MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Jumat, 07 Agustus 2020

RAHASIA BILIK HATI Part 6

 RAHASIA BILIK HATI

Part : 6

" Ukhti Aida ... Kok bisa sih itu ada banyak laki-laki ngobrol  di luar rumah kita" tanya Syafia merasa aneh dihari pertama kepindahannya, dia mendapati ada pemuda yang duduk santai di pojok rumah kontrakan mereka.

" iya ... Critanya agak panjang ukhti ... sebenarnya mereka itu orang-orang yang kost di sebelah rumah kita ..." kawab Aida.

" haaa ... " Syafia terngangah 

" Berarti rumah kita ini satu komplek dengan kos mereka ... ? Syafia belum bisa memahami kejadian  akhwat aktivis da'wah Islam mengontrak rumah yang dikelilingi oleh kamar-kamar kontrakan pria.

" ceritanya panjang ukhti ... dan lucu" kata Aida sambil tersenyum.

"Maaf ukhti ... saya lupa menceritakan kemarin" lanjut Aida.

Selanjutnya Aida mulai menceritakan ikhwal  kejadian unik itu terjadi. Kejadian berawal ketika mereka Aida, Sulis dan Ika bersama mencari rumah kontrakan. Ketika melihat rumah bagus dikontrakkan, mereka tidak berfikir panjang. Mereka langsung menghubungi pemilik rumah yang nomornya tertera dalam iklan dan beberapa jam selanjutnya mereka sudah janjian dengan si pemilik rumah untuk melihat kondisi rumah. Saat itu rumah kosong, ada beberapa kamar di dalam rumah dan beberapa kamar kos yang kosong dan sebagian tertutup rapat di sisi kanan rumah.

 Melihat dapur mungil yang rapi dan dua ruang kamar mandi yang juga rapi membuat Aida dan kawan-kawan semakin yakin untuk mengontrak rumah tersebut. 

Karena sudah merasa cocok maka mereka malakukan transaksi dan penyerahan pembayaran dan menerima kunci. Besuknya mereka Aida, Sulis, dan Ika sudah boyong menempati rumah kontrakan baru, meski penghuninya masih kurang yaiti Syafira yang masih membujuk orang tuanya dan Fika yang masih menghabiskan masa kontrakan di rumah lama.

Sehari dua hari tidak ada masalah dengan rumah baru mereka, karena mereka menghabiskan hampir  waktu seharian di kampus.  Masalah baru muncul pada hari libir, hari minggu pertama di rumah kontrak mereka, tiba-tiba ada beberapa cowok berkumpul dan berguarau  di depan dapur.

" Ukhti Aida ... kok bisa ada cowok di depan dapur kita ? Kata Sulis berbisik pada Aida.

"Iya kok bisa ... gimana ini kita terjebak disini .." jawab Aida juga kebingungan.

" Apa mereka keluarga pemilik rumah ? Tapi kok bisa-bisanya masuk sini begitu saja .. Apa dia ndak faham ini tempatnya cewek " Gerutu Aida masih tidak terima beberapa cowok itu malah duduk santai di depan dapur yang lokasinya terpisah di belakang rumah utama kontrakan mereka.

" sampai kapan kita di dalam sini ukhti ... Ini makanan juga sudah mau dingin" kata Sulis sudah mulai tidak betah lama-lama di dalam dapur yang sempit.

" ya sudah kalau gitu kita ke rumah ... Tapi langsung kita bawa semua masakan kita" kata Aida.

Mereka segera memindah makanan dari panci ke beberapa wadah, dan membersihkan dapur mungil yang cantik itu. Setelah dirasa cukup, segera mereka bersiap untuk keluar dapur dan masuk rumah induk.

Saat tahu pintu dapur dibuka oleh Aida dan Sulis yang mau keluar , secara serentak beberapa cowok itu menoleh dan agak kaget juga mereka.

" Oh ... Mbak-mbak ini yang menpati rumah ini sekarang" kata salah satu dari cowok-cowok itu.

"Kenalan mbak ... kita tetanggaan loh " celetuk yang lain setengah berteriak karena Sulis dan Aida menuju rumah setengah berlari.

" Allahu Akbar ..." ucap Aida setelah menutup pintu belakang sembari mengelus dada.

" ternyata kamar-kamar kos sebelah itu kamar kos laki-laki ... Astaghfirullah" lanjutnya.

" Terus bagaimana ukhti ... Padahal kamar mandinya jadi satu di belakang ... Walau dua kamar mandi kan letaknya berdempetan ... Apa yang kita lakukan ukhti ? Kata Sulis ikut resah juga.

" Kita tinggu ukhti Ika, biar nanti ukhti Ika yang telepon ibu yang punya rumah ... kalo boleh kita batalkan saja kontrak disini dan kita minta kembali uang kita " lanjut Aida.

Malam harinya, ketika mereka bertiga sudah berkumpul, mereka membahas tentang kelanjutan rumah kontrak mereka. Sesuai kesepakatan, maka Ika yang paling tua diantara mereka segera menelepon ibu yang punya rumah dan menyampaikan niat mereka untuk membatalkan kontrak rumah mereka.

Pembicaraan Ika dengan pemilik rumah  nampak alot, dengan berbagai alasan Ika memcoba menyampaikan tentang kondisi keberadaan kos laki-laki disamping rumah mereka, mengganggu kenyamanan mereka.Tetapi sepertinya bu pemilik rumah tidak peduli dan tetap menyalahkan mereka  karena tidak menanyakan terlebih dahulu waktu itu,  dan kekeh tidak mau mengembalikan uang kontrakan mereka. 

__________

Sedikit menggelikan ketika sekumpulan akhwat yang luar biasa proteksinya terhadap kaum adam, tiba-tiba harus hidup bersama berbagi kamar mandi, berbagi jemuran, berbagi halaman dan dapur dengan sekelompok hamba Allah yang beridentitas laki-laki ini, yang sama sekali tidak mereka kenal dan tidak juga memiliki sebutan ikhwan yang mungkin faham bagaimana cara berkomunikasi dan bergaul dengan dengan mereka.

Hampir setiap hari selalu saja ada masalah, terpaksa telat kuliah karena saat pagi kamar mandi dikuasai tetangga mereka yang para cowok itu. Ada yang terpaksa membiarkan jemuran mereka basah kuyub kembali oleh hujan, karena tangga ke lantai atas jemuran teramat sangat sempit dan sudah terlanjur tetangga cowok mereka mendahului .Tentu sebuah cobaan berat bagi para akhwat   yang tidak sengaja telah mereka  buat sendiri. Ibarat sekpulan kucing cantik berkandang di dalam rumah sekumpulan anjing meskipun anjing tidak selalu galak.

Akhirnya tanpa mengadakan tatap muka untuk mengadakan  perundingan, para akhwat berinisiatif membuat kesepakatan tertulis tentang penggunaan kamar mandi dan dapur. 

Maklumat yang mereka buat mengatur tentang jam penggunaan kamar mandi dan dapur. Bebera maklumat yang hanya dituliskan dg spidol dikertas dan ditempel di dinding depan kamar mandi mengatur waktu dan jadwal penggunaan dapur dan kamar mandi  ternyata tidak menyelesaikan masalah mereka.

" Aduh gimana ini ... mereka malah jagongan di depan kamar mandi ... padahal perutku sakit sekali ini   " Rintih Sulis sambil meremas perutnya.

" Tadi bukannya ukhti sudah kebelakang  .." sahut Syafia prihatin.

" Terua gimana ukhti  ... Ndak bisa nahankah ... atau aku coba bilang mereka suruh cepet " tukas Aida. Aida memang salah satu Akhwat yang paling cuek,  berbeda sekali dengan akhwat-akhwat yang lain.

" ja .. Jangan" kata Sulis dan Syafia hampir bersamaan. Sementara Aida tidak menghiraukan larangan temannya, dia langsung ja berteriak dari dalam rumah.

" Wahai mas - mas ... Tolong dipercepat mandinya ... Ada teman sakit perut ini " kata Aida sambil berteriak.

" Aduh ukhti Aida ... Malu dong! Kata Sulis sambil menyeringai menahan sakit lerutnya.

" Oke Mbak ... Siap " terdengar sahutan cowok dari  belakang rumah.

" Loh kan ... ternyata mereka cowok-cowok yang baik " kata Aida sambil tersengum puas.

Dan selang 30 menit kemudian terdengar suara  cowok lain dari belakang rumah.

" Sudah mbak ... silahkan "  cara komunikasi dengan tetangga yang cukup aneh.

______________

Malam minggu bagi mahasiswa - mahasiswi umumnya adalah malam untuk apel pacar, bermain game, ngemall atau berbagai macam kegiatan menghibur lainnya, sebagai bentuk refress pikiran mereka setelah seminggu berkutat dengan jadwal kuliah yang padat dan setumpuk diktat yang membuat pusing kepala.

Tetapi berbeda dengan kegiatan akhwat yang telah mengikuti tarbiyah ini. Malam minggu adalah kesempatan untuk menambah ilmu, halaqah atau murajaah menambah hafalan Al Qur'an dan hadits. Seperti juga malam ini, Syafia dan kawan-kawannya sudah bersiap akan mengadakan kegiatan muraja'ah. Karena mereka sudah tinggal dalam satu rumah maka kegiatan dapat dilaksanakan kapan saja mereka siap. Dalam kegiatan murajaah ini, Syafia yang alumni pondok pesantren terkenal  memdapat mandat memimpin.

Aida adalah akhwat diantara mereka yang bacaan Al Qurannya masih lemah. Meskipun dia lebih dulubikut kegiatan halaqah, tetapi karena basic belajarnya mulai dari TK sampai SMA di sekolah umum Negeri, cara membaca Al Qurannya belum selancar akhwat yang laineski dia sudah sangat tekun belajar.

Belum selesai kegiatan murajaah mereka , terdengar suara nyanyian para tetangga dengan iringan gitar. Tapi kedengarannya ramai sekali, mungkin teman-teman mereka ikut berkumpul disana . 

Syafia agak terganggu kosentrasinya mendengar sebuah lagu dinyanyikan. Hatinya tiba-tiba bergetar, ada rasa sakit yang tiba- tiba  muncul dari dasar hatinya

" ... Bunga terakhir ..." lagu dan suara itu benar-benar telah mengusik hati Syafira setelah lebih dari setahun terlupakan karena aktivitas kuliah dan dakwahnya yang sangat padat. Suara itu kembali terdengar, suara yang persis dengan suara yang pernah sangat dikenalnya beberapa tahun lalu. Apakah pemilik suara itu sama dengan pemilik suara yang sangta dikenalnya dan sering dirindukannya kala itu?


Next ...

#SHSB



"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar