MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Senin, 03 Mei 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 28

 


" Yaa Allah... Maafkan hambahMu yang Fana ini.. 

Maafkan hamba Mu yang lemah ini... 

Maafkan jika masih ada rindu selain untuk Mu

Maafkan jika masih ada cinta selain hanya cinta kepada Mu... 

Sungguh ku tak mampu bersihkan hati ini darinkotoran rindu dan cinta sekian untuk Mu

Bukankah semua rasa ini dari Mu yaa Rabb... 

Jika rasa rindu dan cinta fana ini menjadikanku berdosa maka hilangkanlah, bersihkan sebersih-bersihnya dari hatiku... 

Yaa Rabb... Ku ingin hanya mengikuti jalan Mu, karena ku yakin jalanMu adalah yng terbaik... 

Sungguh, ku inginkan hanya mengikuti jalan takdir Mu, karena ku tahu tak mungkin aku akan menulis jalan takdirku sendiri... 

Maka bersihknlah htiku dari dosa dan nafsu, bimbing hatiku hanya di jalan Mu ya Rabb... 

Jika rinduku pada mas Andi salah hilangkanlah rasa itu darinklabiku... 

Jika rasa cintaku pada mas Andi bertentangan dengan takdirMu maka hilangkanlah nama dan kenangannya dari hatiku... 

Ku bermohon padaMu tunjukkan jodohku ynag terbaik untukku yaa Rabb... "

Alunan doa Syafia diseertiga malam yang terdengar sangat menyentuh kalbu. Nampak Syafia sudah pasrahkan semua kepada kehendak sng Khaliq, dia yakin bahwa semua yang terjadi belakangnya adalah sebuah prosesenuju takdir indahNya. Khitbah Ukhti Ana untuk suaminya ustadz Hamid yang sngat tidak di duga Syafia, juga kehadiran Andi kembali ke dalam kehidupannya. Dan mereka berdua sudah berkeluarga?! 

Syafia merasa tak mampu mengambil keputusan, tidak ada teman yang dapat dimintai pendapat. Apakah dia harus bercerit kepada adiknya Syifa?

 "Tidak" Tolak hati Syafia, di tidak ingin adiknya sedih karena tahu kakaknya akan menikah. Apalagi ini belum jelas. Syg ia berjanji akn bercerit kepada Syifa jika semuanya sudah pasti. Syafia bertekad akan menyimpannya semua ini menjadi rahasia hati nya sendiri. 

Ustadz Hamid yang tampan bersahaja, seorang ustadz yang mumpuni dalam ilmu agama, dan semua orang menghormatinya, apa layak Syafia menolaknya?! 

Namun muncul bayangan yang lain, ukhti Ana snag Murobbi yang sudah dianggapnya seperti saudara bahkan pengganti orang tuanya, tempat di mengadukan segala masalah, yang sellau membuatnya kala dia dalam kesusahan. Mampukah dia menyakiti hatinya?! Meskipun ukhti Ana sendiri yang meminta dia untukenjadi matsna bagi suaminya, namun Ana tidak mampuenutupi kesedihannya dengan sempurna di depn Syafia. Syafia tahu, Ana menyampaikan pinngnnya dengan hati yang sedih. Ana tidak mungkin Syafia akan setega itu kepada sang Murobbi yang telah mengajarinya ber hijrah. 

Di sisi lain, muncul wajah Andi sosok lelaki yang dicintainya sejak sepuluh tahun lalu. Yng dengn sekuat saya upaya coba di alupakan dan kuburkan namnya di dasar hatinya, namun tidak mampu. Bersamaan dengan semua ynag terjadi pada Syafia, Andi hadir bersama dengan status ny yng tidak lagi sendiri. Ada wanita lain yng pasti juga sngat mencintainya, yang pasti juga akan sakit saat suaminya dia ketahui mencintai orang lain. Seorang wanita ynag tentunya juga sama dengan ukhti Ana, yang meskipun berusaha untuk ikhlas namun tak kan mampu menyembunyikan skit hatinya. 

"Tidak... Aku tidak ingin menjadi sebab sakit hati wanita lain... Aku tidak akan memilih keduanya" Ujarnya mantab, setelah ber tafakkur sekian malam untuk memutuskan akan menerima atau menolak khitbah dari ukhti Ana. 

Syafia merasa sedikit leg karena akhirnya dia menemukan jawaban, atas pinangan ustadz Hamid untuknya melalui istrinya. 

________

"Ukhti Fia, ditunggu ukhti Ana di gaxeno... " Seorang ustadzah menyampaikan pesan kepada Syafia. 

Nmpak Syafia kaget, meskipun semalaman sudah coba siapkan jawaban dengan sekian point alasan. 

"Iya ukhti... Terimakasih ya " Jawab Syafia. 

Syafia segera nergegas menuju gaxebo yang disebutkan oleh ustadzah temn kantor Syafia. Dari jauh nampak ukhti Ana duduk menatap lekat air mancur di sebelah gaxebo. Ana tidak mendengar langkah kaki Syafia mendekat, seakan dia larut dalam diskusi yang sedang dipuncak tema dalam hatinya. 

"Assalamualaikum ukhti.. " Sapa Syafia mengagetkan Ana. Ana seger bangkit dan menjawab salam Syafia seraya memeluk Syafia sebagai tanda persaudaraan sesama akhwat. 

"Walaikumsalam ukhti... Maaf tidak mendengar ukhti datang" Jawab Ana dengan mencoba dia buat senyum indah dibibirnya,eski Syafiaenangkapnya masih ada gurta kesedihan dalam senyuman Ana. 

"Tidak apa ukhti silahkan.. " 

Selanjutnya mereka berdua duduk berdampingan di sisi gazebo memghafal ke arah air mancur di dinding pagar yng nampak indah. Sesaatereka berdua terdiam. 

" Maaf ukhti, apakah ukhti Syafia sudah punya jawaban atas khitbah yang sy smpaikan kemarin?? Tanya Ana kepada Syafia sekan ingin segera tahu jawaban Syafia. 

Namun Syafia tidak ingin segera menjawabnya. Syafia bahkan bertanya balik kepada Ana. 

"Maaf ukhti... Apakah ukhti benar-benar ikhlas ustadz Hamid menikah lagi ukhti... Mohon ukhti jawab dengan jujur" Desak Syafia. 

" Itu bagian dari ujian kesabaran saya sebagai istri ukhti... Ketika suami ingin menyempurnakan agama ukhti ynag merupakan bagian dari ibadah, apakah saya boleh menolaknya?! Sebagai istri yang taat... Saya harus mendukung setiap uiaya kebaikan yng dilakukan oleh suami" Jawab Ana ynag menampakkan seorang sosok muslimah yang menyandarkan dirinya kepada ajaran Agama, dengan memcobaemgabaikan sakit hati yang pasti dialami oleh setiap wanita pada umumnya ketika suaminy menyatakan inginenikh lagi. 

Namun sepertinya Syafia tidak dapat menerima jawaban Ana. 

"Maaf ukhti Ana, apakah mungkin saya menyempurnakan agama saya dengan menciptakan rasa sakit pada wanita lain?! 

" Tidak ukhti... Saya tidak sakit hati, cuma saya harus lebih sabar dan menata hati... Yang terpenting bagi saya adalah ridho suami... Karena jalan surga bagi istri terletk pada ridho Sumi ukhti... Aku ingin gin ustadz Hamid ridho padaku sebagai istrinya... Maka aku rela jika ustadz Hamid harus menikah lagi dengan ukhti Syafia.. " Nampak Ana masih mencoba meyakinkan Syafia. 

NEXT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar