meski hampir setiap malam dia meratap kepada Sang penulis cerita kehidupan. 

" yaa Allah indahkan  takdir kehidupan kami ... Aamiin" Penutup doa yng selalu Syafia ucapkan dilahirkan sholat. 

"Kak.... Bagaimana sudah ada panggilan kapan kaka mulai kerja?!

Syifa mecah kesunyin pagi saat mereka berdua sarapan, cukup menggaet kn Syafia. 

" Belum Syifa... Kakak tunggu saja semoga segera dapat panggilan untuk memulai bekerja"

Jawab Syafia berbohong, karena sebenarnya dia sudah dipanggil wawancara dan dinyatakan tidak diterima karena Syafia menyatakan tidak bersediabuka cadar nya. Masih seperti lamaran-lamaran sebelumnya yang disampaikan Syafia ke beberapa perusahaan besar. Pada umumnya mereka sangat tertarik dwngna profil dan kemampuan akademik Syafia yang brilian, tetapi selalu mereka meminta syarat yang bagi Syafia tidak dapat di Terima. 

Syafia sengaja tidak bercerita kepada Syifa yang sebenarnya, karena Syafia tahu pasti Syifa akan kecewa dengan keputusannya ini. Beberapa kali Syifa menyampaikan agar kakaknya mau melepas cadar nya agar mudah mendapat pekerjaan. 

" Kak... Ujian akhir kurang beberapa bulan lagi, ki harus seger melunasi tanggungan SPP yang belum terbayar kak.... Kalau bisa tidak sampai ditagih... Aku malu kak" Syifa berkata lirih. 

" Tentu tidak Syifa... Kakak berjanji bulan depan seluruh SPPmu akan kakak lunasi " Jawab Syafia yakin, sengaja tidak menampakkan kergauan dalam hatinya pada adiknya. 

Selesai sarapan Syifa seger berpmitn pada kakaknya untuk pergi sekolah, dan Syafia bergehas membersihkan meja makan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar