MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Jumat, 30 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 26

 



Sehari, dua hari, hingga hari ke empat waktu yang diberikan Ana kepada Syafia, dan Syafia belum menemukan jawab. 

Sebagai sebuah ikhtiar Syafia lakukan, dia ingin mengetahui kabar dan keberadaan Andi. Apakah Andi sudah menikah dan benar-benar sudah melupakan dirinya? 

Beberapa teman SMA yang mengenal Andi telah dihubungi Syafia dan tak satupun mengetahui kabar dan keberadaan Andi. Barangkali karena mereka tidak satu angkatan dengan Andi? Andi lulusan angkatan dua tahun sebelum Syafia. Saat Syafia masuk ke SMA mereka Andi sudah kelas 3, mereka saling mengenal pertama kali saat Andi menjadi panitia masa orientasi siswa baru atau yang sering mereka sebut dengan MOS. 

Saat itu Andi terkesn dengan Syafia karena Syafia sosok siswa yang cantik, cerdas dan pemberani. Bahkan ketika itu Syafia jadi obyek perbincangan kakak kelas mereka yang jadi panitia MOS. Hingga di akhir kegiatan MOS Syafia mendapat predikat peserta terfavorit, tentunya adalah peserta favorit panitia terutama yang cowok. 

Sejenak fikiran Syafia melayang jauh ke belakang 10 tahun yang lalu, saat itu sore dengan situasi agak gelap karena mendung yang menggantung tebal. Syafia nampak berdiri seorng diri dipinggir jalan depan sekolah menunggu jemputan sang ayah yang belum juga datang. 

" Hai... Kok belum pulang" Terdengar suara yang terdengar berat dari belakang. 

" Oh iya ... Masih menunggu jemputan" Jawab Syafia agak kaget. Syafia melihat seorang pemuda dengan perawakan tinggi besar, berwajah tampat di atas  motornya, yang tiba-tiba berhenti di depannya. Syafia agak grogi karena dia tahu, dia adalah Andi sang kakak senior yng menjadi idola. Syafia tidak menyngka, Andi yang biasanya cool mendekati dan menyapa dirinya. 

" Tunggu saja di kantor satpam... Sebentar lagi di sini hujan" Kata Andi. 

" Tidak kak... Di sini saja... Sebentar lagi asti Papa segera datang " Jawab Syafia agak sedikit kaku. 

" Baiklah... Aku duluan ya " Lanjut Andi smbil menyalakan mesinnya, berpamitan pada Syafia. 

Pertemuan pertama yang sangat mengesankan bagi Syafia, yang selanjutnya berkembnag menjadi rasa kagum, sayang dan jatuh cintasetelah bertemuan-pertemuan merek berlanjut semakin sering. Mereka berdua nampak sangat akrab di sekolah, semua teman mereka tahu Syafia dan Andi pasangan yang sangat cocok dan kompak. Syafia cantik dan Andi ganteng, disamping keduanya adalah siswa cerdas yang selalu menjadi juara di kelasnya. 

_________

Syafiae menarik nafas panjang, dia merasa tersiksa dengn perasaannya kepada Andi yang kian menyeskkan dada. Syafia kadang merasa berdosa dengan rasa cintanya yang tka mampu di tepiskan, bahkan di sujud malamnya dia selalu menangis dan memohon agar rasa cintanya pada Andi Allah hilangkan. Namun semkin Syafia mencoba melupakan dan membuang rasanya kepada Andi, semakin kuat rasa iku mencabik-cabik hatinya. 

" Ya Allah... Ku mohon hanya satu cintaku untukMu, ku ingin aku hanya bercinta dengan Mu... Hilangkan rasa cinta fana ini dari dalam hatiku ya Allah.... Ku Mohon hapus semua rasa dan ingatanku tentang mas Andi " Pintanya dalam hampir disetiap sudut malam Syafia. 

" Aku takut rasa ini akan menjadi dosa bagiku yaa Allah... Aku takut rasa ini akan menjauhkanku dariMu yaa Allah... Aku tinggalkan mas Andi karenaMu... Ku ingin gantikan rasaku yang fana ini dengn cinta ke kl hnya untukMu Allah... Tolonglah aku" Tangis Syafia dalam doanya. 

Pernah dalam suatu kesempatan kajian Islam Syafia bertanya tentang perasaan cinta dalam kepada ikhwan apakah sebuah dosa?! 

" Rasa cinta kepada sesama mahluk Allah, sesama manusia, bahkan kepada orang tertentu lawan jenis adalah karunia dari Allah... InsyaAllah rasa cinta itu datangnya dari Allah, maka tidak akan menjadi suatu dosa. Rasa itu akn menjadi dosa jika dengannya kita menjadi lupa kepada Allah, lupa syariat-syariat Allah bagaimana berkhalwat dan menjaga diri dari zina... Jadi bukan rasa cinta itu yang menjadikan dosa, dosa itu akn terjadi karena perbuatan oleh rasa cinta itu... InsyaAllah demikian ukhti.. Wallahu'alam" Jawab ustadz jalan itu. 

Meski demikian, Syafia masih saja merasa bersalah dan takut menjadi dosa dengan perasaannya ini pada Andi yang bukan siapa-siapa nya dia. 

_________

Tiba-tiba handphone Syafia berdering, dia lirik sejenk dan membiarkan saja HP menari-nari di atas meja kerjanya, ternyata dari sebuah nomor yang tidak dia kenal. Sudah menjadi kebiasaan Syafia tidak mengangkat panggilan dari nomor-nomor yang tidak dia kenal, karena dia memang tidak pernah memberikan no HP nya kepada siapapun kecuali teman kantor dan teman-teman sekolah dan kuliah yang masih sering komunikasi dengannya. 

Handphone Syafia berdering kembali dan tetap saja dia  abaikan setelah dilihat dari nomor yang sama, dan tidak lama sering itu pun berhenti. Barangkali seseorang diseberang sana berfikir Syafia tidak mau mengangkat karena tidak mengenal nomornya. 

Namun, Syafia tetap penasaran ingin tau siapa yang sudah menelphonenya, Syafia mencoba membuka nomor WA dan melihat profilnya. Syafia kaget, tak ayal hatiny berdebar kencang, dia melihat di foto profil itu adalah sosok yang sangat dijebloskan bahkan sering hadir ke mimpinya, dengan penampilan yang jauh lebih matang dan lebih dewasa, ternyata Nomor yang tidak di kenal itu adalah nomor Andi. 

NEXT

Selasa, 27 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 25

 



"Assalamualaikum mama.. "Ucap Syafia pelan, smbil memegang nisan malam mamanya. 

" Maaf mama... Syafia baru bisa mengunjungi mama.. " Nadanya terbata, nafasnya sengal dan tangis Syafia pecah. 

Sesaat Syafia tidak dapat berkata-kata, di belum mampu mengatur nafas dan menghentikan tngisnya yang tertumpa. Syafia menangis sejadi-jadinya, seakan lewat suara tangisnya dia sedang tumpahkan semua beban yang selama ini ditanggungnya. 

"Mama giman kabarnya?! Semoga mama bahagia di sisi Allah SWT.. " Lanjutnya setelah tangisnya mereda. 

"Kabar kami baik mama, aku d lulus kuliah dan sekarang sudah kerja, Syifa juga sudah masuk kuliah... Semoga Aku mampu membiayainya sampai selesai mama... " Kembali air mata Syafia deras mengalir. 

"Aku sangat rindu mama... Aku butuh mama... " Ujarnya terbata sambil menelungkupkan wajahnya di nisan putih yng sudah nampak kehitaman berlapir tanah. 

" Mama... Aku berjanji tidak akan tinggalkan Syifa mama... Aku tidak ingin menikah mama sebelum Syifa berhasil selesaikan kuliahnya dan menikah... " Syafia mencurahkan rahasia hatinya yang tak pernah disampaikan kepada siapapun termasuk adiknya Syifa.  

" Ma... Bagaimana aku harus menolak khitbah ukhti Ana? Aku tidak mau jadi istri kedua ma... Aku tidk mau menyakiti siapapun dan juga disakiti oleh siapapun ma... Aku tidak mau berbagi suami mama... Tapi, selama ini ukhti Ana dan ustadz Hamid sudah banyak menolong aku dan Syifa ma... Aku harus bagaimana mama??!  Syafia diam sesaat sambil mengusap air matanya. 

"Aku masih mencintai mas Andi mama.... Aku ingin menikah hanya dengan mas Andi saja.. " Syafia dadanya semakin sesak, kembli tangisnya pecah, air matanya tertumpah, bagai air bah yang selama ini terkumpul dan tertahan dalam waduk besar yang kian rapuh. Tangisnya cukup memilukan, ndak tau apakah sang mama bisa mendengarkan? Tetoi lebih penting dari itu Syafia sudah mengeluarkan semua beban. Tidak ada lagi rahasia di bilik hati Syafia, semua sudah di katakan. 

Selanjutnya Syafia berbalik menghadap malam yang ada di sebelahnya, hampir sama dengan ko disi malam mamanya, makam papanya juga nampak sangat tidak terawat. 

"Assalamualaikum Papa... " Sapanya kepada makam bisu sang papa. 

"Apa kabar papa di sana apakah bisa berjumpa dengan mama..?! Tanyanya dalam kebisuan,  hatinya mulai bergetar. Sesaat air mata Syafia kembali tumpah, dia tak lagi mampu berkata-kata. 

" Ayah... Maafkan aku tidak sekuat ayah... Aku tidak bisa menjaga dan mempertahankan hasil kerja ayah... Mobil, rumah dan semua aset yang papa kumpulkan dengan susah payah kini telah habis terjual ... Papa jangan marah ya... Maafkan Syafia" Kata Syafia lirih, air matanya sudah mulai mengering. Syafia tidak dapat bercerita banyak kepada sang papa, seperti saat kedua orang tuanya masih ada, Syafia lebih dekat dengan mamanya, dia sellau bercerita apapun kepada sang mama. Berbeda dengan adiknya Syifa yang lebih dekat dengan sang papa. 

Syafia sengaja tidak mengajak Syifa ziarah ke makam kedua orang tuanya, karena kepergian Syafia berziarah ke makam kedua orang tuanya karena dia ingin menumpahkan semua rahasia hatinya yang selama ini dia simPATI rapat di bilik hatinya. Syafia tidak ingin Syifa tahu apa yang menjadi rahasia hatinya, deritanya, apalagi sedihnya. Syafia terlalu sayang kepada Syifa, sehingga meski adiknya sudah mulai menginjak dewasa dia masih tidak bisa berbagi dengan adiknya. 

NEXT

Senin, 26 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 24

 


Syafia berada pada kebimbangan, antara harus menerima khitbah ukhti Ana untuk suaminya ataukah menunggu Andi yang setiap saat hadir dalam mimpinya yng barangkali adalah jawab dari sholeh istiharohnya? 

Ustadz Hamid bukan sosok biasa, barangkali tidak ada wnita yang mmpu menolak kharismanya. Perawakannya yang tegap, dengan aura wajah yang sejuk dan teduh menampakkan kewibawaannya. Ustadz Hamid juga seorang laki-laki yang lembut dan perhatian. Bahkan dengan sipa saja yang berada di sekitar beliau, dengan karyawan atau ustadz - ustadzah, beliau selalu menyapa duluan jika bertemu. Keteladanan beliau membuat semua civitas akademik di Ar Rahmah Boarding School disiplin dan tepat waktu. Beliau selalu hadir duluan sebelum kami, dengan senyum khas beliau menyambut kami yang kadang terlambat dan menjawab salam beliau dengan malu dan rasa bersalah. 

Ustadz Hamid sosok pria pengayom, selalu mendengar keluhan anak buahnya tentang permasalahan apapun dengan penuh perhatian , dan memberikan solusi yang bijak. 

Beliau sosok sempurna, sesempurn istrinya ukhti Ana Sholihah yang cantik, pintar dan sholihah. 

"Aaahh.... " Syafia berusaha menepis bayangan ustadz Hamid yang jika dia setuju akn menjadi suaminya. 

Namun masih ada alasan dalam hati Syafia yang masih menjadi rahasia yang dia simpan sendiri, dia belum bisa menerima pinangan ustadz Hamid. 

Bayangan ustadz Hamid dan Andi selalu muncul silih berganti. Andi yang sejak lama telah mengisi ruang hatinya, yang hingga saat ini belum mampu di lupakan. Andi yang meskipun sudh tidak ada kabarnya tetapi masih sellau datang dalam mimpinya. Andi yang kadang mampu menguras air mata Syafia dikala dia rindu, Andi yang sebenarnya sangat dia harapkan saat ini hadir menemuinya, melamarnya dn mengajaknya pergi. 

Syafia masih terbelenggu dalam pusaran rahasia hati yang dia simpan sendiri. Tidak ada seorangpun yang tau sebenarnya apa yang di inginkan Syafia, dengan menolak beberapa lamaran yang pernah disampaikan kepadanya. 

________

Pagi sekali Syafia sudah bersiap diri, hari ini dia sudah mengajukan ijin tidak masuk kantor karena akan ziarah ke makam kedua orang tuanya di Malang. Hampir semalaman Syafia menangis, tiba-tiba dia merasa sangat rindu kepada mama papanya, Syafia merasa sangat butuh mereka berdua saat ini, disaat Syafia merasa sangat rapuh. 

Syafia sengaja ziarah ke makam mama papanya tidak mengajak Syifa adiknya. Syafia ingin ungkapkan seluruh rahasia hatiny kepada kedua orang tuanya. Meskipun mereka tidak mmpu lagi mendengar curhatnya, tetapi Syafia berharap akan lebih baik setelah menumpahkan seluruh beban yng menghimpit batinnya. 

Setelah 3 jam perjalanan, sampailah Syafia di pemakaman umum dimana kedua orang tua Syafia dimakamkan bersebelahan. Syafia segera  menuju makam yang nampak tidak terawat, rimbun oleh rerumputan liat. Hampir 2 tahun sejak pindah ke Surabaya Syafia dan Syifa tidak pernah mengunjungi makam kedua orang tuanya. 

Syafia mencoba membersihkan beberapa rumput yang sudah merambat melilit batu nisan makam mamanya. 


Sabtu, 24 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 23

 



Syafia terdiam, dia tidk tau apa yang harus dia katakan. Sama sekali di atidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ukhti Ana melamar dirinya untuk suaminya? Sungguh hla yang sulit difahami oleh seorang wanita termasuk Syafia. 

Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada Ana sang murobbi, apakah dia dalm keadaan tertekan sehingga dapat menyampaikan ini kepada Syafia. Atau memang dia sudah tidakencintia suaminya lagi sehingga di begitu saja dengan suka rela menyerahkan suaminya kepada orng lain? Syafia masih belum juga anisa memahami. Apakah memang ada ajaran cinta yang belum dia pelajari?! Batin Syafia. 

"Tidak mungkin unkti... " Jawab Syafia lirih. 

"Kenapa tidak mungkin ukhti?! Tnya Ana. 

" Tidak mungkin saya bisa menjadi madu ukhti Ana ... Sy tidak ingin ada setitik kebencian saja dri ukhti Ana untuk saya... Saya tidak mungkin ukhti Ana tersakiti karena perjodohna ini" Jelas Syafia. 

"Memang benar ukhti Fia... Pertama ustadz Hamid menyiapkan maksudnya ini, saya juga kaget.emgapa harus ukhti Fia yang harus ustadz Hamid pilih..? Kata Ana selanjutnya. 

" Bagaimana dengan ukhti Ana sendiri... Tidaklah ukhti Ana bisa menolak kalauemang ukhti Ana merasa tersakiti oleh ini?? Jawab Syafia nampak lebih tegas. 

"Keikhlasan itu sebuah perjuangan ukhti, tak seorangpun wanita yng tiba-tiba dengan begitu saja merelakna suaminya berbagi. Ini adalah bagian ujian saya sebagai seorang istri, apakah saya bisa tidak patuh pada suami, sementara Ridho Allah terletak pada ridho suami? Ujar Ana dengan mata nanar menatap Syafia. 

" Sebagai istri dan hamba Allah yang taat aku tidk boleh meolak ukhti, aku hanya yakin dengn ketentuan Allah, jika sekiranya Allah menghendaki sekeras apapun ku menolak, pasti akan terjadi. Karena tidak ada sesuatupun terjadi di bumi ini tnpa kehendakNya, bahkan termasuk duan kering yang jatuh di Malam hari" Lanjut Ana. 

" Sekarang saya berharap ukhti Ana tidak menolak kehendak ustadz Hamid, saya ikhlas ukhti, semoga semua akan membawa kebaikan" Tambah Ana kemudian ingin matikan jawaban Syafia. 

Sesaat Syafia masih belum bisa memberikan jawaban. Kejadian yng barusan terjadi benar-benar diluar bayangannya. Selama ini Syafia berprinsip tentng jodohnya kelak adalah seorang lelaki yang sholeh pasti dan yang tidak terikat hubungan perkawinan dengan orang lain atau beristri, pantang baginya untuk merusak kebahagiaan rumah tangga orang lain.

 Tapi apa yang sedang dihadapinya sekarang?! Justru istri tua mencib melamar diriku untuk suaminya? Dan itu adalah murobbi ku?! Subhanallah kenyataan apakah ini? Batin Syafia nampak meronta. 

"Mohon maaf ukhti, Ana belum mbero jawaban sekarang... Saya akan istiharoh dulu dan membicarakan ini dengan keluarga" Penolakan Syafia nampak masuk akal dan diplomatis, meskipun Syafia masih memberikan harapan pada kalimat penolakannya. 



Jumat, 23 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 22

 

Syafia mengajak Ana ke gazebo samping asrama santri, gazebo berukuran 3m x 3m yang dikelilingi dengan taman bunga yang cukup teramat,en jadikan suasana di tempat itu asri, nyaman dan tenang. Apalagi saat jam masuk kelas, para santri biasanya memanfaatkan gazebo ini saat istirahat belajar untuk melepas kepenatan fikiran. 

Di halaman yang luasnya sekitar 1000 m2 itu ada setidaknya 4 gazebo yang terawat indah.  Gazebo-gazebo tersebut sengaja didirikan untuk para wali santri yang sedang berkunjung, agar bisa bercengkerama dengan putri mereka mengobati rindu karena sekian bulan baru boleh bertemu. Orang tua santri di Ar Rohman Boarding School ini boleh berkunjung setiap dua bulan sekali, sehingga saat jadwal kunjungan area gazebo inienjadi tempat paling ramai di asrama Ar Rahmah Boarding School atau yang sering mereka sebut RBS. 

Syafia sengaja mengajak Ana menuju gazebo paling ujung, situasiny paling asri karena dekat dengan air mancur  yang modifikasi indah dan alami. 

Sepanjang waktu berjalan menuju Gazebo yang merek tuju, tidak banyak mereka berkata-kata, menambah penasaran Syafia akan apa permasalahan yang ingin disampaikan Ana sang murobbi kepadanya. 

 "ada apakah dengn ukhti Ana?! Adakah yang salah dariku kepadanya? Tanya Syafia dalam hati. Pertanyaan yang tentunya tidak akan terjawab. 

Namun Syafia juga tidak berani untuk. menanyakan perihal sikap Ana kepadanya. Ana adalah guru nya yang sudah membimbing nya hingga menjadi seperti ini. Syafia sering berkata pada temannya, dia sangat bersyukur sudah dipertemukan dengan ukhti Ana dan akhwat-akhwat yang sudah dia anggap saudaranya, yang telah membawanya ke dunia yang benar-benar lain dari dunianya, berbeda dari dunia Syafia masa lalu yang bisa dibilang jahiliyah. 

" Ukhti... Kita bicara-bicaranya di sini saja ya..? Tanya Syafia pada Ana meminta persetujuan. 

"Iya ukhti ndak apa-apa... Di sini juga suasana nya enak" Jawab Ana datar. 

Sejurus kemudian mereka memgmbil tempat duduk lesehan di Gazebo yang setiap harinya terjaga bersih dan suci. 

"Maaf ukhti ada apa ya... Sepertinya ada sesuatu yang penting " Syafia mencoba memulai pembicaraan, melelehkan situasi yang semakin kaku. Dan Ana masih tetap diam saja, dengan mencoba untuk membentuk bibirnyenkadi sebuh senyuman, meski ti tangkap oleh Syafia sedikit dipaksakan. 

"Barangkali saya ada salah ukhti... " Lanjut Syafia. 

"Tidak kok ukhti tidak ada salah sedikitpun... Gimana di sini ukhti sudah krasan?! Ana balik bertanya pada Syafia. 

" Ahamdulillah ukhti kami kerasan di sini.. Kami sampaikan banyak terimakasih ukhti Ana sudah membawa kami ke sini... Saya sangat berhutang budi pada ukhti?!  Kata Syafia smbil tertunduk hari. 

Sesaat mereka saling tidak bicara, gemericik air mancur menambah sendu suasana siang itu, semakin lengkap dengn hembusan angin sepoi dari pohon paleng di sekitar gazebo yang terkadang melambai-lambai. 

" Maaf ukhti Fia.. Ada yang ingin saya sampaikan pada ukhti... " Ana membuka percakapan. 

" Tapi ukhti jangan kaget... Dan semua keputusan terserah pada ukhti" Sambung Ana yang membuat Syafia semakin penasaran. 

" Iy ukhti... Ada apa? Saya jadi semakin takut.. Apa saya ada salah ukhti?! Tanya Syafia sekali lagi karena takut dia melakukan kesalahan yang tidak dia sengaja. 

" Ukhti Fia sering ya bertemu ustadz Hamid?! Tanya Ana kemudian. 

Syafia semakin takut, "ada masalah apa ini? Batinnya. 

" Ya kalau sedang ada rapat saja ukhti... " Jawab Syafia agak sedikit takut. 

" Artinya ukhti sudha tahu dan mengenal ustadz Hamid ya... " Lanjut Ana. 

"Saya mengenal beliau sebatas beliau ada sumi ukhti Ana dan pimpinan pesantren ini ukhti " Jawab Syafia diplomatis. 

" Maaf ukhti... Andai ustadz Hamid menghendaki ukhti gimana? Pertanyaan Ana yang sangat mengejutkan Syafia, tetapi Syafia tidak ingin berasumsi. 

" Menghendaki saya bagaimana ukhti...?! Tanya Syafia balik menegaskan maksud sebenarnya dari perkataan Ana. 

"Ustadz Hamid ingin menjadikan ukhti sebagai matang " Jelas Ana lirih. 

Mendengar jawaban Ana, Syafia merasa bagai tersengat listrik 1000 watt, antara percaya dan tidak?! Bahkan Syafia berharap yang barusan dialaminya ini hanyalah sebuah mimpi. Dia cubit tangannya, ternyata benar ada rasa sakit. 

Berarti ini nyata" Batin Syafia. 

NEXT


"

Kamis, 22 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 21

 


" Assalamualaikum..?! 

"Afwan ustadzah, ?  Tiba - tiba dua orang santri masuk ke ruang Tata Usaha dan mendekati Syafia. 

" Madza turidzu? Jawab Syafia

" mahmudah ustadzah Ima?! 

" Ustadzah Ima sedang mengajar.. " Jawab Syafia dg bahas aIndonesi karena di belum percaya diri bicara dengan bahasa Arab. 

"Syukron ustadzah... Assalamualaikum" Jawab kedua santri tersebut hmpir bersamaan, dengan hormat memohon diri dn keluar dari ruang tata usaha. 

Percakapan bahasa Arab santri Arthropoda Rohman dg Syafia"

Syafia mendapat banyak hla baru berada di pondok pesantren Arthropoda Rohman, dia banyak belajar tentang agama dan memgajarkannya, bacaan Al-Quran Qur'annya semakin lancar, karena meskipun dia ustadzah tidak malu belajar kembli bersama santri dari ustadzah yang lebih mumpuni. Syafia juga sudah mulai pandai bicara bahasa Arab dengan para santri. 

" Sungguh indah Allah menuliskan jalan cerita untukku.. " Demikian Syafia setiap nercerita kepada kawan-kawannya. Syafia sellau bersyukur atas semua yang Allah berikan untuknya dan mengikhlaskan semua suka dan musibah yang telah menjadikannya yatim piatu bersama adiknya. 

"Ustadzah Syafia... "

"Iya ustadzah Ima...ada apa...sepertinya ada yang ?!

" Iya... Anti dipanggil ustadzah Ana , untuk menemui beliau di kantor lesantrian" Kata ustadzah Ima 

"Ustadzah Ana? 

" Benarkan beliau berada di sini... Kok tumben?! Jawab Syafia gembira., karena sudah cukup lama Syafia tidak berjumpa dengan sang Murobbi yang juga istri direktur yayasan tempat di bekerja sekarang. 

"Iya sana gih... Biar aku gantikan tugas anti " Kata ustadzah Ima  pengajar di pondok pesantren Arab Rohman juga. 

" Sudah kok ust... Sudah selesai tinggal beresin saja" Jawab Syafia sembari memberesi lembar-lembar tugas yang berserakan di mejanya. 

"Baiklah... Segera ke kesantrin ya ustadzah.. Aku duluan" Pamit Ustadzah Ima. 

Ada rasa bahgia di hati Syafia atas kedatangan Ana sang murobbi, yang sudah Syafia anggap sebagai pengganti orang tuanya. Kepada Ana lah Syafia menceritakn semua rahasia hatinya, kepada Ana lah di keluhkn segala kesedihan. Ana Ana juga telah menggapnya sebagai keluarga sendiri, setiap ada kesulitan dia datang membantu. Ana bagi Syafia bagaikn lilin di malam gempa, yang tak pernah lelah memberi cahaya dan menunjukkan jalan. 

Kini Ana ada di sini, di pondok pesantren ini, setelah hampir setahun tidak berjumpa. Walau ustadz Hidup suami adalah adalah pimpinan dan direktur pondok pesantren ini, tapi Ana baru kali berkunjung selama Syafia bekerja di sana. 

Setelah selesai merapikan semua berkas di meja kerjanya, bergegas Syafia dengan semangat dan ada perasaan bahagia menuju kantor kesnatrian untuk menemui ukhti Ana yang sudah cukup dirindukan Syafia.Syafia merasa seperti santri yangendapat kunjungan orang tua... Setelah sekian tahun dibiarkan sendiri di pondok tanpa perhatian. 

Sesampai di lesantrian seger Syafiaembuka pintu kantor kesnatrian. 

"Assalamualaikum... " Ucap salam Syafia setelah membuka pintu dan matanya menyapu seluruh ruang kesnatrian. 

"Dimana ustadzah Ana? Batinnya. 

Syafia memng melihat seorang khwatir yang duduk sambil tertunduk di pojok ruangan. Sama sekali berbeda dengan ustadzah Ana yang di kenal selama ini yang selalu sabar, rinag Ana penuh semangat. 

" Assalamualaikum ustadzah... ' sekali lagi Syafia mengucp salam khawatir Ana tidak mendengar karena terlalu dalam lmunannya. 

"Walaikumsalam.. " Jawab Ana lirih seraya berdiri dan memeluk Syafia. 

" Maaf... Ndk mendengar Ukhti Syafia datang" Tambah Ana. 

"Tidak apa-apa ukhti... " Jawab Syafia. 

" Bagaimana kabar ukhti Ana?! Alhamdulillah. Dulilah sayang Syif disini kerasan dan kamiengucap bnyak terimakasih telah ditolong oleh ukhti Ana" Kata Syafia. 

"Alhamdulillah kaau demikian ukhti?! 

Sejenak merek tersimpan, Syafia sedikit bingung menghadapi sikap Ana sang murobbi yng dingin tidak seperti biasanya. 

" Ukhti... Sy kesini ingin smpaikan sesuatu ada ukhti... Tapi mungkin tidk disini ' kata Ana mech kebekuan diantaraereka. 

"Iya ukhti ... " Jawab Syafia datar bercampur bingung, dan penasaran hal penting apa yang akan disampaikan ukhti Ana? 


Next


Rabu, 21 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 20

 


Syafia telah diterima bekerja di Boarding School Ar-Rohmah di Surabaya, sebuah Yayasan  bergerak dibidang pendidikan SD, SMP, SMA dan pPo dok Pesantren. Ustadz Hafidz suami ukhti Ana adalah salah satu pimpinan di Yayasan Ar  Rohmah. 

Syafa akhirnya saat bekerja di Yayasan tersebut atas rekomendasi dari ustadz Hamid. Syafia dipekerjakan di bidang yng sesuai dengan keahlinnya, yaitu menjadi staf keuangan yayasan. Tidak menynagka Syifa sangt cocok dan kerasan bekerja disini. Yang terpenting bukn berapa gaji yng diterima tetapi penerimaan lingkungan yayasan terhadap Syafia dengan segala atributnya menenteamkn hatinya. 

Di Yayasan ini hmpir 50℅ ustadzah nya memakai cadar, bahkan ada kelas tertentu yang wajib menggunakan seragam yaitu santriwati di kelas takhfidz. Setiap pagi, suasana indah pagi hari diiringi dengan deru suara murojaah santri dari tiap kelas, sungguh menyejukkan hati. Tidak hanya badan saja yng segar oleh udara dn cahaya matahari pagi, tetapi juga hti dan fikiran menjadi segar dan damai oleh bacaan Al-Quran Quran anak-anak setiap pagi. 

Syafia sngat bersyukur, skenario Allah selalu indah untuknya. Ternyata, ketika hampir semua perusahaan menolak proposal pekerjaannya dan hampir membuatnya putus asa, Allah punya rencana indah untuk membawanya ke sini, ke yayasan Ar Rohmah. 

Sudh hampir satu tahun Syafia bekerja di Yayasan Ar Rohmah, di Yayasan itu Syafia tidak hnya bekerja, namun juga a belajar dan berbagai ilmu. Syafia mendapat amanah untuk membina kegiatan halaqoh santri, kajian tentang Fiqun Nisa'. Syafia merasa sudah menjadi bgian dari keluarga besar Ar Rahmah, dan itu cukup untuk melupakan cerita dan ujian-ujian yng dihadapinya. 

Pondok Pesantren, khususnya asrama putri memiliki 3 gedung lantai dua. Yang menampung tempat sekitar 600 santri putri dengan segudang aktifitas mereka. Asrama Pesantren ini sellu ramai, ramai dengan bacaan Al-Quran, dan suara ustadzah yang sedang halaqoh. Semunya sunguh indah menenteramkn jiwa. 

Santri yang cukup banyak membutuhkan ustadzah pendamping juga tidak sedikit, maka karena dipandang mampu Syafia diminta oleh ustadz Hamid untuk tinggal di Asrama, dwngna sebuah kompensasi termasuk adiknya Syifa, diijinkan tinggal di asrama pula. Sehingga merek tidak lagi tinggal di rumh kontrakan. Keadaan ini sngat baik untuk mereka, karena ko disi asrama dengn erausan santri mampu menghapus lukaendalm kehilangan orang tua mereka dan bahkan mampu kembli mengemblikn lukisan senyum di hati Syafia dan adiknya Syifa. Syifa juga mendapat pekerjaan di asrama di sela kuliahnya, yaitu menjadi penjaga koperasi Asrama. Honor yang mereka dapatkan sangat cukup untuk biaya kuliah Syafia, karena untuk makn dn minum sehari-hari sudah dijatah dari Asrama. 

Ustadz Hamid, juga semakin percaya dengan Syafia. Syafia mendapat apresiasi telah mmpu memperbaiki sistem keuangan lembaga dengan sistem yang lebih modern dan mampu memberikan layanan cepat. Kemampuan Syafia dibidang akuntansi memang tidak dirgukn lagi  dia adalah mahasiswa dengna predikat lulusan terbaik (comload), maka menata administrasi keuangan Yayasan yng barangkali tidak terlalu kompleks, bagi Syafia adalah hal yng mudah. 

Ustadz Hidup sering sekali menynajung Syafia, baik di forum rapat maupun saatereka berjumpa. Nampak seklai kekaguman ustadz Hamid terhadap kualitas Syafia. Namun snajungan ustadz Hamid malah membuat Syafia tidak enak hati dan malu dengan staf dan ustadz -ustadzah di Yayasan tersebut, karena Syafia sangat thu diri, bahwa dia masih harus banyak belajar di Yayasan ini. 

NEXT


Minggu, 18 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 19

 


Aida sengaja tinggal menginap di rumah Syafia, setelah Syafia dengan serius memohonnya untuk tinggal. 

"Pasti ada sesuatu hl khusus yang ingin Syafia ceritakan padaku.... Baiklah ... Syafia sudah tidak memiliki seseorang yang mungkin bisa diajak berbagi" Batin Aida.

Setelah Syafia dengan sedikit memaksa Aida untuk tinggal, akhirnya Aida memutuskan untuk tinggal beberapa hari di rumah Syafia. Sementara kawan-kawan mereka yang lain sudah blik ke Malang setelah Sholat Maghrib. 

Syafia ingin Aida  tinggal, banyak hal yang ingin Syafia ceritakan pada Aida yang tidak bisa dia ceritakan kepada orang lain, termasuk adiknya. 

Semalaman hampir mereka tidak tidur, Syafia merasa sedikit lebih lega telah mencurahkan beban hatinya kepada sahabatnya Aida, tentang kenapa dia menolak lamaran ikhwan yng baik, tentang upaya untuk mendapat pekerjaan yang terganjl karena cadar yang dikenakan. Tentang  banting ukhti Ana sama murobbi yang telah menyelamatkan adiknya dari putus sekolah. 

Aida mendengarkan cerita Syafia dengan bijak dan serius, tak lagi ada canda sebagimana yng sering Aid lakukn dalm menanggapi suatu permasalahan. Aida mengerti bahwa ijin yang sedang diterima Syafia bukan ujian kecil yang bahkan dirinya sendiri pun barangkali tka mmpu menanggungnya. 

"Ukhti Fia .... Sepertinya memang kerja pada bidang publik ndak tepat untuk kita... Pakaian kita saja sudah menakutkan mereka... Masalahnya sebagian orang memang sengaja ingin merusak islam dengan memberi label teroris kepada muslimah bercadar seperti kita.." Sebuah analisis tajam dilontarkna Adia. 

"Tumben ku pinter... " Kata Syafia menggoda disambut dengan cubitan Aida, dan sesangat mereka bercanda tertawa bersama. 

" Serius ini ukhti Fia... Barangkali kalau ukhti masih sangat membutuhkan pekerjaan lupakan ijazah ukhti, jangan pake acuna apa jurusan kuliah kita dan ijazah kita, banyak orang sukses bukn karena ijazah, tapi karena keuletan dan kerja keras... Barangkali ukhti harus berfikir di bidang lain selain akuntansi... " Sambung Aida. 

"Kerja bidang apa ukhti? Saya tidak memiliki kapasitas keilmuan dan keahlian di bidang lain selain akuntansi" Jawab Syfia. 

" Barangkali buka warung bakso atau mie ayam atau nasi kebuli... Nih masih bidang akuntansi juga loh" Kata Aida sambil memasukkan gurauan agar Syafia tidak terlalu sedih dan tegang. 

" Aduh.. Rasany aku tidak bisa ukhti, aku ndak bisa masak juga agak malu jualan di pinggir jalan" Tepis Syafia. 

"Kalau jadi guru privat atu guru anak SD mapu..?. Aku kira ndk perlu ilmu khusus untuk mengajar anak SD, materi-materinya paling juga ukhti Fia masih apal dulu saat sekolah di SD" Aida mencoba menawarkan beberapa alternatif

"Barangkali  ukhti bisa kalau hnya sekedar menjadi guru SD ... " Lanjut Aida. 

Sementara yang diajak bicara sejak tadi diam saja, seakan bingung. 

"Kalau ukhti mau mencoba mengjar  sekedar ada pekerjaan saja, Ustadz Hamid sumi ukhti Ana punya lembaga di Surabaya sini... Mungkin nanti bisa aku sampaikan ke ukhti Ana kalau Dia sungkan sampaikan sendiri... "

"Iya ukhti... Akan saya coba... Sepertinya menarik beljar bersama anak-anak " Jawab Fia sejurus kemudian. 

"Tapi aku apa bisa diterima.. Tidak punya basic guru sama sekali? Ujar Syafia ragu. 

" InsyaAllah ukhti... Nanti aku tak main ke rumah ukhti Ana dan ceritakan ini,... InsyaAllah ustadz Hamid dan ukhti akan dengan senang hati membantu anti. 

" Baiklah ukhti... Bismillah saya akan mencoba"

"Ukhti Aida bntu ya ... Sampaikan ke ukhti Ana dan ustadz Hamid"

"Terimakasih Sahabat quu ...." Kata Syafia sam bil memeluk sahabatnya Aida, yang telah mau mendengar semua curhatan hatinya, dan karena telah menemukan jalan keluar dari permasalahan yang cukup membuatnya hampir putus asa. 

NEXT

Jumat, 16 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 18

RAHASIA HATI SYAFIA
Oleh : Ummu Syafira

Sebuah alunan lagu sholawat terdengar dari gaway Syafia yang tergeletak di atas meja rias di kamarnya yng nampak tersusun rapi. Beberapa kali lagu berulang pertanda sang pemanggil mengulang kembali panggilannya beberapa kali, namun Syafia ynag sedang asyik memasak di dapur tidak juga mendengar. 

Hari ini rencana teman-teman Syafia dari Malang akan datang berkunjung. Syafia dan Syifa sejak pagi sudah mulai mempersiapkan sambutan untuk Aida, Sulis dan teman lainnya yang akan datang sekitar ba'da dhuhur nanti. 

Bebarapa jenis kue disiapkan syafia untuk menyambut kedatangan mereka. Syafia sengaja memasak nasi kebuli favorit mereka juga, mereka sering memasak nasi kebuli saat slesai ujian, biasanya mereka menyiapkan waktu sehari setelah ujian untuk berkumpul. Dlam waktu sehari itu, wktu benar-benar merek habiskan bersama seluruh penghuni rumah untuk bersih-bersih rumah dn masak nasi kebuli untuk merek mkan bersama. Sang tetangga para cowok itupun tidak lupa mereka selalu bagi sepiring besar untuk mereka.

Eitt... Bagi par aktivis dakwah, hampir seluruh waktunya diwakafkan untuk dakeah. Sehingga jarang sekalierek miliki waktu berkumpul lengkap semua anggota penghuni rumah selin waktu malam. Bahkan hari minggu saat libur kuliah pun mereka masing-masing memiliki jadwal halaqoh atau kegiatan dakwah lain ditempat yang berbeda. Mereka tidak pernh merasa lelahencari dan berbagi ilmu agama. 

Pun demikian saat libur semester, mereka jarang sekali mengambil libur semester untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Bahkan kegiatan untuk mengisi liburan semester sudah jauh sebelumnya direncanakan. Biasanya mereka mengadakan kegiatan-kegiatan "Daurah" atau pelatihan !dalam bidang dakwah, ibadah, ekonomi Islam, politik Islam dan lain sebagainya. 
_______

Tok... Tok... Tok.. 
"*Assalamualaikum... "  Ucap salam mereka hampir bersamaan. Merek sudah tidak sabar inginbmengrtahui kabar Syafira dan Syifa. 

"Waalaikumusalam wa rohmahtullah... " Jawab suara yng tidak asing lagi ditelinfah mereka. 

"Ukhti... Kami datang" Teriak Aida sambil lngsung membuka lebar pintu rumah dan mengajak teman-temannya masuk. 

"Alhamdulillah... Akhirnya bisa berjumpa lagi dengan kalian" Sambut Syafia sambil memeluk akhwat teman serumah nya saat mereka kuliah satu ersatu. 

"Ayoo silahkan duduk" Syafia memersilahkan teman-temannya untuk mengikuti tempat duduk di kursi lusuh rumah tamunya. 

"Maaf rumahnya jelek" Kata Syafia basa basi. 

" Ndaklah ukhti... Rumah ini cukup menyenangkan, kecil tapi tertata indah" Kata Ika. 

"Gimana... Ukhti Dia mau balik ikut kita alami ke Malang... Masih ada bad yng kosong kok" Goda Aida. 

" Kalau bukan karena Syifa masih harus melanjutkan sekolahnya di sini, aku sih suka bersm kalian di Malang saja" Ujar Syafia datar. 

"Tapi sudahlah... Memang jalan cerita dalam skenario Nya kami harus di sini", lanjut Syafia. 

" Kalo aku seneng di surabaya ukhti ... Metropolitan, pasti ramai" Sahut Sulis. 

"Oh iya.. . Semana Syifa ukhti... Kok sepi" Tnya Aida setelah mata indahnya memindai ruangan ndk menemukan Syifa. 

"Syifa sedng di dapur.... Sebentar aku panggil" Kata Syafia. 

"Ukhti ndak usah repot - repot... Kita kangen ngobrol-ngobrol dengan ukhti" Sahut Ika. 

" Ndak lah ukhti... Masak kita sudah jauh-jauh dari Malang  tidak ada suguhan.. " Celetuk Aida dengan gaya kocaknya. 

" Bersalah Aida... Sudah kami siapkan semua... Termasuk makan sing nasi kebuli favorit kita. 

"Lah... Ini baru luar biasa" Lanjut Aida sambil tertawa. 

" Aku bantu ya... Yuukk kita kedapur saja... Masak bareng-bareng masak nasi kebuli bersama-sama" Ajak Aida kepada teman-temannya. 

" Ndak usah ukhti... Sudah selesai kok" 
" Aku masuk sebentar mnggil Syifa ya... " Kata Syafia sambil berlalu. 

. NEXT

Minggu, 11 April 2021

RAHASIA BILIK HATI Part 17

 



Seperti hari-hari biasa, pagi ini sehabis sholat subuh dan murojaah, Syafia sudh memulai aktifivitas bersih-bersih rumah mungil mereka dan memasak untuk sarapan pagi. Nun ad hl yng berbeda dari hari biasanya, nampak ada secerch aura bahagia di wajah dan mata Syafia yang nampak dapat dilihat oleh siapapun yng selm ini dekat Syafia. Nampak aura gembira, bahagia, semangat dan aura-aura positif lainnya. 

"Kak Fia tumben... " Sapa Syifa merasa aneh melihat kakanya nampak gembira dan penuh semangat. Sfifa sngt senang melihat kakaknya sudah nampak mulu bisa melupakan dukanya. 

"Tumben gimana... Perasaan biasa saja" Sahut Syafia mencoba menyembunyikan kebahagiaannya pagi ini. 

"Ya... Kakak nampak beda saja  ... Tapi Syifa ikut senang kok kak... " Jawab Syifa smbil memeluk kakaknya dari belakang. 

" Iya... Mang kakak bahagia pagi ini"

"Gih... Segera sarapannya... Dan temui kakak di kamar ya.. " Lanjut Syafia sambil berlaluenuju kamar. 

"Baik kakak cantik... " Sahur Syifa menggoda snang kakak. 

Selesai sarapan dan membereskan piring dan sisa-siaa makanan untuk sarapan pagi ini, Syifa segera bergegas menuju kamar Syafia. Syifa agak penasaran, gerangn apa yang dirahasiakan oleh kakaknya?! 

"Tok.. Tok.. Tok... Kak... Aku boleh masuk? Syifa minta aijin masuk kamar Syafia. 

" Masuk ja Syifa... "

Sejurus kemudian Syifa membuka pintu, dan melihat kakaknya duduk di depn mek belajar sambil membawa amplop. 

" Ada apa kak? Tnya Syafia masih bingung. 

" Alhamdulillah... Kita dapat rezeki Syifa... Ini uang untuk bayar kuliahmu" Kata Syafia sambil menyodorkan  amplop yang nampak agak tebal kepada Syifa. 

" Kakak dapat uang dari mana..? Tanya Syifa agak sedikit enggan menerima amplop yng disodorkn Syafia. 

"Kakak kna belum dapat pekerjaan... Apa kaka berhutang? Tnya Syifa sambil matanya berkata-kata. 

" Alhamdulillah... Tidak adikku, kakak juga tidak berani berhutang.... Apa yang akan pkai u tuk bayar? Jawab Syafia. 

"Syifa lupa bahwa Allah Maha Kaya? Ini adalaha rezeki dari Allah Syifa... Yang Allah  erikan lewat tn-tan halaqoh kakak' lanjutnya dan sesaat kemudian mereka terdiam. 

" Allah tidak akan membiarkan kita dlm kesulitan kalau kita sabar... Kita tidak udha takut, sellu ad jalan bagi Allah untukberikan rezekinya untuk kita Syifa" Yang disebut nampak masih dima tertunduk mencoba menyembunyikan tangisnya. Syifa tidak ingin disebut tidak yakin dengn keMahakasih Allah, Syifa tidak ingin dikatakan tidak sabar karena masihsaja mnnagis saat memikirkan kehidupannya dan kakaknya. 

"Kemarin ukhti Ana datang ke sini, dan memberikan ini sebagai beasiswa untuk Syifa... Itu semua dari Allah Syifa... Kita tidak perlu malu dn sedih " Lanjutnya mencoba menasehati adiknya yang nampka masih sangat rapuh. 

"Iya kak... Tapi ujian ini tercatat sangat besar untuk kita... Tiba-tiba saja kitaenkadi yatim piatu" Kata Syifa di telah isaknya. 

"Tidak boleh begitu adikku... Kita aini milik Allah, maka terserah Allah saja mau menjadikn jalan cerita kita seperti apa.... " JawabSyafiasambil mengelus jilbab adiknya. 

"Tpi Allah berjanji... Kalau kita sabar dan menyandarkan diri kita padaNya... Maka pertolongan Allah sangat dekat... Dan itu sudh kita Buktikan sekarang " Lanjut Syafia menasehati Syifa  adiknya. 

" Sudah ah nangisnya ... Nanti mata kamu sembab... Mau ke kmpus kan?! 

Syafia segera mengajak adiknya berdiri dan memintanya untuk segera berkemas menuju ke. Kampusnya. 

NEXT





"

Jumat, 09 April 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 16

 Syafia masih belum bisa memahami, mengapa begitu sangat besar penolakan masyarkat terhadap muslimah bercadar? Padahal untuk sampi pada tahap ini, para muslimah juga melalui perjuangan menaklukkan hatinya, hanya karena berharap ridlo Allah semata. 

Para wanita yang membawa takdir menjadi sumber fitnah dunia, dengan kecantikan, kelbutan hati, serta kelemahan fisiknya, mengharuskan para wanita muslimah pada khususnya untuk melindungi diri dengan berhijab. Hijabnya diharapkan dapat melindunginy dari segala godaan dan kejhailan yang disebbakn oleh nafsu iblis yang menjadi sumber fitnah dan musibah bagi para muslimah.

Namun ternyata ujian bgi wanita bercadar tidak semudah itu. Masyarakat yang mayoritas muslimpun belum dapat memahami bgaimana  bisa Syafia dan kawan-kawan bercadar nya memilih jalan ini. Syafia dan muslimah bercadar lainnya hanya menginginkan melindungi dirinya aman dari fitnah yang disebabkan oleh hawa nafsu jahat iblis yang biaya berkeliaran menyerupai manusia. 

Syafia hanya merasa dirinya nyaman dengan busnanya sekarang, tidak lebih dari itu. Namun, masyarakat menilai terlalu berlebihan.ereka dianggap sebagai wanita-wanita kelompok teroris  Astaghfirullahal 'adzim. 

"Assalamu'alaikum... Tok tok tok .. " Tiba-tiba terdengar suara salam dan kethokan pintu. Syafia tersentak dari lamun nanya dan seger bangkit dari tempat duduk favoritnya di sebelah jendela yng menampakkan view persawahan yang indah. 

"assalamualaikum... " Suara merdu seorang wanita terdengar lagi. Suara yng tidak asing bagi Syafia. Itu adalah suara Ana, guru mengaji Syafia. 

"Walaikumsalam.... Maaf ukhti sebentar.. " Jawab Syafia sambil membetulkan posisi jilbabnya sambil berlari menuju pintu depan. 

" Walaikumsalam... Ukhti Ana.. Silahkan masuk " Syafia agak tka percaya pagi-pagi sang murobbi Ana dtang bersilaturahim. 

"Silahkan ustadz... " Syafia juga mempersilahkan suami Ana untuk masuk ruang tamu mungil sederhana yng tertata cukup apik. 

"Silahkan duduk ukhti, ustadz .. Maaf tidak ada kursi tamu" Lanjut Syafia mempersilahkan Ana dan suami duduk di alas karpet yang tidak lagi bagus. 

" Iya makasih ukhti Fia... Tidak usah repot... Ukhti duduk saja di sini.... Kami tidak lama kok"  Kata Anaenahan Syafia ketika Syafia hendak masuk ke dalam rumah menyiapkan suguhan. Syafia kembali duduk disamping Ana. 

" Ukhti, kami ke sini hanya ingin menyampaikan sedikit infak beasiswa untuk adik ukhti Syifa... Tidak banyak sih, tapi Ana berharap semoga bermanfaat" Ujar Ana lngsung ke pokok persoalan. 

MasyaAlalh.... Begitulah jika Allah berkehendak, tidak akan ada yang sulit bagi Allah untuk memberi jalan pada tiap kesulitan hambaNya. Sungguh Allah  Maha sangat dekat, Maha mendengar dan Maha pemberi. Allah gerakkan hati Ana dan suaminya untuk menjawab doa Syafia yang dilantunkan nya. Tidak erlu waktu lama, karena baru dallam sholat dhuha beberapa jam lalu Syafia memohon sambil menangis, memapsrahkan dirinya hanya ada Allah atas semuaasalah yng tk mampu dia selesaikan. Dn Allah membuktikan keagungnanya. 

" MasyaAllah.. Alhamdulillah... Terimakasih ustadzah" Kata Syafia dengan mata berkaca-kaca sambil menerima amplop yang di ulurkan oleh Ana. 

Syafia semakin yakin, tidak perlu ada ketakutan menjalani takdir ilahi. Sungguh Allah sendiri yang kan menunjukkan jalan dalam menapaki jalan takdir yng telah ditulis Nya untuk kita. 

Next



 

Senin, 05 April 2021

RAHASIA BILIK HATI 15


Syafia terus saja melangkah gontai, seakan tanpa tujuan langkah kakinya terus diayunkan. Pandangan matanya kosong, tak pedulikan banyak orang yang melihatnya dengan tatapan sinis. Barangkali karena busana yang dipakainya tidak lazim digunakan oleh masyarakat di kota itu? 

Syafia terus saja menyusuri trotoar mengabaikan beberapa kali sopir taksi mencoba menawarkan tumpangan berbayar untuknya. Langkahnya terus saja terayun, menari bersama debu halus yang turut berterbanganengikuti irama kakinya. 

Yang terjadi sama sekali tidak pernah difikirkan oleh Syafia, bagaimana dia harus menjelaskan pada adiknya Syifa yang sangat berharap kakaknya segera mendapat pekerjaan agar dia segera dapat melunasi SPP di sekolahnya? Bagaimana mungkin tega mematahkan harapan dan cita-cita adiknya agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi?! Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? 

Beratus pertanyaan berputar dalam otaknya yang tak satupun mampu dia jawab. Pikirannya terus saja berputar diiringi langkah kakinya yang terus saja melnagkh tnpa tujuan. 

Ciiiiiiiittttt.. . Tiba-tiba ada suara deritan mobil yng di rem mendadak diikuti teriakan sang sopir. 

" Mbak...Kalo mau mati jangan disini!! 

Teriakan marah yang segere menyadarkan Syafia, di telah berjalan menyeberang jaln tanpa disadarinya hingga tidak memerhatikan mobil putih yang melaju dengan kencang ke arahnya. Syafia tidak menyadari telah berjalan sejauh 3 menuju rumah kontrakannya. Kegalauan hatinya telah mengalahkan seluruh rasa lelah badannya. Syafia segera mempercepat langkahnya, dia ingin segera sampai di rumah sebelum adiknya Syifa datang dari sekolah. 

Sesampai di rumah kontrakannya yang mungil dan sangat sederhana, Syafia segera menyimpan berkasnya dalam tumpukan map kuliahnya dulu. Syafia tidak menginginkanSyifa tahu bahwa hingga kini dia belum mendapat pekerjaan. Syafia tidak menginginkan berdebat lagi dengan adiknya tentang cadar yang tetap ingin dia pertahankan walau apa yang terjadi. 

Bagi Syafia, busana berikut cadar nya adalah identitas dirinya yang sudah sekian tahun dia pertahankan. Syafia sudah merasa sangat nyaman dengan cadar yang dipakainya. Dia tak lagi merasa risih ketika di jalan digoda oleh para pemuda ndak jelas. Dia ndak harus merasa repot menyembunyikan wajah cantiknya dari tatapan jalang penuh syahwat. Syafia merasa cadar dan busana yang dipakainya adalah pelindung dirinya. Meskipun kini dia harus mendapat ujian berat untuk tetap mendapat pekerjaan demi mempertahankan hidup dia dan adiknya, atau tetap tidak melepas cadar nya?! 

Setelah bersih-bersih diri, Syafia segera memasak masakan sederhana sekedar untuk makan siang dia dan adiknya. Mie instan yang ditambah dg irisan bawang dan cabe serta garam agar dia dapat menambahkan kuahnya. Danenikmati sajian sederhana untuk sekedar mengganjal perut bersama adiknya. 

______

Syafia menangis dalam sujud malamnya, di atumpahkan segala resah yng penuh sesak di dalam dadanya. Cobaan yang teramat berat dia harus menerima tanggung jawab kehidupan seperti ini. 

"Ya Rabbul izzati.... Engkau sungguh Maha tau apa yang sedang kami alami, Engkau sungguh Maha tau apa yang sedang terjadi pada kami yaa Rabb... Berilah pertolongan pada kami. Jangan beri kami ujian yang kami tidak mampu menahannya.... Setelah engkau onaggil kedua orang tua kami sungguh kami lemah yaa Rabb.... Kuatkn kami" 

Suara lirih Syafia diiringi deras aliran air mata di pipinya. Bayangan kedua orang tuanya kembali menari dipelupuk mata indah yang kini sudha nmapka membengkak karena tangisnya. Kerindunanya yang kian membuncah tak lagi terbendung, memburai deras bersama air mata yang kian deras mengalir membasahi sajadah lusuh di hadapannya. 

Syafia menyimpan sendiri sejuta keluh dalam hatinya yang semakin rapuh, di atau ingin ada yang tahu, terutama Syifa adiknya yng tentu juga sudah hancur sepeninggal mama papa nya. Syafia ingin nampak tegar dan kuat di mata Syifa, dia ingin bisa menjadi tempat bersandar dan berlindung Syifa adiknya, meski hampir setiap malam dia meratap kepada Sang penulis cerita kehidupan. 

" yaa Allah indahkan  takdir kehidupan kami ... Aamiin" Penutup doa yng selalu Syafia ucapkan dilahirkan sholat. 

"Kak.... Bagaimana sudah ada panggilan kapan kaka mulai kerja?!

Syifa mecah kesunyin pagi saat mereka berdua sarapan, cukup menggaet kn Syafia. 

" Belum Syifa... Kakak tunggu saja semoga segera dapat panggilan untuk memulai bekerja"

Jawab Syafia berbohong, karena sebenarnya dia sudah dipanggil wawancara dan dinyatakan tidak diterima karena Syafia menyatakan tidak bersediabuka cadar nya. Masih seperti lamaran-lamaran sebelumnya yang disampaikan Syafia ke beberapa perusahaan besar. Pada umumnya mereka sangat tertarik dwngna profil dan kemampuan akademik Syafia yang brilian, tetapi selalu mereka meminta syarat yang bagi Syafia tidak dapat di Terima. 

Syafia sengaja tidak bercerita kepada Syifa yang sebenarnya, karena Syafia tahu pasti Syifa akan kecewa dengan keputusannya ini. Beberapa kali Syifa menyampaikan agar kakaknya mau melepas cadar nya agar mudah mendapat pekerjaan. 

" Kak... Ujian akhir kurang beberapa bulan lagi, ki harus seger melunasi tanggungan SPP yang belum terbayar kak.... Kalau bisa tidak sampai ditagih... Aku malu kak" Syifa berkata lirih. 

" Tentu tidak Syifa... Kakak berjanji bulan depan seluruh SPPmu akan kakak lunasi " Jawab Syafia yakin, sengaja tidak menampakkan kergauan dalam hatinya pada adiknya. 

Selesai sarapan Syifa seger berpmitn pada kakaknya untuk pergi sekolah, dan Syafia bergehas membersihkan meja makan.