MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Senin, 03 Mei 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 30

 

Satu lagi fase kehidupan yang sangat berat yang di alami Syafia. Tiba-tiba dia merasakan kehilangan harapan, duri yang menncap hatiny menimbulkan luka yang perih, hingga tak mampu lagi dia sembunyikan. 

Syafia meminta ijin kembali untuk pergi ke Malang beberapa hari mengunjungi makam mama dan papa nya, kali ini dia mengajak adiknya Syifa. 

Di makam kedua orng tuanya kali ini Syagia tidak ingin ungkapkan apapun, kecuali doa dan lantunan ayat Al-Quran Qur'an Surah Yasin, yang dia bacakan bersama Syifa. Syafia berjanji kepada kedua orang tuanya, untuk mendampingi Syifa hingga dapat menyelesaikan studinya. Syagia berjanji tidak akan memikirkan menikah dulu sebelum pendidikan Syifa selesai, syafia tak mempedulikan lagi tentang usia ataupun sindiran sana sini bahwa dia sudah menjadi perawan tua. 

Syafia semakin nampak lebih tegar, tk ada lagi nama Andi dalam bilik hatinya, sudah dia coba hapuskan termasuk semua kenangan tentngnya. Syagiaenyibukkna diriny dengn aktifitas di kesnatrian. Syafia tidk membiarkan sejenk saja lmaunanny berblaik ke masa - masa yang telah berlalu. Syafi hanya ingin menatap ke depan, ke masa depan adik tercintanya Syifa, sama sekali Syafia tak ingin memiliki planing apapun kecuali hanya untuk adiknya. 

Dua tahun sudah berlalu, Syagia berhasil melalui semuanya. Sekarang dia sudah di dapur menjadi kepala kesnatrian di yayasan ar Rahmah Boarding school. Banyak inovasi kegiatan yang telah dapat dia kembngkan, santri semakin banyak jumlahnya dan cukup menguras fikiran dan konsentrasinya. 

___________

"Ustadzah Dia ... dipanggil ustadz Hamid, ditunggu di kantor beliau " Kata ustadzah Vera. 

"Saya ukhti...? Ada apa ya...?! Tanya Syafia balik, karena baru lagi tadi mereka mengadakan rapat. 

" Kurang tau ustadzah, pasti ada hal yang penting" Jawab Vera. 

"Baiklah... Syukron katsir ustadzah Vera " Kata Syafia sambil beranjak pergi menuju ruang kantor. 

Sepanjang langkah kakinya membawa Syafia ke ruang direktur yaitu ruang ustadz Hamid, Syafia terus berusaha menebka ada keperluan apa ustadz Hamid memanggilnya? Pasti ada sesuatu ynag penting, fikir nya. 

Sampailah Syagia di sebuah ruang yng tertata cukup rapi, bercat warna putih bersih, dengan beberapa hiasan kaligrafi di dinding belakang dan samping kanan. Tung yng sejuk dan harum ini mencerminkan kepribadian sang penghuni tentunya. Ustadz Hamid memang terkenal dikalangan keluarga besar Arthropoda Rahmah Boarding School sebagi seorang yang disiplin, tpi dan sangat peduli demgna kebersihan dan keindahan. 

Tidak seperti ruang direktur yang pada umumnya tertutup rapat, ruang ustadz Hamid justru dibatasi oleh dinsing-dinsing kaca ynag terbuka. Penataan ruang yang dibuat transparan, dan menjaga dari fitnah karena khalwat antara ustadz dengn staf atau ustadzah di yayasan tersebut. 

"Assalamu'alaikum ustadz... " Syagia mengetuk pintu ruang ustadz Hamid. 

Syafia nampak melihat ada sesosok laki-- laki yng lebih dahulu sudha ada dihadapan ustadz Hamid. 

"Siapa dia... Kenapa ustadz Hamid memnggilku? Tanya Syafia dalam hati. 

Sesosok lelki yang duduk membelakangi Syafia nampak tidak bergeming. 

" Silahkan duduk ustadzah... " Ustadz Hamid menyilahlan Syafia mengambil duduk di depan meja ustadz Hamid. 

"Maaf... Sayaemanggil ustadzah, karena ustadzah ada yang mencari.... " Lanjut ustadz Hamid. 

"Mohon maaf ustadz... Siapa yang mencari saya? Tanya Syafia penasaran. 

" Maaf ustadzah... Ustadzah Fia mengenal pak Andi ini. " Kata ustadz Hamid sambil mengarahkan tangannya ke sesosok pria yang sedang duduk di sisi sebalah kiri meja ustadz Hamid. 

Seketika jantung Syafia seakan berhenti, bukannya dia bang Andi? Ada apa bang Andi ingin menemuiku? 

"Iya ustadz... " Syafia segera dapat mengenali Andi dan tidak membiarkan ustadz Hamid penasaran. 

"Maaf ustadzah, pak Andi sudah bercerita banyak tentang dirinya, juga tentang hubungannya dengan ustadzah... " Jelas ustadz Hamid. Sesaat kemudian mengambil nafas panjang dan melanjutkan bicaranya. 

" Beliau sekarang sudah tidak terikat lagi dengan perkawinan karena istrinya meminta untuk berceri dan sudah diceritakan..... Pak Andi ingin berhijrah dan resind dri pekerjaannya di suatu Bank konvensional di daerahnya, dan istrinya tidak kuat menghadapi ujian itu, sehingga istri nya meminta cerai" Sesaat ustadz Hamid terdiam dan memandang pada Andi ynag tertunduk. Andi yang nmpak telah sedikit berubah lebih kurus dan agak kusut. 

"Pak Andi telah meninggalkan seluruh kehidupan beserta asetnya bersama keluarganya, dia telah membuka sebuah usah akecil dan akn memulai hidup baru yang lebih baik yang sesuai dengan syaratnya... " Nampak situasi hening, ustadz Hamid nampak sedikit ingin memainkan perasaan Andi dn Syafia. 

Syafia hanya dapat tertunduk tka berdaya, di bingung harus bagaimana, sama sekali di tka mampu berfikir apa-apa. 

"Pk Andi ke sini ingin menjemput ustadzah Syafia .... Bukankah dulu kalin ernha saling mencintai? Pak Andi yakin akan bisa memulai hidup baru dengan ustadzah Syagia dan adik ustadzah Syifa.. ' Syafia tetap terdiam tidak tua harus berkata apa, semua terjadi begitu sangt cepat. 

" Bagaimana ustadzah...?! Syafia semakin bingung. Apalagi dia juga tidak mendengar suara Andi sepatah katapun. 

Andi nampake dongak melihat Syagia, tatapan matanya seakan ingin menguatkan dan meminta kepastian dari Syafia. 

"Iya ukhti . .. Yang disampaikan ustadz Hamid benar"

"Maukah ukhti Syafia mendampingi sayaenjlani hidup baru saya setelah berhijrah...?! Andi kahirnyengatakn sendiri niatnya meminnag Syafia menjadi istri nya. 

NEXT





Tidak ada komentar:

Posting Komentar