MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Selasa, 04 Mei 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 34

 RAHASIA HATI SYAFIA

Oleh : Ummu Syafira

Part : 30


Episode sebelumnya : https://www.facebook.com/groups/267807804421428/permalink/487263632475843/


Pagi ini ada beberapa tetangga Syafia datang, ingin menanyakan keriuhan semalam yang bersumber dari rumah mereka Syafia dan Andi. Semalam para tetangga tidak berani datang karena nampak ada beberapa mobil polisi dan beberapa orng berpakaian hitam-hitam dan mengenakan masker penutup wajah. Mereka hanya berani menduga dalam ketakutan, apakah mereka polisi?! Mengapa mereka mendatangi keluarga muda ini, yang mereka kenal sebagai tetangga yang  baik dan taat beribadah ? Para tetangga  hanya berani mengamati rumah Syafia dan Andi dari jauh, merek tidak memiliki keberanian untuk mengetuk pintu apalagi menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi? 

Setelah densus 88 menggeladah rumah Syafia dan membawa  suaminya serta sebagian barang-barang mereka, mereka kini mungkin telah dicap sebagai teroris oleh para tetangga, untungnya masih ada diantara para tetangganya yang tidak ketKutan dan masih bersedia datang bertanya kabar. 


Apa salah kami?! Tanya Syafia yang tak sedikitpun dihiraukan oleh sepasukan hitam yang menggeledah rumahnya dengan membabi buta semalam. Tak disisakan sedikitpun bagian rumah tanpa mereka sisir. Bahkan beberapa botol cairan pel pembersih lantai dan pembersih keramik kamar mandi pun ikut mereka sita. 


Syafia  tidak perlu merasa malu karena suami nya Andi ditangkap densus 88, saat hendak salat ke masjid, karena berdasar cerita tetangga ternyata  Andi dicegat di jalan depan masjid saat hendak pergi salat ke masjid di kompleks rumah mereka, bahkan dia tidak diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah sholat isya' kalau itu. Sama sekali Syafia tidak merasa malu sedikitpun, karena suaminya ditangkap saat akan menjalankan ibadah, dia sedang berjalan di jalanNya Allah SWT. 


Syafia akan malu dan sangat bersedih dan menyesal dunia akhirat jika Andi suaminya  tertangkap sedang bermaksiat, atau suaminya tertangkap karena korupsi, atau sedang di tempat prostitusi, naudzubillah. 


Siang ini ada seorang petugas humas polda yang datang berkunjung ke rumah mereka. Mereka hanya meminta Syafia bersabar karena mereka juga tidak tahu dimana Andi suaminya sekarang berada , hidupkah matikah, mereka juga tidak tahu. 


Mereka berkata panjang lebar menasehati Syafia, Syafia diminta lebih selektif bergaul dan membaca. Padahal selama ini Syafia ini sudah sangat selektif bahkan hampir tidak memiliki tman bergaul. Semenjak pindah ke daerah Boyolali ini, nyaris teman bergaul Syafia hanyalah anak-anak  TPQ dan beberapa teman halaqah yang bertemu sebulan sekali serta ibu-ibu pengajian di kompleks mereka. Andi pun demikian, tidak banyak aktifitas yang dia lakukan, sehari-hari dia hanya sibuk di bengkel kecilnya mencari nafkah dan membina anak-anak di kompleks perumahan mereka. Sekali waktu Andi terlibat dalam kegiatan relawan bencana, karena  ketiadaan ekonomi menjadikan mereka tidak dapat memberikan bantuan kepada saudara yang terkena bencana,  sehingga mereka berusaha berikan bantuan apa saja yang dia punya. Karena yang dia punya hanyalah tenaga, maka hampir dalam setiap kejadian bencana Andi selalu hadir di garda terdepan. Jika yang dilkaukan Andi ini menjadi sebuah kesalahan hingga suaminya ditangkap, maka Syafia tidak akan pernah menyesal. 


Syfia juga baru punya keberanian membaca berita hari ini. Dan hampir semua berita tidak berasal dari sumber yang benar. Mereka bilang Syafia istri dari tersangka bercadar dan sangat tertutup. Memang benar Syafia bercadar, tetapi sama sekali  Syagia tidak menutup diri. Hmpir semua tetangga mengenalnya  dan terhitung memiliki pergaulan luas. Dalam setiap kegiatan hari besar Islam, Syafia bersama ibu-ibu muslimah lain di kompleks bersama-sama berjibaku menyiapkan konsumsi untuk acara. Syafia membina hubungan baik dengan semua tetangga, Syafia biasa membantu mereka ketika mereka sedang punya hajat bahkan tak jarang Syafia juga dimintai tolong tetangga merias anak gadis mereka saat lamaran, dan acara wisuda. Kebetulan Syafia memilikibketrmpilan merias dikala masih sekolah, warisan dari sang mama. 


Tentang buku-buku yang diangkut dari rumah Syafia itu memang koleksi di perpustakaan pribadi mereka, terutama buku-buku Syafia yang selalu dia simpan dengan baik. Mereka gemar membaca. Dan hampir semua jenis buku Syafia baca, termasuk buku tentang jihad Afganistan yang kemarin juga sempat diangkut polisi. Tetapi polisi tidak mengangkut buku Dunia di Ujung Tanduk milik Tere Lye yang  juga dibaca oleh Syafia. Syafia juga membaca sirah Rasulullah bahkan terhitung lengkap di rumah nya,  bahkan salah satu yang juga ikut diangkut adalah buku Tarbiyatul Aulad Fiil Islam yang merupakan mahar pernikahan mereka Syafia dan Andi,  


Syafia sangat suka membaca diwaktu senggangnya, semua buku shirah Rasulullah tidak ada yang dilewatkan. Tentang romantisme pernikahan Rasulullah, tentang cara Rasulullah mendidik anak, tentang perlakuan Rasulullah terhadap tamu dan tetangga termasuk juga tak dilewatkannya  membaca bab tentang jihad Rasulullah. 


Buku sejarah kebudayaan Islam yang menjadi pegangan saat dia mengajar juga dia simpan rapi di rak bukunya yang sempat dibaca dengn serius oleh salah seorang polisi yang nmeggeledah rumahnya, di dalamnya banyak diceritakan tentang perjuangan Rasul dari perang Badar, hingga perang Tabuk perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, semuanya tertulis lengkap. Termasuk sejarah khilafah Islamiyah yang  menceritakan tentang kejayaan pemerintahan Otoman, hingga berakhir dimasa pemerintahan Kemal Pasha Attartuk i, semua tertulis dalam buku pelajaran Sejarah kebudayaan Islam yang masih tersimpan di rak buku Syafia. Apakah memiliki buku tentang jihad di rumah kami lalu menjadikan kami bagian dari terorisme? Protes Syafia dalam hati. . 


Bahkan mereka membongkar buku-buku kuliah Syafia dan beberapa buku diktat saat di Ar Rahmah Boarding School, karena semua buku-buku  tersebut Berbahasa Arab.  Semua catatan kecil berupa kertas yang ditemukan di dalamnya diambil. Mungkin kalau murid Syafia di pondok tau pasti pada ketawa. La wong itu catatan buat contekan beberapa siswa Syafia yang dirampas karena ketahuan yang tersimpan tidak sengaja di buku Syafia. 


'Biarlah ...hitung-hitung sekalian dibuangin sampahnya" Batin Syafia sedikit geli. 


Tak lepas dari selidik mereka adalah novel-novel romance dan novel suspen koleksi Syagia saat kuliah. Bahkan seorang polisi sangat khusyuk saat dia membuka sebuah novel bersampul dengan gambar pisau lipat. 


Tak hanya itu mereka mengangkut juga beberapa CD yang dianggap berafiliasi ke jihad. Ada satu CD dengan cover bahasa Arab yang diambil petugas saat mereka menggeledah lemari buku Syafia. CD tersebut merupakan  CD panduan belajar dari kitab Bayna Yadaik, buku belajar bahasa Arab yang isinya percakapan sederhana dalam bahasa Arab. 


" Biarlah, sesekali biar mereka tahu kalimat " Ma ismuka?, min aina? Man 'aina? syukron, dan kota-kota dalam bahasa Arab lainnya. Biarlah mereka tahu kalau bahasa Arab itu biasa saja, tidak seperti yang mereka bayangkan kalau orang ngomong bahasa Arab berarti ngajak berantem" Batin Syafia. 


Mereka juga mengambil semua buku catatan yang ada tulisan ' Osama' di sampulnya. Biarlah, memang Syafia termasuk orang yang selalu ingin tahu, Termasuk dia juga penasaran tentang siapa itu Osama yang cukup terkenal pada saat terjadi peristiwa memilukan di menara kembar USA, sebuah buku yang bercerita tentang masa kecil Osama juga mampir di rak buku Syafia. 


Tak lepas dari lincah nya kemarin mereka membuka-buka hampir semua buku yang ada, adalah Mushaf Allah Qur'an yng nampak lusuh,. Itu adalah Mushaf kesayangan papa Syafia yang menjadi satu-satunya kenangan bagi Syafia. Mushaf itupun akan ikut diamankan dan mereka bawa ke kantor polisi, tetapi Syafia memohon agar Mushaf itu tidak mereka bawa karena itu adalah satu-satunya peninggalan Papa Syafia yang masih ada. 


"Mohon pak, silahkan bawa semua buku-buku saya, tapi mohon Mushaf ini bapak tinggal, ini adalah Mushaf peninggalan Papa saya.." Kata Syafia memohon. 


Tak pelak setumpuk jurnal koleksi Syafia saat kuliah, jurnal Ulumul Qur'an juga semuanya diangkut. Entah apa yang ingin mereka cari dari itu semua. Barangkali setelah membacanya nanti Allah akan turunin hidayah  karena jurnal tersebut banyak mengingat kekuasaan Allah di alam semesta. . 


Syafia juga ditanya apakah dia hafal Al Qur'an ? dijawab oleh Syafia dengan tegas , "andai saya bisa pak, saya sangat berharap bisa memghafal Al Qur'an berserta terjemahannya " 


 Syafia juga dicercah tentang apa yang diajarkan kepada anak-anak ynag belajar di rumahnya?  Dijawab Syafia dengan tegas " Saya tidak akan peduli kalau itu dikatakan salah, saya ajarkan mereka tentang Aqidah Islam, cara beribadah yang benar dan cara membaca Al Qur'an, bahkan diantara mereka sudah ada yang menghafal juz Amma ... dari pada mereka hanya memghafal musik-musik jahiliyah yang melupakan kepada tuhannya " Kata Syafia. 


Syafia menyerah, setiap apa yang disampaikan Syafia selalu saja  digunakan untuk memojokkannya  ke arah radikalisme. Ketika Syafia bercerita tentang pekerjaan suaminya yang resind dari Bank konvensional, tentang pendidikan anak-anak kampungnya, tentang buku-buku, semunya diarahkan pada radikalisme. Bahkan beberapa Mushaf Al Qur'an di rumah mereka yang mereka gunakan untuk memgajari anak-anak kompleks di rumah mereka , juga dibawa oleh densus sebagai barang bukti. 


Syafia tidak akan pernah menyerah, dia sedih karena tidak tahu bagaimana nasib Andi suaminya, dia hanya berharap Allah akan menyelamatkannya. Syafia sangat tahu, yang mereka lakukan tidak lebih dari hanya sekedar menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang muslim, yaitu mengabdi dan beribadah kepada Allah swt. Yang di dalam setiap aktifitas mereka selalu ikrarkan dengan kalimah Illah, Lillah dan Billah. Dan jika itu dianggap salah, maka biarlah yang Maha Adil yang akan memberikan pengadilan tertinggi suatu saat nanti. 


Syafia hanya memiliki satu keyakinan, bahwa semua yang menimpa pada dirinya adalah wujud kasih sayang Allah untukNya. Tiada sesuatupun terjadi tanpa kehendakNya, bahkan daun yang jatuh di tengah malam gulita, semua atas ijinNya. Bukankah Allah pernah berkata Jangan katakan kalian beriman sebelum kalian di uji?! Maka ujian yang diberikan kepada seorang beriman adalah untuk meningkatkan derajat keimanannya. 


Wallahu a'l bissowab. 


Tamat. 


*Semua nama fiktif dan cerita hanyalah rekaan belaka.

RAHASIA HATI SYAFIA 33

 

Meskipun penuh dengn kesederhanaan, Syafia dan Andi menikmati awal-awal kebersamaan mereka dengan penuh kebahagiaan. Keterbatasan ekonomi tidk menjadi penghalang kebahagiaan mereka. Mereka menikmati ibadah dalam kebersamaan setip saat. 

Syafia membuka warung kecil disebelah bengkel Andi. Warung bakso dan mie ayam yang belum memiliki banyak pelanggan tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup merek sehari-hari. Mereka hanya berbekal keyakinan, setiap makhluk telah dijamin rezekinya, hanya diperlukan ikhtiar untuk mendapatkannya. 

Hari-hari mereka penuh dengan kebahagiaan, mereka mulai aktif terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan. Andi dimint oleh wargaenjadi takmir di masjid kecil di kompleks perumahan mereka, dan Syifa aktif membina anak-anak kompleks di TPQ yang mereka dirikan danerek bina sendiri. 

Andi dan Syafia cukup bahagia menjadi kehidupan mereka. Memnagereka tidak memiliki materi yang cukup banyak, bahkan nyaris hanya cukup untuk makan se hari-hari saja  namun mereka terutama Syagia tidak pernah mengeluh. Karena konsep hidup mereka yangenkadikan dunia hanya sebagai wasilah telah meringankan lehidupan mereka. Tidak terlalu banyak target yangereka buat untuk hal-hal yang bersifat diniawi. Setiap aktifitas mereka, merek niatkan untuk berubah dan beribadah. 

Mereka di kenal oleh masyarakat sekitar lingkungannya sebagai pasangan muda yang serasi, bramah dan suka membantu. Syafia maupun Andi tidak pernah segan mbantu para tetangganya yang sedang punya hajat atau sednagerlhkn bantuan. Syafia dan Andi yng selalu tepat waktu dtang ke masjid saat menjelang waktu sholat. 

Warung dan bengkelnya yang selalu ditutup saat menjelnag waktu sholat tiba, sudah sangat dikenali warga. Meskipun banyak pelanggan yang datang tapi ketika waktu sholat sudah tiba, makaSyafia akan meninggalkan pelnggannya di warung untuk sholat berjamaah. Yang bersabar menunggu akan dilayanis stelah sholat, dan yang tidak bersabar akan pergi tidak jadi membeli di warungnya. Namun itu sama sekali tidk menjadikanereka gusar. 

"Bu Syafia... Apa tidak eman banyak pelanggan yng tidak jadi membeli karena ibu tinggalkan sholat?! Padahal banyak loh pedagang yang sangat berharap memiliki banyak pelanggan.. " Tanya bu Sita tetangga sebelah rumah Syafia. Dan Syafiaenjaeab dengan sangat tenang. 

"Bu Sita, Allah memberi rezeki pada kita tidak akan lebih atau kurang... Kalo lebih pasti Allah akan mengurangi, dan jika masih kurang pasti  Allahakan men mbahnya, saya tidak pernah khawatir bu... " JawabSyagia tenang. 

"Bahkan yang saya takutkan saya kehilangan waktu istimewa dalam sholat bu, yaitu keutamaan awal waktu, yang pasti tidak akan dapat aku ganti jika sudh berlalu" Jelasnya kemudian, yng tentunya tidk sepenuhnya dapat A difahami Sita tetangganya. 

Namun akhirnya, semua tetangga maklum dengn kebiasaan hidup mereka berdua yng lebih mengutamakan Ibadah dan ibadah. Mereke semua menyayangi keluarga muda itu yng dengan ikhlastelahendidik anak-anakereka di rumah mereka. Bahkan malam harinya,ereka masih rela diganggu anak-anak yang ingin belajar dan meminta bantuan syafiaenyelesaikan PR mereka. 

Namun demikin, ada saja kelompokasyarakay yang tidak menyukai aktifitas Syafia dan suaminya Andi. Kadang merekenyebar fitnhaereka berasal dari golongan islm Radikal. Entahlah, Syafia dan suaminya tidak terlalu peduli. Bagi mereka berdua, merekanag  harus Radikal  dalam menjaga keyakinan agama, karena kalau tidak aqidha mereka akan rusak. 

Beberapa kali ada pemuda dari organisasi keagamaan setempat yangendatngiereka di rumah  mereka mengi ginian agar Syafia membuka cadar nya dan berbusana sebagaimana masyarakat sekitar mereka. Namun Syagia dan Andi tidak memperdulikan, karena Syafiaerasa busana yng digunakannya tidak menggangu siapapun, disamping juga cadar yang sudah menjadi bgian dri dirinya selama sepuluh thain lebih tk akan mungkin dapat dia lepaskan. 

NEXT

Senin, 03 Mei 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 32

 


Syafia tidak lagi bicara dengan hatinya, dia tidak ingin kbali mengusik hatiny yang pernh hancur, yang dengan susah payah coba dia satukan remahan-remahan hatinya meski tak lagi nak sempurna. 

Kali ini, sama sekali Syafia tidak minta pendapat nuraninya, hatinya telah terlalu elah menyimpan beban sekian lama. Maka Syafia meminta pertimbangan adeknya Syifa dan beberapa ustadzah teman mengajarnya di Ar Rahmah Boarding School, tentang khitbah dari Andi yang pernah mengisi hatinya. 

Tidak ada sesuatupun yang terjadi tanpa kehendakNya, sejak awal Syafia telah yakin kehadiran Andi setahun llu dalm kehidupannya asti adalah suatu proses, dan benar saja kehadirannya setahun lalu adalah proses untuk terjadinya takdir hari ini. 

Akhirnya Syafia menerima pinangan Andi, mereka menikah di Pesantren Ar Rahmah dengan saksi ustadz Hamid dan para ustadz - ustadzah Ar Rahmah Boarding School. Paman-paman Syagia datang sebagai wali, tak pelak pesta yang sederhana itu diwarnai dengan deraian air mata para saudara dan teman-teman Syafia. 

Setelah menikah, Andi memboyong Syafia dan adiknya ke kota tempat Andi memulai usaha barunya.ereka sudah sepakat akanuli kehidupan dari nol. Bagi mereka yang penting mereka dapat mengisi sisa umur mereka dengan hal-hal apapun atas dasar ridho Allah SWT. 

Syafia membuka warung kecil di sebelah bengkel kecil milik Andi. Mereka benar-benar memulai kehidupan mereka dari bawah sama sekali. Andi telah meninggalkan semua aset yang diperolehnya selama ini untuk kedua anaknya dari istri pertamanya. Andi pergi dari rumah hanya berbekal pakaian dan uang saku secukupnya, dia yakin dia akan bisa amellui kehidupan hatinya dengn Syafia. 

Syafia yang sudah mendapat tarbiyah kehidupan yang luar biasa, tentunya hidup bersama Andi dengan segala keterbatasannya tidak akanenjadi masalah. Bagi mereka kehidupan dunia hanya pernatar untuk mencari bekal masuk surga. 

Merek amenyewa rumah kecil, yang merek tempati berdua, karena Syifa masih diminta oleh ustadz Hamid untuk membantu di po dok sekaligus selesaikan kuliahnya. Syifa bisa memahami bhwa sudah waktunya snang kakak memiliki sumi yang dapat menjadi pelindung dan snadaran hidupnya. Selama ini Syifa juga kasihan terhadap kakaknya yng seakan menutup diri dari kehidupan asmara. Syafia selalu berjanji untuk tidak meningglkanSyifa untuk menikah, tentunya itu tidak adil bagi kakaknya. ApalagiSyifa juga telah memiliki keluarga baru, yaitu keluarga besar yayasn Ar Rahmah. Sehingga Syifa dapat melepas Syagia kakaknya dengan hati lapang. 

"Syifa jaga diri baik-baik ya... Maafkn kakak tidk lagi dapatenjaga Syifa.. " Kata Syafia saat dia amit kepada Syifa adiknya. 

"Kakak... Aku sudah besar kak, InsyaAllah aku sudah bisa menjaga diriku sendiri... Lagi disini kita apuny keluarga besar yang sangat menyayangi Syifa... " Kata Syifa meyakinkan sangat kakak. 

"Kaka tidak perlu khasatirkan Syifa ya.. Kakak semoga bahagia bersama mas Andi cinta kakak... Semoga kakak hidup bahagia " Lanjut Syifa. 

Syifa tidak ikut mengntar kepindahan kakaknya ke boyolli, dia sebenrnya sedih tapi tidak ingin diitampkkan sama sekali kepada Syafia kakaknya. Syifa berusaha untuk tetap tegar, karena akhirnya dia harus berpisah dengan sang kakak yng selama ini selalu membersamai nya. 

Takdir Allah itu indah, tidk akan ada sesuatupun terjadi tanpa kehendakNya. Andi ditakdirkan menjadi milik Syafia tetapi harus melalui proses yng teramat pnjng

NEXT

#3

RAHASIA HATI SYAFIA 30

 

Satu lagi fase kehidupan yang sangat berat yang di alami Syafia. Tiba-tiba dia merasakan kehilangan harapan, duri yang menncap hatiny menimbulkan luka yang perih, hingga tak mampu lagi dia sembunyikan. 

Syafia meminta ijin kembali untuk pergi ke Malang beberapa hari mengunjungi makam mama dan papa nya, kali ini dia mengajak adiknya Syifa. 

Di makam kedua orng tuanya kali ini Syagia tidak ingin ungkapkan apapun, kecuali doa dan lantunan ayat Al-Quran Qur'an Surah Yasin, yang dia bacakan bersama Syifa. Syafia berjanji kepada kedua orang tuanya, untuk mendampingi Syifa hingga dapat menyelesaikan studinya. Syagia berjanji tidak akan memikirkan menikah dulu sebelum pendidikan Syifa selesai, syafia tak mempedulikan lagi tentang usia ataupun sindiran sana sini bahwa dia sudah menjadi perawan tua. 

Syafia semakin nampak lebih tegar, tk ada lagi nama Andi dalam bilik hatinya, sudah dia coba hapuskan termasuk semua kenangan tentngnya. Syagiaenyibukkna diriny dengn aktifitas di kesnatrian. Syafia tidk membiarkan sejenk saja lmaunanny berblaik ke masa - masa yang telah berlalu. Syafi hanya ingin menatap ke depan, ke masa depan adik tercintanya Syifa, sama sekali Syafia tak ingin memiliki planing apapun kecuali hanya untuk adiknya. 

Dua tahun sudah berlalu, Syagia berhasil melalui semuanya. Sekarang dia sudah di dapur menjadi kepala kesnatrian di yayasan ar Rahmah Boarding school. Banyak inovasi kegiatan yang telah dapat dia kembngkan, santri semakin banyak jumlahnya dan cukup menguras fikiran dan konsentrasinya. 

___________

"Ustadzah Dia ... dipanggil ustadz Hamid, ditunggu di kantor beliau " Kata ustadzah Vera. 

"Saya ukhti...? Ada apa ya...?! Tanya Syafia balik, karena baru lagi tadi mereka mengadakan rapat. 

" Kurang tau ustadzah, pasti ada hal yang penting" Jawab Vera. 

"Baiklah... Syukron katsir ustadzah Vera " Kata Syafia sambil beranjak pergi menuju ruang kantor. 

Sepanjang langkah kakinya membawa Syafia ke ruang direktur yaitu ruang ustadz Hamid, Syafia terus berusaha menebka ada keperluan apa ustadz Hamid memanggilnya? Pasti ada sesuatu ynag penting, fikir nya. 

Sampailah Syagia di sebuah ruang yng tertata cukup rapi, bercat warna putih bersih, dengan beberapa hiasan kaligrafi di dinding belakang dan samping kanan. Tung yng sejuk dan harum ini mencerminkan kepribadian sang penghuni tentunya. Ustadz Hamid memang terkenal dikalangan keluarga besar Arthropoda Rahmah Boarding School sebagi seorang yang disiplin, tpi dan sangat peduli demgna kebersihan dan keindahan. 

Tidak seperti ruang direktur yang pada umumnya tertutup rapat, ruang ustadz Hamid justru dibatasi oleh dinsing-dinsing kaca ynag terbuka. Penataan ruang yang dibuat transparan, dan menjaga dari fitnah karena khalwat antara ustadz dengn staf atau ustadzah di yayasan tersebut. 

"Assalamu'alaikum ustadz... " Syagia mengetuk pintu ruang ustadz Hamid. 

Syafia nampak melihat ada sesosok laki-- laki yng lebih dahulu sudha ada dihadapan ustadz Hamid. 

"Siapa dia... Kenapa ustadz Hamid memnggilku? Tanya Syafia dalam hati. 

Sesosok lelki yang duduk membelakangi Syafia nampak tidak bergeming. 

" Silahkan duduk ustadzah... " Ustadz Hamid menyilahlan Syafia mengambil duduk di depan meja ustadz Hamid. 

"Maaf... Sayaemanggil ustadzah, karena ustadzah ada yang mencari.... " Lanjut ustadz Hamid. 

"Mohon maaf ustadz... Siapa yang mencari saya? Tanya Syafia penasaran. 

" Maaf ustadzah... Ustadzah Fia mengenal pak Andi ini. " Kata ustadz Hamid sambil mengarahkan tangannya ke sesosok pria yang sedang duduk di sisi sebalah kiri meja ustadz Hamid. 

Seketika jantung Syafia seakan berhenti, bukannya dia bang Andi? Ada apa bang Andi ingin menemuiku? 

"Iya ustadz... " Syafia segera dapat mengenali Andi dan tidak membiarkan ustadz Hamid penasaran. 

"Maaf ustadzah, pak Andi sudah bercerita banyak tentang dirinya, juga tentang hubungannya dengan ustadzah... " Jelas ustadz Hamid. Sesaat kemudian mengambil nafas panjang dan melanjutkan bicaranya. 

" Beliau sekarang sudah tidak terikat lagi dengan perkawinan karena istrinya meminta untuk berceri dan sudah diceritakan..... Pak Andi ingin berhijrah dan resind dri pekerjaannya di suatu Bank konvensional di daerahnya, dan istrinya tidak kuat menghadapi ujian itu, sehingga istri nya meminta cerai" Sesaat ustadz Hamid terdiam dan memandang pada Andi ynag tertunduk. Andi yang nmpak telah sedikit berubah lebih kurus dan agak kusut. 

"Pak Andi telah meninggalkan seluruh kehidupan beserta asetnya bersama keluarganya, dia telah membuka sebuah usah akecil dan akn memulai hidup baru yang lebih baik yang sesuai dengan syaratnya... " Nampak situasi hening, ustadz Hamid nampak sedikit ingin memainkan perasaan Andi dn Syafia. 

Syafia hanya dapat tertunduk tka berdaya, di bingung harus bagaimana, sama sekali di tka mampu berfikir apa-apa. 

"Pk Andi ke sini ingin menjemput ustadzah Syafia .... Bukankah dulu kalin ernha saling mencintai? Pak Andi yakin akan bisa memulai hidup baru dengan ustadzah Syagia dan adik ustadzah Syifa.. ' Syafia tetap terdiam tidak tua harus berkata apa, semua terjadi begitu sangt cepat. 

" Bagaimana ustadzah...?! Syafia semakin bingung. Apalagi dia juga tidak mendengar suara Andi sepatah katapun. 

Andi nampake dongak melihat Syagia, tatapan matanya seakan ingin menguatkan dan meminta kepastian dari Syafia. 

"Iya ukhti . .. Yang disampaikan ustadz Hamid benar"

"Maukah ukhti Syafia mendampingi sayaenjlani hidup baru saya setelah berhijrah...?! Andi kahirnyengatakn sendiri niatnya meminnag Syafia menjadi istri nya. 

NEXT





RAHASIAHATI SYAFIA 29




" Ukhti Ana, terimakasih. Kau ajarkan aku ketangguhan seorang muslimah" Kata Syafia. 

" Ukhtii Fia, keikhlasan itu adalah sebuah perjuangan tak seorangpun wanita yang rela tiba-tiba dia harus berbagi suami dengan wanita lain. Tetapi sebagai istri yang taat, demi untuk menghapus ridho Allah  saya tidak bisa melarang ustadz Hamid untuk menikah lagi, karena ustadz Hamid diberi hal oleh Allah untuk menikah lebih dari satu" Jawab ukhti Ana panjang lebar. Jawaban yang justru menjadikan hati Syafia berontak, apakah seperti itu cara Rasul berpoligami?! Menggoreskan rasa sakit dihati para istri?! 

Sebagaimana hikayat yang pernah dibacanya, Rasulullah bahkan melakukan poligami setelah Khadijah meninggal dunia, yang berarti Rasulullah menjalankan pernikahan monogami selama 25 tahun bersama Rasulullah. Rasul menikahi Aisyah setelah beberapa waktu beliau menduda. Ketika Aisyah dinikahi Nabi Muhammad saw, usia Aisyah masih sangat muda bahkan sebagian riwayat menyebut saat itu Aisyah masih berusia 7 tahun, maka saat itu Rasul hanya meng khitbah saja, dan mulai hidup bersama di usia 20 tahun, bahkan ada riwayat yang menyebutkan di usia 19 atau 20 tahun.

Alasan Rasulullah saw menikahi Aisyah bukan karena nafsu, melainkan karena petunjuk dan perintah dari Allah.Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw berkata kepada Aisyah, "Aku melihat engkau (Aisyah ) dalam mimpi sebanyak dua kali. Aku melihat engkau berada dalam bilik yang diperbuat daripada kain sutera. Ada suara berkata, 'Inilah istrimu.' Kemudian aku menyingkap tirai muka itu dan terlihat jelas wajahmu.' Maka aku katakan, "Sesungguhnya kejadian ini adalah atas kehendak Allah Swt." (HR. Bukhari).

Sedangkan istti-istri Rasul yang lain, adalah janda ynag ysianya lebih tua. Alasan Rasulullah menikhai mereka diantaranya karena menolong, dan juga karena faktor politik untukenyatukan suku-suku yang kala itu terpecah. Rasulullah menjalani hidup berpoligami hanya selama 12 tahun, lebih singkat dibnding pernikahan monogami nya dengan Khadijah yang dihalaninya selama 25 tahun. 

Kembali Syafia bertanya dalam hati, 

"Apa yang menjadi motivasi ustadz Hamid meninang diriku? Apakah beliau ingin menolongku?! Tanya Syafia dalam hati. 

" Layakkah jika niat tulus ustadz Hamid ditolak begitu saja? " Syafia nampak galau kembali, ustadz Hamid adalah seorang ustadz yang berpengethuan luas, hanif dan taat dalam beribadah, beliau mampu dan pasti dapat berbuat adil, alasan apa yang dapat di sampaikan Syafia untuk menolak pinangan sng Ustadz? Tidak mungkin juga dia menggunakan alasan tidak tega atau kasihan kepada Ana sang murobbi, karena Ana sendiri telah menyatakan ikhlas dan bahkan membujuknya Syafia untuk tidak menolak pinangannya untuk suaminya. 

Dirr setiap manusia berbeda dan tak seorangpun tahu apa yang akan terjadi di hadapan, bahkan satu detik ke depannya. Hanya Allah yang  Maha Tahu. Begitupun ketika hati memilih siapa yang disukainya, tak bisa kita rencanakan karena berlangsung begitu saja. Yang mampu kita lakukan, hanya mengendalikan dengan kekuatan iman. Dan rasa itu yang tidak Syafia ketemukan di dalam hatinya, dia lebih takut meninggalkan adiknya kesepian andai dia harus menikah. 

" Maaf ukhti... Dengan sngat menyesal dan berat hati saya tidak dapat menerima pinangan ukhti... Saya merasa tidak pantas menjadi adik ukhti dan bersama mendampingi ustadz Hamid dalam dakwahnya... Sungguh saya mohon maaf ukhti" Akhirnya Syafia mengambil keputusan tidak menerima pinangan Ana untuk suaminya. 

Ada setitik binar bahagia di pupil mata Ana, dan Syafia menangkap itu. 

" Baiklah ukhti... Kalau itu memang ukhti anggap itu  yang terbaik... InsyaAllah ustadz Hamid akan menerima ini, dan kami berjanji tidak akan pernah meninggalkan ukhti Dia dan Syifa, kalian sudah bagaikan keluarga kami.. " Ana nampak sangat bijak menghibur dan menguatkan Syafia. ___________

Hri, minggu, bulan pun berlalu, tidak ada yang berubah pada diri Syafia. Syafia tetap bekerja di Ar Rahmah Boarding School, dia tetap tinggal di sana bersama adiknya Syifa. 

Ustadz Hamid seorang ustadz yang sangat bijak dn bersahaja, tidak ada perubahan sikap sama sekali terhadp Syifa, setelah semuanya terjadi. Tetap saja beliau ramah dan hormat kepada siapapun yang berpapasan, atau dekat dengannya. 

Lain halnya dengan Andi, Andi semakin sering berkirim pesan kepada Syafia, entah berupa pena dksh atau apa. Andi sudah mulai berani mengungkap masa lalu mereka, dan Syafia tidak dapat menolaknya. Bagaimanapun hatinya menuntut balas atas rindu dn cinta yang dipendamnya selama ini, meski akalnya menolak keras karena Andi telah berkeluarga. Dan ujian hati Syafia belumlah selesai. Lbalinlagi Syafia dihadapkan pada ujian istri kedua, namun kali ini Syafia merasakan bergulatan yang teramat keras antara hati dan akalnya. Hatinya menuntut berkata "Iya" Namun akalnya menolak keras. Kadang Syafia merasa bersalah ketika dia larut dalam chatting dengan Andi, kadang berdiskusi atau bergurau, karena memang pada dasarnya mereka sudah sling cocok sejak lama. 

Pada suatu kesempatan Andi ingin menyampaikan niatny untuk menjadikan Syafia istri kedua, namun selalu Syg ia tolak dengan berbagi macam logika. 

“ukhti, di dalam agama kita polgyami itu dibolehkan itu satu hal. Hal lain, sejak aku ketemukan  kamu ada rasa lain yang muncul dalam perasaan Abang dan rasa itu akan lebih indah jika berada dalam bingkai yang halal. Abang ingin kamu membantu Abang agar rasa ini menjadi halal.” Kalimat-kalimat itu meluncur dengan pasti tanpa keraguan dalam suatu kesempatan lewat telephon. 

Ya Allah, ujian apa lagi yang sedang Engkau hadirkan untukku ?  Seorang lelaki yang selama ini aku nanti, kau hadirkan dalam keadaan sudah beristri,  tiba-tiba dia mengajukan diri jadi pendampingku? Mengapa kau terlambat datang mas? Kenapa kau tidak setia menungguku atau mencariku kala itu? Syafia mengajak hati berdialong dengan akal Pemiliknya. 

Dan kembali Syafia menjawab, “Engga Bang, Maaf ya... Aku tidak akan mampu menyakiti hati istrimu …”. Syafia terus terang. 

Tapi kemudian dia menjadi sering menelfon walaupun hanya sekedar menanyakan perihal kabar dan pekerjaanku.  Tanpa disadarinya, otak dan hati Syafia kompak menyatakan, “Aku suka diperhatikan, aku merasa hidupku lebih berarti.” Suatu perubahan terjadi di diri Syafia. Hatinya menjadi berbunga ketika nama Andi tertera di layar telpon selular nya. Begitupun sebaliknya, Syafia mendadak kehilangan ketika dalam dua hari saja Andi  tidak menelfon. Oh ada apa ini ? Apa yang terjadi dengan rasaku ? Oh tidaaaaaak…. Rasa cinta itu kembali datang dan mulai merindukannya!


Marah, gusar, kecewa kepada diri sendiri campur aduk jadi satu! Kemana prinsip yang selama ini aku pegang ? Mana daftar blacklistku ? Mana ketegaran dan ketegasan yang aku punya? Berontak hati Syafia. Aku tak mampu lagi abaikan rasa cintaku. No.. no.. no…! Berkali-kali batinnya berteriak  No, berkali-kali pula hatinya menangis mengisyaratkan “tak rela”. Tidak hanya sekedar merasa serba salah tapi juga merasa sangat bersalah walaupun Andi tak pernah lagi membahas tentang masa lalu mereka atau niatnya hidup dengannya.

Namun, Syafia justru makin gesisah, mengapa Andi mulai jarang kembali mengirim pesan?" Kembali menyerukan rasa rindu akan kehadirannya dalam hati Syafia. Syafia mulai menyerah jukalau dulu setiap kali Andi bertanya Syafia sekuatnya berasaha bilang "tidak", sepertinya sekarang hatinya mulai gelisah, “Kenapa dia berkirim kabar lagi?”. 

Di suatu malam badan Isya' akhirnya gawat Syagia bergetar menari di atas meja rias kamar po doknya, begegas dia angkat dan berharap yang berada diseberang sana yng sedang memanggilnya adalah Andi. Benar saja, Syafia bahagia bagaikan disiram air dingin ditengah padang gersang, rindunya teribati. Batin Syagia tak banyak lagi berontak, rindunya telah melemahkan kekuatan prinsip yang coba dia pertahankan sejauh ini. Rasa cintanya telah memunculkan ego dn menggerua rasa empati pada hati wanita lain disana yng mungkin akan menangis jika mengetahui ini, Syafia kini telah menyerah.

Setelah berbincang-bincang jarak jauh mengenai kabar dan pekerjaan masing-masing, pertanyaan itu akhirnya  dengar lagi Syagia kembali , tiba-tiba Andi menyampaikan kalimat yang menggegrkan hati dan jantung Syafia, kalimat yang dinnatinya sngat panjang dan kini diungkapkan oleh Andi. 

“Boleh kita ta’aruf dulu? Kemudian kita istikharah dan kita pasrahkan pada rencana Allah.” Entah keberanian dari mana, Syafia pun menjawab, “Baiklah. Tapi aku punya satu syarat. Aku akan bilang Iya, aku bersedia menjadi isteri Abang hanya jika Kakak (begitu aku memanggil isterinya) yang memintaku menjadi “adik”nya dan Abang tidak boleh memaksanya" Kata Syafia berharap istri Andi seteguh Ana yang melahirkan istri kedua untuk suamunya. 

Syafia berharap jika takdir mengharuskannya  berpoligami, maka keikhlasan isteri terdahulu menjadi syarat mutlak "Oh Rabb, sungguh aku tak pernah membayangkan ini akan terjadi dalam hidupku" Kata hatinya. 

Hari-hari Syafia kembali dipenuh kebimbangan. Batinnya sebenarnya tetap menolak tapi dia sudah tidak nerdaya dan tidak memiliki alasan kuat lagi untuk mengatakan "tidak". Dia berniat ta’aruf dan niatnya sungguh-sungguh. Kalau hanya menimbang perasaan suka, mungkin aku bisa langsung berkata YA AKU BERSEDIA karena Syafia sebenarnya telah lama memendam perasaan ini, dan dia telah memiliki hati Andi sejak lama sebelum dia bertemu dengan istrinya. Demikian juga  dari buku-buku tentang poligami yang pernah dia baca, suami tidak diharuskan minta izin kepada isteri terdahulu. Perasaan cinta yang telah menyiksanya sekian tahun kini tengah menyerangku! Mending dihalalkan toh ?? Kata hati Syafia pasti. 

siang itu - di hari yang fitri telphon Syafia berdering. Bismillaah … apapun jawabannya Syafia siap. Syafia biarkan Andi berbicara menyampaikan apa yang ingin dia dengarkan. Dia bilang, “ukhti, Abang sudah bicara dengan Kakak dan ternyata Kakak belum siap. Jadi, bagaimana keputusanmu ?” kata Andi lirih di seberang sana. 

Dengan perasaan campur baur; sedih, senang, kesal, kecewa, marah… Syafia berusaha menetralisir kegetiran suaranya. Rasa gengsinya menghapus segala rasa yang berkecamuk dalam dadanya. Tanpa ragu, jawabannya terdengar begitu tegas buat dirinya sendiri, “Sesuai dengan komitmen awal kita bang. Jawabannya sudah jelas. Kakak tidak bersedia dan aku tidak mungkin bahagia di balik kesedihannya. Maka, TIDAK adalah jawabanku untuk selamanya.” Hati Syafia ingin menjerit menyuarakan sakitnya. Ada sesuatu yang tiba-tiba hilang begitu saja. Syafia kembali merasa terhempas ke titik nol, entah kemudian dia bisa bangkit kembali atau tidak. Patah hati… Ya, itu kata yang yang cocok untuk menggambarkan perasaannya saat itu. Jawabannya sudah pasti dan  takkan pernah mungkin dia menariknya kembali. Kalaupun saat ini dia harus menangis, dia menangis  hanya untuk menguatkan hati. Akhir dari cinta dan rindu yang menghiasi hari dan mewarnai perjalanan hidupnya, telah nyata. Tak ada lagi cinta yang menguras rasa, tak ada lagi rindu yang menyesakkan kalbu. Harusnya Syafia lega telah terbebas dari semua rasa yang telah membelenggu nya, namun ternyata hatinya terluka dalam dan sangat dalam. 

Syafia semakin faham, bahwa cinta bukan semata masalah perasaan tapi hasil dialog antara akal dan hati. Dua instrumen yang khusus diberikan Allah hanya kepada manusia.
Bahwa kebahagiaan itu adalah ketika kita mampu berkorban untuk orang yang di cintai, demi keutuhan rumah tangganya, SyFia bersedia mengalah. Dan dia yakin ini adalah bagian dari cerita yang telah ditulisNya untuk dirinya. 

Lalu kenapa dia harus Engkau datangkan ?! Kalau kemudian dia harus pergi? 

NEXT

RAHASIA HATI SYAFIA 28

 


" Yaa Allah... Maafkan hambahMu yang Fana ini.. 

Maafkan hamba Mu yang lemah ini... 

Maafkan jika masih ada rindu selain untuk Mu

Maafkan jika masih ada cinta selain hanya cinta kepada Mu... 

Sungguh ku tak mampu bersihkan hati ini darinkotoran rindu dan cinta sekian untuk Mu

Bukankah semua rasa ini dari Mu yaa Rabb... 

Jika rasa rindu dan cinta fana ini menjadikanku berdosa maka hilangkanlah, bersihkan sebersih-bersihnya dari hatiku... 

Yaa Rabb... Ku ingin hanya mengikuti jalan Mu, karena ku yakin jalanMu adalah yng terbaik... 

Sungguh, ku inginkan hanya mengikuti jalan takdir Mu, karena ku tahu tak mungkin aku akan menulis jalan takdirku sendiri... 

Maka bersihknlah htiku dari dosa dan nafsu, bimbing hatiku hanya di jalan Mu ya Rabb... 

Jika rinduku pada mas Andi salah hilangkanlah rasa itu darinklabiku... 

Jika rasa cintaku pada mas Andi bertentangan dengan takdirMu maka hilangkanlah nama dan kenangannya dari hatiku... 

Ku bermohon padaMu tunjukkan jodohku ynag terbaik untukku yaa Rabb... "

Alunan doa Syafia diseertiga malam yang terdengar sangat menyentuh kalbu. Nampak Syafia sudah pasrahkan semua kepada kehendak sng Khaliq, dia yakin bahwa semua yang terjadi belakangnya adalah sebuah prosesenuju takdir indahNya. Khitbah Ukhti Ana untuk suaminya ustadz Hamid yang sngat tidak di duga Syafia, juga kehadiran Andi kembali ke dalam kehidupannya. Dan mereka berdua sudah berkeluarga?! 

Syafia merasa tak mampu mengambil keputusan, tidak ada teman yang dapat dimintai pendapat. Apakah dia harus bercerit kepada adiknya Syifa?

 "Tidak" Tolak hati Syafia, di tidak ingin adiknya sedih karena tahu kakaknya akan menikah. Apalagi ini belum jelas. Syg ia berjanji akn bercerit kepada Syifa jika semuanya sudah pasti. Syafia bertekad akan menyimpannya semua ini menjadi rahasia hati nya sendiri. 

Ustadz Hamid yang tampan bersahaja, seorang ustadz yang mumpuni dalam ilmu agama, dan semua orang menghormatinya, apa layak Syafia menolaknya?! 

Namun muncul bayangan yang lain, ukhti Ana snag Murobbi yang sudah dianggapnya seperti saudara bahkan pengganti orang tuanya, tempat di mengadukan segala masalah, yang sellau membuatnya kala dia dalam kesusahan. Mampukah dia menyakiti hatinya?! Meskipun ukhti Ana sendiri yang meminta dia untukenjadi matsna bagi suaminya, namun Ana tidak mampuenutupi kesedihannya dengan sempurna di depn Syafia. Syafia tahu, Ana menyampaikan pinngnnya dengan hati yang sedih. Ana tidak mungkin Syafia akan setega itu kepada sang Murobbi yang telah mengajarinya ber hijrah. 

Di sisi lain, muncul wajah Andi sosok lelaki yang dicintainya sejak sepuluh tahun lalu. Yng dengn sekuat saya upaya coba di alupakan dan kuburkan namnya di dasar hatinya, namun tidak mampu. Bersamaan dengan semua ynag terjadi pada Syafia, Andi hadir bersama dengan status ny yng tidak lagi sendiri. Ada wanita lain yng pasti juga sngat mencintainya, yang pasti juga akan sakit saat suaminya dia ketahui mencintai orang lain. Seorang wanita ynag tentunya juga sama dengan ukhti Ana, yang meskipun berusaha untuk ikhlas namun tak kan mampu menyembunyikan skit hatinya. 

"Tidak... Aku tidak ingin menjadi sebab sakit hati wanita lain... Aku tidak akan memilih keduanya" Ujarnya mantab, setelah ber tafakkur sekian malam untuk memutuskan akan menerima atau menolak khitbah dari ukhti Ana. 

Syafia merasa sedikit leg karena akhirnya dia menemukan jawaban, atas pinangan ustadz Hamid untuknya melalui istrinya. 

________

"Ukhti Fia, ditunggu ukhti Ana di gaxeno... " Seorang ustadzah menyampaikan pesan kepada Syafia. 

Nmpak Syafia kaget, meskipun semalaman sudah coba siapkan jawaban dengan sekian point alasan. 

"Iya ukhti... Terimakasih ya " Jawab Syafia. 

Syafia segera nergegas menuju gaxebo yang disebutkan oleh ustadzah temn kantor Syafia. Dari jauh nampak ukhti Ana duduk menatap lekat air mancur di sebelah gaxebo. Ana tidak mendengar langkah kaki Syafia mendekat, seakan dia larut dalam diskusi yang sedang dipuncak tema dalam hatinya. 

"Assalamualaikum ukhti.. " Sapa Syafia mengagetkan Ana. Ana seger bangkit dan menjawab salam Syafia seraya memeluk Syafia sebagai tanda persaudaraan sesama akhwat. 

"Walaikumsalam ukhti... Maaf tidak mendengar ukhti datang" Jawab Ana dengan mencoba dia buat senyum indah dibibirnya,eski Syafiaenangkapnya masih ada gurta kesedihan dalam senyuman Ana. 

"Tidak apa ukhti silahkan.. " 

Selanjutnya mereka berdua duduk berdampingan di sisi gazebo memghafal ke arah air mancur di dinding pagar yng nampak indah. Sesaatereka berdua terdiam. 

" Maaf ukhti, apakah ukhti Syafia sudah punya jawaban atas khitbah yang sy smpaikan kemarin?? Tanya Ana kepada Syafia sekan ingin segera tahu jawaban Syafia. 

Namun Syafia tidak ingin segera menjawabnya. Syafia bahkan bertanya balik kepada Ana. 

"Maaf ukhti... Apakah ukhti benar-benar ikhlas ustadz Hamid menikah lagi ukhti... Mohon ukhti jawab dengan jujur" Desak Syafia. 

" Itu bagian dari ujian kesabaran saya sebagai istri ukhti... Ketika suami ingin menyempurnakan agama ukhti ynag merupakan bagian dari ibadah, apakah saya boleh menolaknya?! Sebagai istri yang taat... Saya harus mendukung setiap uiaya kebaikan yng dilakukan oleh suami" Jawab Ana ynag menampakkan seorang sosok muslimah yang menyandarkan dirinya kepada ajaran Agama, dengan memcobaemgabaikan sakit hati yang pasti dialami oleh setiap wanita pada umumnya ketika suaminy menyatakan inginenikh lagi. 

Namun sepertinya Syafia tidak dapat menerima jawaban Ana. 

"Maaf ukhti Ana, apakah mungkin saya menyempurnakan agama saya dengan menciptakan rasa sakit pada wanita lain?! 

" Tidak ukhti... Saya tidak sakit hati, cuma saya harus lebih sabar dan menata hati... Yang terpenting bagi saya adalah ridho suami... Karena jalan surga bagi istri terletk pada ridho Sumi ukhti... Aku ingin gin ustadz Hamid ridho padaku sebagai istrinya... Maka aku rela jika ustadz Hamid harus menikah lagi dengan ukhti Syafia.. " Nampak Ana masih mencoba meyakinkan Syafia. 

NEXT



Minggu, 02 Mei 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 27

 


Ternyata ada beberapa pesan di WhatApp dari nomor dengan pria dengan gurta wajah seperti wajah Andi. 

"Assalamualaikum.. "

"Bagaiman kabar ukhti Syafia... "

Membaca pesan di WA tersebut hati Syagia semakin berdebar.... Benarkah ini pean dari mas Andi? Di memanggil aku ukhti? Apakah dia telah berhijrah juga?! Tanya hati Syafia sebelum melanjutkan membaca pesan-pesan berikutnya. 

"Maaf kalau saya lancang... Saya mendapat nomor WA ukhti dari teman ukhti Santi... Kebetulan kemarin bertemu tidak sengaja di suatu majlis... " Lanjut pemilik nomor berfoto profil seperti Andi. 

"Aku Andi... Mudah2an ukhti Syafia tidak lupa" Kalimat penutup yang menjawab semua kegelisahan dan doa Syafia, akhirnya terhubung kembali dengan Andi. 

Syifa tidak langsung menjawab pesan WhatsApp dari Andi, Syafia bingung harus berkata apa?! Yang sebenarnya ingin Syafia sampaikan adalah pertanyaan apakah Andi sudh menikah? Ataukah Andi masih mencintainya? Tapi rasanya mustahil menyampaikan itu semua. Sangat tidak layak, seorang akhwat yang sudah ter tarbiyah begitu rendah harga dirinya, batin Syafia.

"Waalaikumsalam.. "

"Alhamdulillah... Kabar sy baik"

"Semoga demikian pula dengan mas Andi... "

Hanya kalimat itu yang mampu Syafia sampaikan, sangat standar sekali. Syafia tetap berharap Andi terus akan melanjutkan komunikasi ini. Syafia berharap Andi akan bercerita banyak dan menjawab semua tanyanya tanpa dia harus bertanya. Syafia berharap apa yang dirasakannya dalam hati, kerinduannya, rasa cintanya masih sambung dengan hati Andi, dan dia merasakannya juga. Seperti keyakinannya selama ini, selama kita memikirkan seseorang pasti orang tersebut juga akan memikirkan kita, ada magnet dalam hati manusia. Meskipun keyakinan yang tanpa ada dalil atau manhaj yang menguatkan, tapi Syafia selalu mempercayainya. Syafia juga yakin, doa-doa yang sellau dipanjatkan untuk mengetahui kabar Andi yang akan memantpkan jawaban atas pinangan ustadz Hamid akan dikabulkan oleh Allah. Syafia yakin, ini adalah bukan suatu kebetulan, tetapi merupakan proses takdir yang sedang Allah sekenariokan untuknya. Apakah dia harus menerima khitbah dari ukhti Ana untuk suaminya, atau akan menolaknya. 

"Alhamdulillah kabar saya dan keluarga baik... " Jawab Andi, yang membuat Syafia menjadi kehilangan harapan. Andi sudah berkeluarga?! Tangis hatinya. 

Syafia tidak mampu langsung merespon, dia tidak memungkiri kalau hatinya kecewa. Syafia tidak tau harus berkata apa? Tapi yang jelas Syafia tidak menginginkan Andi mengetahui perasaannya yang masih menyimpan rindu dan cinta yang teramat dalam untuknya. Apalagi kalau benar Andi sudah berkeluarga? 

"Alhamdulillah, salam utk istri dan keluarga ya... Terimakasih 🙏🏻🙏🏻" Jawab Syafia ingin memastikan Syafia benar sudah menikah, meski hatinya terasa nyeri. 

Syafia tiba-tiba merasa hancur, apakah dia sudah kehilangan harapan dengan Andi?! Apakah dia harus menerima menjadi istri kedua ustadz Hamid?! Sungguh dia harus menghianati prinsipnya sendiri, dia harus melanggar list atau daftar pria yang tidak akan diterima menjadi suaminya yang sudah dibuatnya sejak masih remaja, dintaranya; Laki-laki yang sedang menjalin hubungan khusus dengan seorang wanita, laki-laki yang sedang terikat dengan pernikahan meski tidak harminid, apalagi dengan laki-laki yang sudah menikah, mereka memiliki anak dn hidup harmonis. Mereka ini adalah orang-orang yang masuk dalam blacklist atau daftar hitam orang-orang yang akan menjadi suamiku, sampai kapanpun. Janji Syafia  kala itu dan selalu di ingat nya sampai kini. 

Barangkali sedang sibuk, ternyata balasan pesan Syafia di WhatsApp tidak segera dibaca apalagi dijawab oleh Andi. Syafia semakin berkecil hati, dia semakin yakin dirinya tidak lagi berarti bagi Andi. Melihat responAndi yang lambat terhadap pesan yang di akirimkna, Syafia seakan telah mengambil keputusan bahwa di aharus mengubur nama dan kenangan Andi dalam-dalam. Syafia matikan handphone nya, dia tidak mau terjebak dalam penantian aneh, penantian atas jawaban pesan yang sebenarnya tidak terlalu penting tapi cukup meresahkan hati Syafia. 

Untuk mengalihkan gilirannya tentang Andi yang baru mulai sambung komunikasi, Syafia menyibukkan diri membantu bibi Sumi memasak di dapur Asrama. 

"Neng Fia kenapa di sini?! Kata bik Sumi melihat Syafia tiba-tiba dudukanis di depannya, mengamati bibi Sumi ynag sedang meracik bumbu untuk memasak sayur. 

" Masak aba bi... Bisakah aku bantu... Sambil belajar bik?! Kata Syafia kemudian. 

"Memangnya Neng Syafia sudah tidak ada kerjaan, harus-harus ke dapur? 

" Sedang jenuh saja bik... Lihat kertas-kertas dari waktu ke waktu... Lagian aku pingin bisa masak bik.. " Jelas Syagia. 

"Apa ning Syafia mau nikah ini... Da mulai persiapan buat masakin Sumi nanti?! Tanya bibi Sumi tidak beaksud menyindir Syafia. Syagia kaget dengan pertanyaan Bibi Sumi yang sama sekali tidak dia juga. 

" Ah biar Sumi.. Ada saja... Y apingin bisa alasan saja bi" Jawabnya sekenanya. Dalam hati Syagia juga bertnaya-tanya, apakah memang aku sudah siap mau menikah tiba-tiba angin belajar memasak? Barangkali fikiran bawah sadar Syafia sedang menginstal dirinya untuk menyiapkan dirinya menikah? 

Syagia benar- benar ingin melupakan Andi, ada rasa amarah dan kecewa ayang teramat dalam ynag tanpa alasan hingga membuatnya tak hendak membuka HP nya sama sekali. Tidak seperti biasanya, HP Vivo berwarna gold itu sejak siang tidak disentuhnya sama sekali, dibiarkan mati. 

__________

Hingga pukul satu dini hari, Syafia takjua mampu memejamkan mata. Diambilnya HP yang seharian tidak disentuhnya. Dia hidupkan, dan byuurr ramai suara notifikasi pesan yang masuk dari wah atau pesan pribadi teman-temnanya. Diantara ada 10 pesan pribadi dari WA dg profil gambar Andi. Kembali Syafia mencoba mengukir sedikit harapan, apa yang selama ini dia rasakan tidak bertepuk sebelah tangan. 

" InsyaAllah akan sy sampaikan.. " Jawaban Andi yang memastikan kalau dirinya sudah benar-benar menikah. Syafia mencoba menekna perasaan sedihnha. 

" Saya dengar dek Fia bekerja di pesantren ya... Alhamdulillah pasti alim sekarang " Ditutup dengan icon jempol dua. 

"Apakah dek Syagia sudah menikah...? 

" Aku doakan semoga sakinah mawadah wa Rahmah.. "

"Gembira sekali sy bisa bersilaturahim dengan dek Fia... Setalah sekian lama tidak saling berkirim kabar"

"Maaf... Barangkali sudah tdk pantas sy memnaggil dek ya... Mohon ijin aku panggil ukhti saja... "

"Selalu ada doa untuk ukhti... "

Semoga ukhti selalu sukses dan bahagia.. "

"Aamiinn.. " 

Monolog Andi yang agak panjang menggugurkan statemen Syafia jika Andi sudh melupakan dan tidak memperdulikan nya lagi. Beban perasaan yang telah Syafia tanggung kan selama ini membuatnya menjadi sangat sensitif. Namun jawaban pesan Andi menjadikan Syagia kembali gamang, Syagia semakin bimbang akan mengambil langkah kemana. 

Meskipun Syafia yakin Andi telah berkeluarga, namun ada kuncup dihatinya ketika Andi menjawab pesannya dengan panjng. Di merasa Andiasih belum berubah dari Andi yang dikenalnya dulu yang penuh dengna perhatian. Hnya karena waktu yng sekian lamaemisahkan, menjadikan mereka kali canggung dan mencoba menyibak misteri masing-masing dengn penuh hati-hati. Ada kuncup kecil di hati Syafia.. 

Syafia seakan lupa dengan sederetn type lelaki yang telah dia blacklist untuk menjadi suaminya. Untuk Andi sepertinya daftar itu tak lagi berarti. 

"Ada aa dengan diriku...?! Syafia semakin terperosok dalam kegalauan yang semakin dalam. 

NEXT


Jumat, 30 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 26

 



Sehari, dua hari, hingga hari ke empat waktu yang diberikan Ana kepada Syafia, dan Syafia belum menemukan jawab. 

Sebagai sebuah ikhtiar Syafia lakukan, dia ingin mengetahui kabar dan keberadaan Andi. Apakah Andi sudah menikah dan benar-benar sudah melupakan dirinya? 

Beberapa teman SMA yang mengenal Andi telah dihubungi Syafia dan tak satupun mengetahui kabar dan keberadaan Andi. Barangkali karena mereka tidak satu angkatan dengan Andi? Andi lulusan angkatan dua tahun sebelum Syafia. Saat Syafia masuk ke SMA mereka Andi sudah kelas 3, mereka saling mengenal pertama kali saat Andi menjadi panitia masa orientasi siswa baru atau yang sering mereka sebut dengan MOS. 

Saat itu Andi terkesn dengan Syafia karena Syafia sosok siswa yang cantik, cerdas dan pemberani. Bahkan ketika itu Syafia jadi obyek perbincangan kakak kelas mereka yang jadi panitia MOS. Hingga di akhir kegiatan MOS Syafia mendapat predikat peserta terfavorit, tentunya adalah peserta favorit panitia terutama yang cowok. 

Sejenak fikiran Syafia melayang jauh ke belakang 10 tahun yang lalu, saat itu sore dengan situasi agak gelap karena mendung yang menggantung tebal. Syafia nampak berdiri seorng diri dipinggir jalan depan sekolah menunggu jemputan sang ayah yang belum juga datang. 

" Hai... Kok belum pulang" Terdengar suara yang terdengar berat dari belakang. 

" Oh iya ... Masih menunggu jemputan" Jawab Syafia agak kaget. Syafia melihat seorang pemuda dengan perawakan tinggi besar, berwajah tampat di atas  motornya, yang tiba-tiba berhenti di depannya. Syafia agak grogi karena dia tahu, dia adalah Andi sang kakak senior yng menjadi idola. Syafia tidak menyngka, Andi yang biasanya cool mendekati dan menyapa dirinya. 

" Tunggu saja di kantor satpam... Sebentar lagi di sini hujan" Kata Andi. 

" Tidak kak... Di sini saja... Sebentar lagi asti Papa segera datang " Jawab Syafia agak sedikit kaku. 

" Baiklah... Aku duluan ya " Lanjut Andi smbil menyalakan mesinnya, berpamitan pada Syafia. 

Pertemuan pertama yang sangat mengesankan bagi Syafia, yang selanjutnya berkembnag menjadi rasa kagum, sayang dan jatuh cintasetelah bertemuan-pertemuan merek berlanjut semakin sering. Mereka berdua nampak sangat akrab di sekolah, semua teman mereka tahu Syafia dan Andi pasangan yang sangat cocok dan kompak. Syafia cantik dan Andi ganteng, disamping keduanya adalah siswa cerdas yang selalu menjadi juara di kelasnya. 

_________

Syafiae menarik nafas panjang, dia merasa tersiksa dengn perasaannya kepada Andi yang kian menyeskkan dada. Syafia kadang merasa berdosa dengan rasa cintanya yang tka mampu di tepiskan, bahkan di sujud malamnya dia selalu menangis dan memohon agar rasa cintanya pada Andi Allah hilangkan. Namun semkin Syafia mencoba melupakan dan membuang rasanya kepada Andi, semakin kuat rasa iku mencabik-cabik hatinya. 

" Ya Allah... Ku mohon hanya satu cintaku untukMu, ku ingin aku hanya bercinta dengan Mu... Hilangkan rasa cinta fana ini dari dalam hatiku ya Allah.... Ku Mohon hapus semua rasa dan ingatanku tentang mas Andi " Pintanya dalam hampir disetiap sudut malam Syafia. 

" Aku takut rasa ini akan menjadi dosa bagiku yaa Allah... Aku takut rasa ini akan menjauhkanku dariMu yaa Allah... Aku tinggalkan mas Andi karenaMu... Ku ingin gantikan rasaku yang fana ini dengn cinta ke kl hnya untukMu Allah... Tolonglah aku" Tangis Syafia dalam doanya. 

Pernah dalam suatu kesempatan kajian Islam Syafia bertanya tentang perasaan cinta dalam kepada ikhwan apakah sebuah dosa?! 

" Rasa cinta kepada sesama mahluk Allah, sesama manusia, bahkan kepada orang tertentu lawan jenis adalah karunia dari Allah... InsyaAllah rasa cinta itu datangnya dari Allah, maka tidak akan menjadi suatu dosa. Rasa itu akn menjadi dosa jika dengannya kita menjadi lupa kepada Allah, lupa syariat-syariat Allah bagaimana berkhalwat dan menjaga diri dari zina... Jadi bukan rasa cinta itu yang menjadikan dosa, dosa itu akn terjadi karena perbuatan oleh rasa cinta itu... InsyaAllah demikian ukhti.. Wallahu'alam" Jawab ustadz jalan itu. 

Meski demikian, Syafia masih saja merasa bersalah dan takut menjadi dosa dengan perasaannya ini pada Andi yang bukan siapa-siapa nya dia. 

_________

Tiba-tiba handphone Syafia berdering, dia lirik sejenk dan membiarkan saja HP menari-nari di atas meja kerjanya, ternyata dari sebuah nomor yang tidak dia kenal. Sudah menjadi kebiasaan Syafia tidak mengangkat panggilan dari nomor-nomor yang tidak dia kenal, karena dia memang tidak pernah memberikan no HP nya kepada siapapun kecuali teman kantor dan teman-teman sekolah dan kuliah yang masih sering komunikasi dengannya. 

Handphone Syafia berdering kembali dan tetap saja dia  abaikan setelah dilihat dari nomor yang sama, dan tidak lama sering itu pun berhenti. Barangkali seseorang diseberang sana berfikir Syafia tidak mau mengangkat karena tidak mengenal nomornya. 

Namun, Syafia tetap penasaran ingin tau siapa yang sudah menelphonenya, Syafia mencoba membuka nomor WA dan melihat profilnya. Syafia kaget, tak ayal hatiny berdebar kencang, dia melihat di foto profil itu adalah sosok yang sangat dijebloskan bahkan sering hadir ke mimpinya, dengan penampilan yang jauh lebih matang dan lebih dewasa, ternyata Nomor yang tidak di kenal itu adalah nomor Andi. 

NEXT

Selasa, 27 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 25

 



"Assalamualaikum mama.. "Ucap Syafia pelan, smbil memegang nisan malam mamanya. 

" Maaf mama... Syafia baru bisa mengunjungi mama.. " Nadanya terbata, nafasnya sengal dan tangis Syafia pecah. 

Sesaat Syafia tidak dapat berkata-kata, di belum mampu mengatur nafas dan menghentikan tngisnya yang tertumpa. Syafia menangis sejadi-jadinya, seakan lewat suara tangisnya dia sedang tumpahkan semua beban yang selama ini ditanggungnya. 

"Mama giman kabarnya?! Semoga mama bahagia di sisi Allah SWT.. " Lanjutnya setelah tangisnya mereda. 

"Kabar kami baik mama, aku d lulus kuliah dan sekarang sudah kerja, Syifa juga sudah masuk kuliah... Semoga Aku mampu membiayainya sampai selesai mama... " Kembali air mata Syafia deras mengalir. 

"Aku sangat rindu mama... Aku butuh mama... " Ujarnya terbata sambil menelungkupkan wajahnya di nisan putih yng sudah nampak kehitaman berlapir tanah. 

" Mama... Aku berjanji tidak akan tinggalkan Syifa mama... Aku tidak ingin menikah mama sebelum Syifa berhasil selesaikan kuliahnya dan menikah... " Syafia mencurahkan rahasia hatinya yang tak pernah disampaikan kepada siapapun termasuk adiknya Syifa.  

" Ma... Bagaimana aku harus menolak khitbah ukhti Ana? Aku tidak mau jadi istri kedua ma... Aku tidk mau menyakiti siapapun dan juga disakiti oleh siapapun ma... Aku tidak mau berbagi suami mama... Tapi, selama ini ukhti Ana dan ustadz Hamid sudah banyak menolong aku dan Syifa ma... Aku harus bagaimana mama??!  Syafia diam sesaat sambil mengusap air matanya. 

"Aku masih mencintai mas Andi mama.... Aku ingin menikah hanya dengan mas Andi saja.. " Syafia dadanya semakin sesak, kembli tangisnya pecah, air matanya tertumpah, bagai air bah yang selama ini terkumpul dan tertahan dalam waduk besar yang kian rapuh. Tangisnya cukup memilukan, ndak tau apakah sang mama bisa mendengarkan? Tetoi lebih penting dari itu Syafia sudah mengeluarkan semua beban. Tidak ada lagi rahasia di bilik hati Syafia, semua sudah di katakan. 

Selanjutnya Syafia berbalik menghadap malam yang ada di sebelahnya, hampir sama dengan ko disi malam mamanya, makam papanya juga nampak sangat tidak terawat. 

"Assalamualaikum Papa... " Sapanya kepada makam bisu sang papa. 

"Apa kabar papa di sana apakah bisa berjumpa dengan mama..?! Tanyanya dalam kebisuan,  hatinya mulai bergetar. Sesaat air mata Syafia kembali tumpah, dia tak lagi mampu berkata-kata. 

" Ayah... Maafkan aku tidak sekuat ayah... Aku tidak bisa menjaga dan mempertahankan hasil kerja ayah... Mobil, rumah dan semua aset yang papa kumpulkan dengan susah payah kini telah habis terjual ... Papa jangan marah ya... Maafkan Syafia" Kata Syafia lirih, air matanya sudah mulai mengering. Syafia tidak dapat bercerita banyak kepada sang papa, seperti saat kedua orang tuanya masih ada, Syafia lebih dekat dengan mamanya, dia sellau bercerita apapun kepada sang mama. Berbeda dengan adiknya Syifa yang lebih dekat dengan sang papa. 

Syafia sengaja tidak mengajak Syifa ziarah ke makam kedua orang tuanya, karena kepergian Syafia berziarah ke makam kedua orang tuanya karena dia ingin menumpahkan semua rahasia hatinya yang selama ini dia simPATI rapat di bilik hatinya. Syafia tidak ingin Syifa tahu apa yang menjadi rahasia hatinya, deritanya, apalagi sedihnya. Syafia terlalu sayang kepada Syifa, sehingga meski adiknya sudah mulai menginjak dewasa dia masih tidak bisa berbagi dengan adiknya. 

NEXT

Senin, 26 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 24

 


Syafia berada pada kebimbangan, antara harus menerima khitbah ukhti Ana untuk suaminya ataukah menunggu Andi yang setiap saat hadir dalam mimpinya yng barangkali adalah jawab dari sholeh istiharohnya? 

Ustadz Hamid bukan sosok biasa, barangkali tidak ada wnita yang mmpu menolak kharismanya. Perawakannya yang tegap, dengan aura wajah yang sejuk dan teduh menampakkan kewibawaannya. Ustadz Hamid juga seorang laki-laki yang lembut dan perhatian. Bahkan dengan sipa saja yang berada di sekitar beliau, dengan karyawan atau ustadz - ustadzah, beliau selalu menyapa duluan jika bertemu. Keteladanan beliau membuat semua civitas akademik di Ar Rahmah Boarding School disiplin dan tepat waktu. Beliau selalu hadir duluan sebelum kami, dengan senyum khas beliau menyambut kami yang kadang terlambat dan menjawab salam beliau dengan malu dan rasa bersalah. 

Ustadz Hamid sosok pria pengayom, selalu mendengar keluhan anak buahnya tentang permasalahan apapun dengan penuh perhatian , dan memberikan solusi yang bijak. 

Beliau sosok sempurna, sesempurn istrinya ukhti Ana Sholihah yang cantik, pintar dan sholihah. 

"Aaahh.... " Syafia berusaha menepis bayangan ustadz Hamid yang jika dia setuju akn menjadi suaminya. 

Namun masih ada alasan dalam hati Syafia yang masih menjadi rahasia yang dia simpan sendiri, dia belum bisa menerima pinangan ustadz Hamid. 

Bayangan ustadz Hamid dan Andi selalu muncul silih berganti. Andi yang sejak lama telah mengisi ruang hatinya, yang hingga saat ini belum mampu di lupakan. Andi yang meskipun sudh tidak ada kabarnya tetapi masih sellau datang dalam mimpinya. Andi yang kadang mampu menguras air mata Syafia dikala dia rindu, Andi yang sebenarnya sangat dia harapkan saat ini hadir menemuinya, melamarnya dn mengajaknya pergi. 

Syafia masih terbelenggu dalam pusaran rahasia hati yang dia simpan sendiri. Tidak ada seorangpun yang tau sebenarnya apa yang di inginkan Syafia, dengan menolak beberapa lamaran yang pernah disampaikan kepadanya. 

________

Pagi sekali Syafia sudah bersiap diri, hari ini dia sudah mengajukan ijin tidak masuk kantor karena akan ziarah ke makam kedua orang tuanya di Malang. Hampir semalaman Syafia menangis, tiba-tiba dia merasa sangat rindu kepada mama papanya, Syafia merasa sangat butuh mereka berdua saat ini, disaat Syafia merasa sangat rapuh. 

Syafia sengaja ziarah ke makam mama papanya tidak mengajak Syifa adiknya. Syafia ingin ungkapkan seluruh rahasia hatiny kepada kedua orang tuanya. Meskipun mereka tidak mmpu lagi mendengar curhatnya, tetapi Syafia berharap akan lebih baik setelah menumpahkan seluruh beban yng menghimpit batinnya. 

Setelah 3 jam perjalanan, sampailah Syafia di pemakaman umum dimana kedua orang tua Syafia dimakamkan bersebelahan. Syafia segera  menuju makam yang nampak tidak terawat, rimbun oleh rerumputan liat. Hampir 2 tahun sejak pindah ke Surabaya Syafia dan Syifa tidak pernah mengunjungi makam kedua orang tuanya. 

Syafia mencoba membersihkan beberapa rumput yang sudah merambat melilit batu nisan makam mamanya. 


Sabtu, 24 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 23

 



Syafia terdiam, dia tidk tau apa yang harus dia katakan. Sama sekali di atidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ukhti Ana melamar dirinya untuk suaminya? Sungguh hla yang sulit difahami oleh seorang wanita termasuk Syafia. 

Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada Ana sang murobbi, apakah dia dalm keadaan tertekan sehingga dapat menyampaikan ini kepada Syafia. Atau memang dia sudah tidakencintia suaminya lagi sehingga di begitu saja dengan suka rela menyerahkan suaminya kepada orng lain? Syafia masih belum juga anisa memahami. Apakah memang ada ajaran cinta yang belum dia pelajari?! Batin Syafia. 

"Tidak mungkin unkti... " Jawab Syafia lirih. 

"Kenapa tidak mungkin ukhti?! Tnya Ana. 

" Tidak mungkin saya bisa menjadi madu ukhti Ana ... Sy tidak ingin ada setitik kebencian saja dri ukhti Ana untuk saya... Saya tidak mungkin ukhti Ana tersakiti karena perjodohna ini" Jelas Syafia. 

"Memang benar ukhti Fia... Pertama ustadz Hamid menyiapkan maksudnya ini, saya juga kaget.emgapa harus ukhti Fia yang harus ustadz Hamid pilih..? Kata Ana selanjutnya. 

" Bagaimana dengan ukhti Ana sendiri... Tidaklah ukhti Ana bisa menolak kalauemang ukhti Ana merasa tersakiti oleh ini?? Jawab Syafia nampak lebih tegas. 

"Keikhlasan itu sebuah perjuangan ukhti, tak seorangpun wanita yng tiba-tiba dengan begitu saja merelakna suaminya berbagi. Ini adalah bagian ujian saya sebagai seorang istri, apakah saya bisa tidak patuh pada suami, sementara Ridho Allah terletak pada ridho suami? Ujar Ana dengan mata nanar menatap Syafia. 

" Sebagai istri dan hamba Allah yang taat aku tidk boleh meolak ukhti, aku hanya yakin dengn ketentuan Allah, jika sekiranya Allah menghendaki sekeras apapun ku menolak, pasti akan terjadi. Karena tidak ada sesuatupun terjadi di bumi ini tnpa kehendakNya, bahkan termasuk duan kering yang jatuh di Malam hari" Lanjut Ana. 

" Sekarang saya berharap ukhti Ana tidak menolak kehendak ustadz Hamid, saya ikhlas ukhti, semoga semua akan membawa kebaikan" Tambah Ana kemudian ingin matikan jawaban Syafia. 

Sesaat Syafia masih belum bisa memberikan jawaban. Kejadian yng barusan terjadi benar-benar diluar bayangannya. Selama ini Syafia berprinsip tentng jodohnya kelak adalah seorang lelaki yang sholeh pasti dan yang tidak terikat hubungan perkawinan dengan orang lain atau beristri, pantang baginya untuk merusak kebahagiaan rumah tangga orang lain.

 Tapi apa yang sedang dihadapinya sekarang?! Justru istri tua mencib melamar diriku untuk suaminya? Dan itu adalah murobbi ku?! Subhanallah kenyataan apakah ini? Batin Syafia nampak meronta. 

"Mohon maaf ukhti, Ana belum mbero jawaban sekarang... Saya akan istiharoh dulu dan membicarakan ini dengan keluarga" Penolakan Syafia nampak masuk akal dan diplomatis, meskipun Syafia masih memberikan harapan pada kalimat penolakannya. 



Jumat, 23 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 22

 

Syafia mengajak Ana ke gazebo samping asrama santri, gazebo berukuran 3m x 3m yang dikelilingi dengan taman bunga yang cukup teramat,en jadikan suasana di tempat itu asri, nyaman dan tenang. Apalagi saat jam masuk kelas, para santri biasanya memanfaatkan gazebo ini saat istirahat belajar untuk melepas kepenatan fikiran. 

Di halaman yang luasnya sekitar 1000 m2 itu ada setidaknya 4 gazebo yang terawat indah.  Gazebo-gazebo tersebut sengaja didirikan untuk para wali santri yang sedang berkunjung, agar bisa bercengkerama dengan putri mereka mengobati rindu karena sekian bulan baru boleh bertemu. Orang tua santri di Ar Rohman Boarding School ini boleh berkunjung setiap dua bulan sekali, sehingga saat jadwal kunjungan area gazebo inienjadi tempat paling ramai di asrama Ar Rahmah Boarding School atau yang sering mereka sebut RBS. 

Syafia sengaja mengajak Ana menuju gazebo paling ujung, situasiny paling asri karena dekat dengan air mancur  yang modifikasi indah dan alami. 

Sepanjang waktu berjalan menuju Gazebo yang merek tuju, tidak banyak mereka berkata-kata, menambah penasaran Syafia akan apa permasalahan yang ingin disampaikan Ana sang murobbi kepadanya. 

 "ada apakah dengn ukhti Ana?! Adakah yang salah dariku kepadanya? Tanya Syafia dalam hati. Pertanyaan yang tentunya tidak akan terjawab. 

Namun Syafia juga tidak berani untuk. menanyakan perihal sikap Ana kepadanya. Ana adalah guru nya yang sudah membimbing nya hingga menjadi seperti ini. Syafia sering berkata pada temannya, dia sangat bersyukur sudah dipertemukan dengan ukhti Ana dan akhwat-akhwat yang sudah dia anggap saudaranya, yang telah membawanya ke dunia yang benar-benar lain dari dunianya, berbeda dari dunia Syafia masa lalu yang bisa dibilang jahiliyah. 

" Ukhti... Kita bicara-bicaranya di sini saja ya..? Tanya Syafia pada Ana meminta persetujuan. 

"Iya ukhti ndak apa-apa... Di sini juga suasana nya enak" Jawab Ana datar. 

Sejurus kemudian mereka memgmbil tempat duduk lesehan di Gazebo yang setiap harinya terjaga bersih dan suci. 

"Maaf ukhti ada apa ya... Sepertinya ada sesuatu yang penting " Syafia mencoba memulai pembicaraan, melelehkan situasi yang semakin kaku. Dan Ana masih tetap diam saja, dengan mencoba untuk membentuk bibirnyenkadi sebuh senyuman, meski ti tangkap oleh Syafia sedikit dipaksakan. 

"Barangkali saya ada salah ukhti... " Lanjut Syafia. 

"Tidak kok ukhti tidak ada salah sedikitpun... Gimana di sini ukhti sudah krasan?! Ana balik bertanya pada Syafia. 

" Ahamdulillah ukhti kami kerasan di sini.. Kami sampaikan banyak terimakasih ukhti Ana sudah membawa kami ke sini... Saya sangat berhutang budi pada ukhti?!  Kata Syafia smbil tertunduk hari. 

Sesaat mereka saling tidak bicara, gemericik air mancur menambah sendu suasana siang itu, semakin lengkap dengn hembusan angin sepoi dari pohon paleng di sekitar gazebo yang terkadang melambai-lambai. 

" Maaf ukhti Fia.. Ada yang ingin saya sampaikan pada ukhti... " Ana membuka percakapan. 

" Tapi ukhti jangan kaget... Dan semua keputusan terserah pada ukhti" Sambung Ana yang membuat Syafia semakin penasaran. 

" Iy ukhti... Ada apa? Saya jadi semakin takut.. Apa saya ada salah ukhti?! Tanya Syafia sekali lagi karena takut dia melakukan kesalahan yang tidak dia sengaja. 

" Ukhti Fia sering ya bertemu ustadz Hamid?! Tanya Ana kemudian. 

Syafia semakin takut, "ada masalah apa ini? Batinnya. 

" Ya kalau sedang ada rapat saja ukhti... " Jawab Syafia agak sedikit takut. 

" Artinya ukhti sudha tahu dan mengenal ustadz Hamid ya... " Lanjut Ana. 

"Saya mengenal beliau sebatas beliau ada sumi ukhti Ana dan pimpinan pesantren ini ukhti " Jawab Syafia diplomatis. 

" Maaf ukhti... Andai ustadz Hamid menghendaki ukhti gimana? Pertanyaan Ana yang sangat mengejutkan Syafia, tetapi Syafia tidak ingin berasumsi. 

" Menghendaki saya bagaimana ukhti...?! Tanya Syafia balik menegaskan maksud sebenarnya dari perkataan Ana. 

"Ustadz Hamid ingin menjadikan ukhti sebagai matang " Jelas Ana lirih. 

Mendengar jawaban Ana, Syafia merasa bagai tersengat listrik 1000 watt, antara percaya dan tidak?! Bahkan Syafia berharap yang barusan dialaminya ini hanyalah sebuah mimpi. Dia cubit tangannya, ternyata benar ada rasa sakit. 

Berarti ini nyata" Batin Syafia. 

NEXT


"

Kamis, 22 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 21

 


" Assalamualaikum..?! 

"Afwan ustadzah, ?  Tiba - tiba dua orang santri masuk ke ruang Tata Usaha dan mendekati Syafia. 

" Madza turidzu? Jawab Syafia

" mahmudah ustadzah Ima?! 

" Ustadzah Ima sedang mengajar.. " Jawab Syafia dg bahas aIndonesi karena di belum percaya diri bicara dengan bahasa Arab. 

"Syukron ustadzah... Assalamualaikum" Jawab kedua santri tersebut hmpir bersamaan, dengan hormat memohon diri dn keluar dari ruang tata usaha. 

Percakapan bahasa Arab santri Arthropoda Rohman dg Syafia"

Syafia mendapat banyak hla baru berada di pondok pesantren Arthropoda Rohman, dia banyak belajar tentang agama dan memgajarkannya, bacaan Al-Quran Qur'annya semakin lancar, karena meskipun dia ustadzah tidak malu belajar kembli bersama santri dari ustadzah yang lebih mumpuni. Syafia juga sudah mulai pandai bicara bahasa Arab dengan para santri. 

" Sungguh indah Allah menuliskan jalan cerita untukku.. " Demikian Syafia setiap nercerita kepada kawan-kawannya. Syafia sellau bersyukur atas semua yang Allah berikan untuknya dan mengikhlaskan semua suka dan musibah yang telah menjadikannya yatim piatu bersama adiknya. 

"Ustadzah Syafia... "

"Iya ustadzah Ima...ada apa...sepertinya ada yang ?!

" Iya... Anti dipanggil ustadzah Ana , untuk menemui beliau di kantor lesantrian" Kata ustadzah Ima 

"Ustadzah Ana? 

" Benarkan beliau berada di sini... Kok tumben?! Jawab Syafia gembira., karena sudah cukup lama Syafia tidak berjumpa dengan sang Murobbi yang juga istri direktur yayasan tempat di bekerja sekarang. 

"Iya sana gih... Biar aku gantikan tugas anti " Kata ustadzah Ima  pengajar di pondok pesantren Arab Rohman juga. 

" Sudah kok ust... Sudah selesai tinggal beresin saja" Jawab Syafia sembari memberesi lembar-lembar tugas yang berserakan di mejanya. 

"Baiklah... Segera ke kesantrin ya ustadzah.. Aku duluan" Pamit Ustadzah Ima. 

Ada rasa bahgia di hati Syafia atas kedatangan Ana sang murobbi, yang sudah Syafia anggap sebagai pengganti orang tuanya. Kepada Ana lah Syafia menceritakn semua rahasia hatinya, kepada Ana lah di keluhkn segala kesedihan. Ana Ana juga telah menggapnya sebagai keluarga sendiri, setiap ada kesulitan dia datang membantu. Ana bagi Syafia bagaikn lilin di malam gempa, yang tak pernah lelah memberi cahaya dan menunjukkan jalan. 

Kini Ana ada di sini, di pondok pesantren ini, setelah hampir setahun tidak berjumpa. Walau ustadz Hidup suami adalah adalah pimpinan dan direktur pondok pesantren ini, tapi Ana baru kali berkunjung selama Syafia bekerja di sana. 

Setelah selesai merapikan semua berkas di meja kerjanya, bergegas Syafia dengan semangat dan ada perasaan bahagia menuju kantor kesnatrian untuk menemui ukhti Ana yang sudah cukup dirindukan Syafia.Syafia merasa seperti santri yangendapat kunjungan orang tua... Setelah sekian tahun dibiarkan sendiri di pondok tanpa perhatian. 

Sesampai di lesantrian seger Syafiaembuka pintu kantor kesnatrian. 

"Assalamualaikum... " Ucap salam Syafia setelah membuka pintu dan matanya menyapu seluruh ruang kesnatrian. 

"Dimana ustadzah Ana? Batinnya. 

Syafia memng melihat seorang khwatir yang duduk sambil tertunduk di pojok ruangan. Sama sekali berbeda dengan ustadzah Ana yang di kenal selama ini yang selalu sabar, rinag Ana penuh semangat. 

" Assalamualaikum ustadzah... ' sekali lagi Syafia mengucp salam khawatir Ana tidak mendengar karena terlalu dalam lmunannya. 

"Walaikumsalam.. " Jawab Ana lirih seraya berdiri dan memeluk Syafia. 

" Maaf... Ndk mendengar Ukhti Syafia datang" Tambah Ana. 

"Tidak apa-apa ukhti... " Jawab Syafia. 

" Bagaimana kabar ukhti Ana?! Alhamdulillah. Dulilah sayang Syif disini kerasan dan kamiengucap bnyak terimakasih telah ditolong oleh ukhti Ana" Kata Syafia. 

"Alhamdulillah kaau demikian ukhti?! 

Sejenak merek tersimpan, Syafia sedikit bingung menghadapi sikap Ana sang murobbi yng dingin tidak seperti biasanya. 

" Ukhti... Sy kesini ingin smpaikan sesuatu ada ukhti... Tapi mungkin tidk disini ' kata Ana mech kebekuan diantaraereka. 

"Iya ukhti ... " Jawab Syafia datar bercampur bingung, dan penasaran hal penting apa yang akan disampaikan ukhti Ana? 


Next


Rabu, 21 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 20

 


Syafia telah diterima bekerja di Boarding School Ar-Rohmah di Surabaya, sebuah Yayasan  bergerak dibidang pendidikan SD, SMP, SMA dan pPo dok Pesantren. Ustadz Hafidz suami ukhti Ana adalah salah satu pimpinan di Yayasan Ar  Rohmah. 

Syafa akhirnya saat bekerja di Yayasan tersebut atas rekomendasi dari ustadz Hamid. Syafia dipekerjakan di bidang yng sesuai dengan keahlinnya, yaitu menjadi staf keuangan yayasan. Tidak menynagka Syifa sangt cocok dan kerasan bekerja disini. Yang terpenting bukn berapa gaji yng diterima tetapi penerimaan lingkungan yayasan terhadap Syafia dengan segala atributnya menenteamkn hatinya. 

Di Yayasan ini hmpir 50℅ ustadzah nya memakai cadar, bahkan ada kelas tertentu yang wajib menggunakan seragam yaitu santriwati di kelas takhfidz. Setiap pagi, suasana indah pagi hari diiringi dengan deru suara murojaah santri dari tiap kelas, sungguh menyejukkan hati. Tidak hanya badan saja yng segar oleh udara dn cahaya matahari pagi, tetapi juga hti dan fikiran menjadi segar dan damai oleh bacaan Al-Quran Quran anak-anak setiap pagi. 

Syafia sngat bersyukur, skenario Allah selalu indah untuknya. Ternyata, ketika hampir semua perusahaan menolak proposal pekerjaannya dan hampir membuatnya putus asa, Allah punya rencana indah untuk membawanya ke sini, ke yayasan Ar Rohmah. 

Sudh hampir satu tahun Syafia bekerja di Yayasan Ar Rohmah, di Yayasan itu Syafia tidak hnya bekerja, namun juga a belajar dan berbagai ilmu. Syafia mendapat amanah untuk membina kegiatan halaqoh santri, kajian tentang Fiqun Nisa'. Syafia merasa sudah menjadi bgian dari keluarga besar Ar Rahmah, dan itu cukup untuk melupakan cerita dan ujian-ujian yng dihadapinya. 

Pondok Pesantren, khususnya asrama putri memiliki 3 gedung lantai dua. Yang menampung tempat sekitar 600 santri putri dengan segudang aktifitas mereka. Asrama Pesantren ini sellu ramai, ramai dengan bacaan Al-Quran, dan suara ustadzah yang sedang halaqoh. Semunya sunguh indah menenteramkn jiwa. 

Santri yang cukup banyak membutuhkan ustadzah pendamping juga tidak sedikit, maka karena dipandang mampu Syafia diminta oleh ustadz Hamid untuk tinggal di Asrama, dwngna sebuah kompensasi termasuk adiknya Syifa, diijinkan tinggal di asrama pula. Sehingga merek tidak lagi tinggal di rumh kontrakan. Keadaan ini sngat baik untuk mereka, karena ko disi asrama dengn erausan santri mampu menghapus lukaendalm kehilangan orang tua mereka dan bahkan mampu kembli mengemblikn lukisan senyum di hati Syafia dan adiknya Syifa. Syifa juga mendapat pekerjaan di asrama di sela kuliahnya, yaitu menjadi penjaga koperasi Asrama. Honor yang mereka dapatkan sangat cukup untuk biaya kuliah Syafia, karena untuk makn dn minum sehari-hari sudah dijatah dari Asrama. 

Ustadz Hamid, juga semakin percaya dengan Syafia. Syafia mendapat apresiasi telah mmpu memperbaiki sistem keuangan lembaga dengan sistem yang lebih modern dan mampu memberikan layanan cepat. Kemampuan Syafia dibidang akuntansi memang tidak dirgukn lagi  dia adalah mahasiswa dengna predikat lulusan terbaik (comload), maka menata administrasi keuangan Yayasan yng barangkali tidak terlalu kompleks, bagi Syafia adalah hal yng mudah. 

Ustadz Hidup sering sekali menynajung Syafia, baik di forum rapat maupun saatereka berjumpa. Nampak seklai kekaguman ustadz Hamid terhadap kualitas Syafia. Namun snajungan ustadz Hamid malah membuat Syafia tidak enak hati dan malu dengan staf dan ustadz -ustadzah di Yayasan tersebut, karena Syafia sangat thu diri, bahwa dia masih harus banyak belajar di Yayasan ini. 

NEXT


Minggu, 18 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 19

 


Aida sengaja tinggal menginap di rumah Syafia, setelah Syafia dengan serius memohonnya untuk tinggal. 

"Pasti ada sesuatu hl khusus yang ingin Syafia ceritakan padaku.... Baiklah ... Syafia sudah tidak memiliki seseorang yang mungkin bisa diajak berbagi" Batin Aida.

Setelah Syafia dengan sedikit memaksa Aida untuk tinggal, akhirnya Aida memutuskan untuk tinggal beberapa hari di rumah Syafia. Sementara kawan-kawan mereka yang lain sudah blik ke Malang setelah Sholat Maghrib. 

Syafia ingin Aida  tinggal, banyak hal yang ingin Syafia ceritakan pada Aida yang tidak bisa dia ceritakan kepada orang lain, termasuk adiknya. 

Semalaman hampir mereka tidak tidur, Syafia merasa sedikit lebih lega telah mencurahkan beban hatinya kepada sahabatnya Aida, tentang kenapa dia menolak lamaran ikhwan yng baik, tentang upaya untuk mendapat pekerjaan yang terganjl karena cadar yang dikenakan. Tentang  banting ukhti Ana sama murobbi yang telah menyelamatkan adiknya dari putus sekolah. 

Aida mendengarkan cerita Syafia dengan bijak dan serius, tak lagi ada canda sebagimana yng sering Aid lakukn dalm menanggapi suatu permasalahan. Aida mengerti bahwa ijin yang sedang diterima Syafia bukan ujian kecil yang bahkan dirinya sendiri pun barangkali tka mmpu menanggungnya. 

"Ukhti Fia .... Sepertinya memang kerja pada bidang publik ndak tepat untuk kita... Pakaian kita saja sudah menakutkan mereka... Masalahnya sebagian orang memang sengaja ingin merusak islam dengan memberi label teroris kepada muslimah bercadar seperti kita.." Sebuah analisis tajam dilontarkna Adia. 

"Tumben ku pinter... " Kata Syafia menggoda disambut dengan cubitan Aida, dan sesangat mereka bercanda tertawa bersama. 

" Serius ini ukhti Fia... Barangkali kalau ukhti masih sangat membutuhkan pekerjaan lupakan ijazah ukhti, jangan pake acuna apa jurusan kuliah kita dan ijazah kita, banyak orang sukses bukn karena ijazah, tapi karena keuletan dan kerja keras... Barangkali ukhti harus berfikir di bidang lain selain akuntansi... " Sambung Aida. 

"Kerja bidang apa ukhti? Saya tidak memiliki kapasitas keilmuan dan keahlian di bidang lain selain akuntansi" Jawab Syfia. 

" Barangkali buka warung bakso atau mie ayam atau nasi kebuli... Nih masih bidang akuntansi juga loh" Kata Aida sambil memasukkan gurauan agar Syafia tidak terlalu sedih dan tegang. 

" Aduh.. Rasany aku tidak bisa ukhti, aku ndak bisa masak juga agak malu jualan di pinggir jalan" Tepis Syafia. 

"Kalau jadi guru privat atu guru anak SD mapu..?. Aku kira ndk perlu ilmu khusus untuk mengajar anak SD, materi-materinya paling juga ukhti Fia masih apal dulu saat sekolah di SD" Aida mencoba menawarkan beberapa alternatif

"Barangkali  ukhti bisa kalau hnya sekedar menjadi guru SD ... " Lanjut Aida. 

Sementara yang diajak bicara sejak tadi diam saja, seakan bingung. 

"Kalau ukhti mau mencoba mengjar  sekedar ada pekerjaan saja, Ustadz Hamid sumi ukhti Ana punya lembaga di Surabaya sini... Mungkin nanti bisa aku sampaikan ke ukhti Ana kalau Dia sungkan sampaikan sendiri... "

"Iya ukhti... Akan saya coba... Sepertinya menarik beljar bersama anak-anak " Jawab Fia sejurus kemudian. 

"Tapi aku apa bisa diterima.. Tidak punya basic guru sama sekali? Ujar Syafia ragu. 

" InsyaAllah ukhti... Nanti aku tak main ke rumah ukhti Ana dan ceritakan ini,... InsyaAllah ustadz Hamid dan ukhti akan dengan senang hati membantu anti. 

" Baiklah ukhti... Bismillah saya akan mencoba"

"Ukhti Aida bntu ya ... Sampaikan ke ukhti Ana dan ustadz Hamid"

"Terimakasih Sahabat quu ...." Kata Syafia sam bil memeluk sahabatnya Aida, yang telah mau mendengar semua curhatan hatinya, dan karena telah menemukan jalan keluar dari permasalahan yang cukup membuatnya hampir putus asa. 

NEXT

Jumat, 16 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 18

RAHASIA HATI SYAFIA
Oleh : Ummu Syafira

Sebuah alunan lagu sholawat terdengar dari gaway Syafia yang tergeletak di atas meja rias di kamarnya yng nampak tersusun rapi. Beberapa kali lagu berulang pertanda sang pemanggil mengulang kembali panggilannya beberapa kali, namun Syafia ynag sedang asyik memasak di dapur tidak juga mendengar. 

Hari ini rencana teman-teman Syafia dari Malang akan datang berkunjung. Syafia dan Syifa sejak pagi sudah mulai mempersiapkan sambutan untuk Aida, Sulis dan teman lainnya yang akan datang sekitar ba'da dhuhur nanti. 

Bebarapa jenis kue disiapkan syafia untuk menyambut kedatangan mereka. Syafia sengaja memasak nasi kebuli favorit mereka juga, mereka sering memasak nasi kebuli saat slesai ujian, biasanya mereka menyiapkan waktu sehari setelah ujian untuk berkumpul. Dlam waktu sehari itu, wktu benar-benar merek habiskan bersama seluruh penghuni rumah untuk bersih-bersih rumah dn masak nasi kebuli untuk merek mkan bersama. Sang tetangga para cowok itupun tidak lupa mereka selalu bagi sepiring besar untuk mereka.

Eitt... Bagi par aktivis dakwah, hampir seluruh waktunya diwakafkan untuk dakeah. Sehingga jarang sekalierek miliki waktu berkumpul lengkap semua anggota penghuni rumah selin waktu malam. Bahkan hari minggu saat libur kuliah pun mereka masing-masing memiliki jadwal halaqoh atau kegiatan dakwah lain ditempat yang berbeda. Mereka tidak pernh merasa lelahencari dan berbagi ilmu agama. 

Pun demikian saat libur semester, mereka jarang sekali mengambil libur semester untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Bahkan kegiatan untuk mengisi liburan semester sudah jauh sebelumnya direncanakan. Biasanya mereka mengadakan kegiatan-kegiatan "Daurah" atau pelatihan !dalam bidang dakwah, ibadah, ekonomi Islam, politik Islam dan lain sebagainya. 
_______

Tok... Tok... Tok.. 
"*Assalamualaikum... "  Ucap salam mereka hampir bersamaan. Merek sudah tidak sabar inginbmengrtahui kabar Syafira dan Syifa. 

"Waalaikumusalam wa rohmahtullah... " Jawab suara yng tidak asing lagi ditelinfah mereka. 

"Ukhti... Kami datang" Teriak Aida sambil lngsung membuka lebar pintu rumah dan mengajak teman-temannya masuk. 

"Alhamdulillah... Akhirnya bisa berjumpa lagi dengan kalian" Sambut Syafia sambil memeluk akhwat teman serumah nya saat mereka kuliah satu ersatu. 

"Ayoo silahkan duduk" Syafia memersilahkan teman-temannya untuk mengikuti tempat duduk di kursi lusuh rumah tamunya. 

"Maaf rumahnya jelek" Kata Syafia basa basi. 

" Ndaklah ukhti... Rumah ini cukup menyenangkan, kecil tapi tertata indah" Kata Ika. 

"Gimana... Ukhti Dia mau balik ikut kita alami ke Malang... Masih ada bad yng kosong kok" Goda Aida. 

" Kalau bukan karena Syifa masih harus melanjutkan sekolahnya di sini, aku sih suka bersm kalian di Malang saja" Ujar Syafia datar. 

"Tapi sudahlah... Memang jalan cerita dalam skenario Nya kami harus di sini", lanjut Syafia. 

" Kalo aku seneng di surabaya ukhti ... Metropolitan, pasti ramai" Sahut Sulis. 

"Oh iya.. . Semana Syifa ukhti... Kok sepi" Tnya Aida setelah mata indahnya memindai ruangan ndk menemukan Syifa. 

"Syifa sedng di dapur.... Sebentar aku panggil" Kata Syafia. 

"Ukhti ndak usah repot - repot... Kita kangen ngobrol-ngobrol dengan ukhti" Sahut Ika. 

" Ndak lah ukhti... Masak kita sudah jauh-jauh dari Malang  tidak ada suguhan.. " Celetuk Aida dengan gaya kocaknya. 

" Bersalah Aida... Sudah kami siapkan semua... Termasuk makan sing nasi kebuli favorit kita. 

"Lah... Ini baru luar biasa" Lanjut Aida sambil tertawa. 

" Aku bantu ya... Yuukk kita kedapur saja... Masak bareng-bareng masak nasi kebuli bersama-sama" Ajak Aida kepada teman-temannya. 

" Ndak usah ukhti... Sudah selesai kok" 
" Aku masuk sebentar mnggil Syifa ya... " Kata Syafia sambil berlalu. 

. NEXT

Minggu, 11 April 2021

RAHASIA BILIK HATI Part 17

 



Seperti hari-hari biasa, pagi ini sehabis sholat subuh dan murojaah, Syafia sudh memulai aktifivitas bersih-bersih rumah mungil mereka dan memasak untuk sarapan pagi. Nun ad hl yng berbeda dari hari biasanya, nampak ada secerch aura bahagia di wajah dan mata Syafia yang nampak dapat dilihat oleh siapapun yng selm ini dekat Syafia. Nampak aura gembira, bahagia, semangat dan aura-aura positif lainnya. 

"Kak Fia tumben... " Sapa Syifa merasa aneh melihat kakanya nampak gembira dan penuh semangat. Sfifa sngt senang melihat kakaknya sudah nampak mulu bisa melupakan dukanya. 

"Tumben gimana... Perasaan biasa saja" Sahut Syafia mencoba menyembunyikan kebahagiaannya pagi ini. 

"Ya... Kakak nampak beda saja  ... Tapi Syifa ikut senang kok kak... " Jawab Syifa smbil memeluk kakaknya dari belakang. 

" Iya... Mang kakak bahagia pagi ini"

"Gih... Segera sarapannya... Dan temui kakak di kamar ya.. " Lanjut Syafia sambil berlaluenuju kamar. 

"Baik kakak cantik... " Sahur Syifa menggoda snang kakak. 

Selesai sarapan dan membereskan piring dan sisa-siaa makanan untuk sarapan pagi ini, Syifa segera bergegas menuju kamar Syafia. Syifa agak penasaran, gerangn apa yang dirahasiakan oleh kakaknya?! 

"Tok.. Tok.. Tok... Kak... Aku boleh masuk? Syifa minta aijin masuk kamar Syafia. 

" Masuk ja Syifa... "

Sejurus kemudian Syifa membuka pintu, dan melihat kakaknya duduk di depn mek belajar sambil membawa amplop. 

" Ada apa kak? Tnya Syafia masih bingung. 

" Alhamdulillah... Kita dapat rezeki Syifa... Ini uang untuk bayar kuliahmu" Kata Syafia sambil menyodorkan  amplop yang nampak agak tebal kepada Syifa. 

" Kakak dapat uang dari mana..? Tanya Syifa agak sedikit enggan menerima amplop yng disodorkn Syafia. 

"Kakak kna belum dapat pekerjaan... Apa kaka berhutang? Tnya Syifa sambil matanya berkata-kata. 

" Alhamdulillah... Tidak adikku, kakak juga tidak berani berhutang.... Apa yang akan pkai u tuk bayar? Jawab Syafia. 

"Syifa lupa bahwa Allah Maha Kaya? Ini adalaha rezeki dari Allah Syifa... Yang Allah  erikan lewat tn-tan halaqoh kakak' lanjutnya dan sesaat kemudian mereka terdiam. 

" Allah tidak akan membiarkan kita dlm kesulitan kalau kita sabar... Kita tidak udha takut, sellu ad jalan bagi Allah untukberikan rezekinya untuk kita Syifa" Yang disebut nampak masih dima tertunduk mencoba menyembunyikan tangisnya. Syifa tidak ingin disebut tidak yakin dengn keMahakasih Allah, Syifa tidak ingin dikatakan tidak sabar karena masihsaja mnnagis saat memikirkan kehidupannya dan kakaknya. 

"Kemarin ukhti Ana datang ke sini, dan memberikan ini sebagai beasiswa untuk Syifa... Itu semua dari Allah Syifa... Kita tidak perlu malu dn sedih " Lanjutnya mencoba menasehati adiknya yang nampka masih sangat rapuh. 

"Iya kak... Tapi ujian ini tercatat sangat besar untuk kita... Tiba-tiba saja kitaenkadi yatim piatu" Kata Syifa di telah isaknya. 

"Tidak boleh begitu adikku... Kita aini milik Allah, maka terserah Allah saja mau menjadikn jalan cerita kita seperti apa.... " JawabSyafiasambil mengelus jilbab adiknya. 

"Tpi Allah berjanji... Kalau kita sabar dan menyandarkan diri kita padaNya... Maka pertolongan Allah sangat dekat... Dan itu sudh kita Buktikan sekarang " Lanjut Syafia menasehati Syifa  adiknya. 

" Sudah ah nangisnya ... Nanti mata kamu sembab... Mau ke kmpus kan?! 

Syafia segera mengajak adiknya berdiri dan memintanya untuk segera berkemas menuju ke. Kampusnya. 

NEXT





"