MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Rabu, 12 Agustus 2020

Cerber : RAHASIA BILIK HATI Part 12

RAHASIA BILIK HATI 

Part  12


Syafia tidak lagi dapat konsentrasi mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Waktunya banyak dia hasbiskan hanya untuk melamun dan melamun. Lamunannya mengembara jauh menelusuri lorong waktu ketika kedua orang tuanya masih ada. Saat - saat penuh dengan kebahagiaan dan tercukupi semua kebutuhan. Dalam hal materi Syafia dan adiknya sangat berkecukupan, tidak sekalipun Syafia dan adiknya menginginkan sesuatu barang yang dituruti orang tuanya. Saat - saat indah yang kini telah hilang berganti dengan kesedihan yang tak berujung.

Lamunan Syafia juga telah membawanya jauh ke memory yang coba dia kuburkan lama. Sosok Andy tiba-tiba muncul begitu jelas dan nampak sangat jelas. Ada sakit yang tiba-tiba mengiris hatinya. Sayatan sembilu yang sangat perih dikarenakan rindu yang semestinya sudah menggunung yang coba dia sembunyikan. Syafia rindu pada sosok Andy yang selalu ada saat dia sedih, mensuport dan menghibur dikala susah. Dan kini entah Andy telah berafa fi mana?

Sejenak Syafia tidak peduli apa kerinduannya pada Sndy adalah sebuah dosa? Yang pasti kerinduannya pada mantan kekasihnya telah merampas akal sehatnya. Syafia sangat berharap Andy datang mencarinya.

Namun harapan Syafia nampaknya sia-sia, Syafia mencoba mencari nomor hp Andy di kontak handphonnya ternyata sudah dia hapuskan lama.  Syafia juga sudah lama tidak aktif di medsos, dan mungkin juga telah menghapus pertemnan dengan Andy di medsosnya juga. Andaipun, di dapat menghubungi Andy pun rasanya Syafia tidak akan mampu menghubunginya. Karena Syafia yang telah sengaja memutuskan hubungan komunikasi dengan Andy. Dan apakah Andy masih mau berteman dengannya? Bukannya dia sudah melukai hati Andy sebelumnya ?!

Syafia dalam hatinya meronta, dia ingin hanya dengan Andy saja dia menikah. Meskipun dia telah memutuskan hubungannya dengan Andy, bukannya dia telah mampu menghapus bayang-bayang kenangan Andy dari sudut hatinya. Nama Andy masih tersemat rapi di dasar hatinya, yang selalu ada  dalam setiap doanya. Meskipun Syafia tidak menyebut nama Andy dalam doanya memohon jodoh terbaik suatu saat nanti. Tetapi hati nuraninya selalu menyuarakan Andy lah yang diharapkan menjadi jawaban dari doa-doanya.

Namun kini, Syafia merasa telah kehilangan harapan. Harapan akan sosok Andy yang akan datang melamarnya, menemaninya dalam sedihnya, menghiburnya dalam dukanya. Sepertinya sosok Andy harus mulai dikuburkan dalam-dalam, meski luka kerinduan itu telah meremas-remas jiwanya hingga menjadi remah. Syafia sungguh merasa tidak berdaya. 

_________

"Syifa ... Kakak akan menyampaikan sesuatu pada Syifa, tolong Syifa jangan sedih dan kakakberharap Syifa jujur jika Syifa tidak berkenan terhadp apa yang akan kakak sampaikan, katakan saja ... Kakak akan selalu memilihmu dari apapun di dunia ini" kata Syafia pada suatu sore di sebuah kafe tidak jauh dari  rumah om Andry di Surabaya.  Syafia memutuskan akan menerima lamaran ikhwan teman suami ukhti ana jika sekiranya Syifa adiknya dan pamannya tidak keberatan. 

Syafia hanya berharap ikhwan yang ingin ta'aruf dengannya benar-benar jodoh terbaik yang disiapkan Allah untuknya. Ana sang murabbi telah menyampaikan perihal Syafia secara detail terkait dengan semua permasalahan yang dihdapinya, dan sang ikhwan ternyata tidak bergeming ingin tetap melamarnya.

Meskipun sama sekali Syafia belum mengenal ikhwan tersebut, tetapi yang terpenting bagi Syafia adalah adiknya. Jika Syifa adiknya tidak keberatan dia akan menikah, maka dia akan terus melangkah ke jenjang pernikahan dengan ikhwan teman murabbinya itu.

" ada apa kak ... Apa yang ingin kak Syafia sampaikan ...?! Jawa Syifa sedikit bingung tidak bisa menangkap apa yang ingin disampaikan Syafia kakaknya.

" Janji ya ... Syifa jangan sedih  ... Kalau Syifa tidak berkenan maka tidak akan kakak lanjutkan ... " Syafia masih ingin menguatkan adiknya, sebelum dia ceritakan perihal lamaran seorang ikhwan kepadanya.

" Iya kakak ... Siap ?! Jawab Syifa dengan mimik melucu dan posisi tegap menghormat.

Sejenak mereka tertawa bersama, mencairkan suasana yang sejak tadi tegang dan kaku.

" Ayolah kak ... Kakak mau sampaikan apa sih .." kata Syifa semakin penasaran. Sementara Syafia nampak masih enggan menceritakan perihal lamaran ikhwan teman sang murabbi kepada adiknya.

" Syifa ... Andai kakak menikah apakah Syifa sedih ... ?! Syafia mencoba mengawali ceritanya dengan menjajagi perasaan adiknya jika benar dia akan menikah.

Sejenak nampak Syifa kaget, Syifa tidak menyangka kakaknya akan menyampaikan perihal ini, Syifa tidak menyangka  secepat itu kakaknya ingin  menikah sebelum lama kedua orang tuanya tiada. Syifa tak mampu berkata-kata, hanya airmatanya yang tiba-tiba meleleh yang coba dia sembunyikan dengan menelungkupkan wajahnya di meja bundar kecil di depannya. 

Syafia tak mampu lagi berkata, dia tahu adiknya sangat terluka dengan apa yang dismpaikannya tadi.

" Syifa jangan menangis ... Syifa jangan sedih ... Sebenarnya kakak juga tidak menghendaki ini ... Kalau Syifa keberatan, kakak tidak akan lakukan ... Kita akan habiskan waktu bersama-sama ... Kakak tidak akan menikah ... Syifa jangan sedih ya ... " Syafia merasa sangat bersalah telah membuat adiknya sedih. Syafia menyadari pasti ini tidak mudah bagi adiknya yang saat ini hanya memiliki dirinya.

" Kalau kaka menikah aku sama siapa ..." Syifa menyampaikan perasaanya pada Syafia di tengah tangisnya.

" Tidak adikku ... Kakak berjanji tidak akan meninggalkan Syifa sendiri ... Kakak pastikan kakak tidak akan menikah ... Kita akan hidup bersama ... Nanti kalau ada uang kakak akan mengontrak rumah dan kita tinggal bersama ..." jawab Syafia ikut menangis juga. Dia peluk adiknya, dia coba tenangkan adiknya. Dan kini Syafia semakin yakin dia tidak akan menerima keinginan taaruf dari ikhwan teman suami Ana. 

_____

Hari-hati selanjitnya Syafia lebih tenang dan lebih  konsentrasi lagi menyelesaikan tugas akhirnya. Syafia sudah sampaikan kepada Ana sang murabbi bahwa dia tak hendak menikah sekarang. Syafia ingin konsentrasi menyelesaikan kuliahnya, dan menemani adiknya menyongsong masa depannya. Syafia telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk memberikan seluruh waktu dan kasih sayang kepada adiknya. Syafia tidak ingin adiknya sedih setelah kepergian mama dan  papa mereka. Syafia ingin menjadi pengganti mama dan papa bagi adiknya Syifa.

........

 Next 

#SHSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar