ALLAH SUDAH MENETAPKAN JODOHKU
Semua orang Islam tentu tidak asing dengan pandangan bahwa pasangan hidup –baik suami mupun
isteri– setiap manusia sudah ditetapkan oleh Allah swt, pandangan tersebut disandarkan kepada
dalil-dalil berikut :
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [الروم/21]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ [النحل/72]
“Allah menjadikan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian dan menjadikan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)
Dan itulah yang terjadi, sebelum kami menikah aku dan suamiku sama- sekali tidak pernah saling bertemu apalagi saling mengenal, meskipun sebenarnya dia masih ada hubungan saudara dengan keluarga kami. Ayah suamiku sepupu dari ayahku semestinya hubungan persaudaraan ini tidaklah jauh. Suamiku juga bercerita setiap lebaran dia selalu datang ke rumahku tapi tidak pernah melihatku demikianpun denganku. Rumah kamipun tidak terlalu jauh orang tua kami sering saling berkunjung, tapi anehnya kami justru tidak saling mengenal. Mungkin hal itu terjadi karena sejak SMA kami sudah bersekolah di luar daerah kami. Saya melanjutkan study di Surabaya dan suami di kota yang lain juga, demikian pula saat kami kuliah saya memilih kulaih di Malang dan suami di Semarang. Jarak yang cukup jauh untuk saling kenal. Semasa sekolah tidak sedikit juga teman-teman yang mendekati kami, menyediakan diri untuk menjadi “teman dekat” kami, tapi tidak satupun yang menarik hatiku sehingga membuat aku berfikir untuk menjalin hubungan serius dengan salah satu teman yang mendekatiku, ternyata pun demikian dengan suamiku, berbekal wajah yang tampan ( menurutku sih !?) dan sebagai aktifis senat pada masa itu dia cukup popular tetapi tidak satupun mahasiswi yang mampu meluluhkan hatinya untuk mendapat pernyataan cintanya, meskipun pada saat itu dia bisa memilih yang tercantik atau yang terpandai, tapi hatinya belum terbuka saat itu. Sampai kami sama-sama lulus, kami masing-masing masih sendiri.
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [الروم/21]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ [النحل/72]
“Allah menjadikan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian dan menjadikan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)
Dan itulah yang terjadi, sebelum kami menikah aku dan suamiku sama- sekali tidak pernah saling bertemu apalagi saling mengenal, meskipun sebenarnya dia masih ada hubungan saudara dengan keluarga kami. Ayah suamiku sepupu dari ayahku semestinya hubungan persaudaraan ini tidaklah jauh. Suamiku juga bercerita setiap lebaran dia selalu datang ke rumahku tapi tidak pernah melihatku demikianpun denganku. Rumah kamipun tidak terlalu jauh orang tua kami sering saling berkunjung, tapi anehnya kami justru tidak saling mengenal. Mungkin hal itu terjadi karena sejak SMA kami sudah bersekolah di luar daerah kami. Saya melanjutkan study di Surabaya dan suami di kota yang lain juga, demikian pula saat kami kuliah saya memilih kulaih di Malang dan suami di Semarang. Jarak yang cukup jauh untuk saling kenal. Semasa sekolah tidak sedikit juga teman-teman yang mendekati kami, menyediakan diri untuk menjadi “teman dekat” kami, tapi tidak satupun yang menarik hatiku sehingga membuat aku berfikir untuk menjalin hubungan serius dengan salah satu teman yang mendekatiku, ternyata pun demikian dengan suamiku, berbekal wajah yang tampan ( menurutku sih !?) dan sebagai aktifis senat pada masa itu dia cukup popular tetapi tidak satupun mahasiswi yang mampu meluluhkan hatinya untuk mendapat pernyataan cintanya, meskipun pada saat itu dia bisa memilih yang tercantik atau yang terpandai, tapi hatinya belum terbuka saat itu. Sampai kami sama-sama lulus, kami masing-masing masih sendiri.
Suamiku lulus setahun lebih awal
dariku, setelah lulus dia bekerja di yayasan orang tuaku, saat itu aku semester
akhir tinggal menunggu yudisum, sehingga aku banyak waktu untuk pulang kerumah diselah kekosongan kuliahku. Saat itulah
aku mulai mengenalnya, kami benar-benar
cocok, kami sering berdiskusi banyak hal, kami bisa bercanda tentang apapun,
dan saat itulah aku merasa aku mulai merasakan sehati, dan ternyata perasaan kami sama kami saling merasa cocok. Dan orang
tua kami segera tahu dan segeralah kami menikah tidak lebih dari empat bulan
setelah dia menyatakan niatnya untuk menikah denganku. Subhanallah Allah telah
memilihkan jodoh terbaik untukku. Semasa kuliah pada saat semua teman kuliahku jalan bersama
pasangannya masing-masing pada saat itu, aku hanya berfikir apakah nanti aku
akan menemukan jodohku ? Kenapa aku tidak merasa tertarik pada teman-teman yang
mencoba mendekatiku ? hanya ada satu keyakinan pada saat itu bahwa Allah telah
menetapkan jodohku pasti Dia akan mempertemukanku dengan jodohku pada suatu
saat nanti, dan pasti dia adalah yang terbaik menurutNya karena aku selalu
minta jodoh yang terbaik untukku didunia dan akherat, yang dapat membimbing dan
menjadi imamku. Dan semuanya terbukti …. Subhanallah …… Suamiku adalah Imamku, Sahabatku dan Kekasihku terbaik .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar