MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Minggu, 03 April 2016

MADRASAH KEHIDUPAN - 7

( Bagian 7 )

HARAPANKU TIDAK AKAN PERNAH PUPUS



Firman Allah:

"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman." Q.S. Al-Maidah (5): 23)

"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu di beberapa banyak tempat dan pada peperangan Hunain, tatkala kamu sombong dengan banyaknya kamu, tetapi tidak berfaedah bagi kamu sedikitpun, dan (jadi) sempit bagi kamu bumi yang luas itu, kemudian kamu berpaling sambil mundur." (Q.S. At-Taubah (9): 25)

Jangan berharap kepada manusia karena mereka akan mengecewakanmu. Tetapi berharaplah hanya kepada Allah karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu.

“dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Alam Nasyrah (94): 8)

“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: 'Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,’ (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” (Q.S. At-Taubah (9): 9)

Setelah satu bulan dalam perawatan dan pantauan dokter, tidak banyak yang berubah dari keadaan putri manisku. Setiap hari dia masih merasakan hari-hari berat menahan kesakitan, berak darah, muntah, ditambah dengan keluar benjolan-benjolan bernanah di sekujur tubuh dan kepalanya membuat semakin tidak tahan kami membayangkan betapa menderitanya putriku. Apalagi dokter sudah menyatakan kepada kami bahwa secara medis dokter sudah angkat tangan untuk bisa menyembuhkan putri kami, sehingga yang mereka lakukan hanyalah sedikit menolong meringankan beban penderitaan putri kami.
Apa yang harus kami lakukan ? setiap saat kalimat itu yang terus kami pikirkan. Apakah kami harus menyerah ?  
      " Tidak " itu yang selalu aku katakan menjawab pertanyaan dalam hatiku sendiri, sementara hati nuraniku sebagai seorang ibu  selalu mengatakan " putriku pasti dapat disembuhkan " itu keyakinan yang selalu aku sampaikan pada suami dan orang-orang disekitarku yang mencoba memupuskan harapanku. 
Melihat keadaan putri kami yang tidak juga membaik, aku mengusulkan pada suami untuk membawanya ke RSUD Dr. Sutomo surabaya. Meskipun selama perawatan donter yang merawat putri kami tidak pernah menyarankan ini, tapi aku akan mencoba melakukan ini sebagai bentuk ikhtiar dan bukti bahwa aku tidak menyerah, toh selama satu bulan perawatan dokter juga belum memberikan penjelasan tentang sakit putri kami, kecuali penjelasan keadaan lever putri kami yang tidak baik ? toh mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa ?
Akhirnya, ketika kebetulan datang rombongan saudara kami dari surabaya yang datang menghadiri acara mantu saudara kami di kampung, saya memohon untuk ikut serta mereka pada saat mereka nanti balik ke Surabaya. Meskipun dalam keadaan mobil penuh sesak, kami bertekat membawa putri kami ke Rumah sakit Karang menjangan sebutan lain untuk RSUD Dr. Sutomo, dengan menginap sementara di rumah bulek di daerah rungkut.
Keesokan harinya dengan diantar bulek, dengan naik bemo kami membawa putri kami yang semakin lemah ke rumah sakit. Karena kondisi putri kami yang semakin lemah, kami diarahkan petugas langsung masuk UGD. Dan benar saja, dalam proses pemeriksaan  di UGD, putri kami BAB dengan kotoran bercampur darah dan muntah. Dokter segera menyarankan kami untuk mengurus  menginap di rumah sakit.
Hari-hari di rumah sakit Dr. Sutomo ini merupakan hari-hari yang sangat berat bagi kami bertiga. Pemeriksaan demi pemeriksaan dilalui oleh putri kecilku yang semaikn hari semakin lemah, kurus, dan membiru. Setiap hari dia harus puasa 5 sampai 10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. pemeriksaan yang paling berat adalah pemeriksaan cairan empedu yang dilakukan dengan sebelumnya putri kami harus puasa 10 jam  mulai jam 10 malam hingga direncanakan jam 8 akan dilakukan tindakan. Dalam tindakan tersebut selang dengan panjang sekitar 5 meter ( menurut yang kami dengar ) dimasukkan ke dalam lambung putri kami hingga mencapai saluran empedunya. Dalam prosesnya tangis melengking kesakitan putri kami terdengar sangat jelas, tidak ada yang dapat kami lakukan kecuali menangis. Aku dan suami hanya bisa menangis menahan penderitaan putri kami. Proses tindakan terasa sangat lama bagi kami hingga 30 menit putri kami baru bisa kami gendong kembali, dengan selang menjulang dari lunang hidungnya. 
   " Oh anakku, andai ibu bisa menggantikan penderitaanmu ..." tangisku pilu .
Anakku terus menangis dalam gendongan kami, dan keadaannya ini harus ditanggungnya hinngga beberapa hari ke depan. Menurut penjelasan dokter tindakan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis apakah saluran empedu putri kami benar-benar sedang tersumbat ? kami hanya mampu bermohon kepada sang kuasa agar penderitaan putri kami segera berakhir denngan kesembuhan.
Tepat setelah dua hari putri kami harus menangung penderitaan dengan selang panjang di perutnya, serta kantong plastik tersemat di ujung selang di hitungnya, akhirnya dokter menyatakan pemeriksaan diakhiri dan selang di perut putri kami harus diambil. Kami bersyukur penderitaan ini segera akan diakhiri, meskipun kami juga was-was tentang penyakit apa yang senag ditanggung oleh putri kecil kami yang tapa dosa ini ?
Setelah proses pengambilan selang putri kami,dokter memanggil kami untuk memberikan penjelasan hasil pemeriksaan pada kami. Dokter menyatakan putri kami menderita "Atresia bilier". dan dokter menjelaskan panjang lebar pada kami bahwa Atresia bilier adalah suatu keaadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Padahal fungsi dari system empeduadalah membuang limbah metabolic dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus. Yang menyebabkan keadaan putri kami nampak kuning, perutnya buncit, dan keadaan kulitnya seperti alergi ditumbuhi bisul dan gatal-gatal sebagai bentuk gagalnya sistem dalam tubuhnya.  Hal ini juga  bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, jika tidak diobati bisa berakibat fatal. namun, hal baik yang disampaikan dokter adalah, untungnya keadaan putri kami segera diketahui sebelum terjadi serosis atau kerusakan hati. kejadian seperti putri kami yang belakangan terjadi adalah seperti penderitaan yang dialami "Bilqis" yang ramai dibicarakan dimedia  yang pada akhirnya meninggal.
Saat itu dokter menyampaikan bahwa solusi untuk dapat menyembuhkan putri kami adalah dengan jalan operasi, namun saat itu operasi belum dapat dilakukan di Indonesia, harus dillakukan di luar negeri dan biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Atau berharap kepada mukjizat yang akan diberikan oleh Yang Kuasa akan berkembanngnya saluran empedu putri kami bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, karena toh dia saat itu masih berusia 3 bulan. Ahh ...jawaban macam apa ini ?
Aku seperti tersambar petir, suamiku langsung lulai, artinya sama saja secara medis putri kami tidak dapat di sembuhkan selain dengan jalan operasi yang sangat mahal itu ?
Pada saat itu satu yang kami sangat bersyukur, kami masih memiliki Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Penyembuh Allah SWT. Kami tidak akan pernah putus harapan, persetan dengan dugaan-dugaan fana manusia. Dan benar saja, setelaj 17 hari kami menghabiskan hari-hari yang berat di rumah sakit, kami disarankan untuk merawat putri kami di rumah. Dokter akan terus memantau perkembangan putri kami dan membantu penderitaan putri kami dengan beberapa jenis obat dan enzim membantu pencernaan putri kami, dengan kami harus adatang 1 bulan sekali ke rumah sakit  untuk kontrol.
   " Ya Allah ... sekali lagi engkau menguji kami .... tapi Engkau tidak akan pernah  mendapatkan kami berputus asa , harapan kami kepadaMu akan kesembuhan putri kami tidak akan pernah pupus ... hanya Engkau lah satu-satunya tempat kami berharap, bermohon dan berlindung .... Engkau Maha Kuasa, tidak ada satupun yang dapat menghalangi KuasaMu jika engkau menghendaki .... termasuk jika engkau menghendaki untuk kesembuhan putri kami .... maka sembuhkanlah putri kami  Ya Rabb ...".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar