MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Selasa, 04 Mei 2021

RAHASIA HATI SYAFIA 34

 RAHASIA HATI SYAFIA

Oleh : Ummu Syafira

Part : 30


Episode sebelumnya : https://www.facebook.com/groups/267807804421428/permalink/487263632475843/


Pagi ini ada beberapa tetangga Syafia datang, ingin menanyakan keriuhan semalam yang bersumber dari rumah mereka Syafia dan Andi. Semalam para tetangga tidak berani datang karena nampak ada beberapa mobil polisi dan beberapa orng berpakaian hitam-hitam dan mengenakan masker penutup wajah. Mereka hanya berani menduga dalam ketakutan, apakah mereka polisi?! Mengapa mereka mendatangi keluarga muda ini, yang mereka kenal sebagai tetangga yang  baik dan taat beribadah ? Para tetangga  hanya berani mengamati rumah Syafia dan Andi dari jauh, merek tidak memiliki keberanian untuk mengetuk pintu apalagi menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi? 

Setelah densus 88 menggeladah rumah Syafia dan membawa  suaminya serta sebagian barang-barang mereka, mereka kini mungkin telah dicap sebagai teroris oleh para tetangga, untungnya masih ada diantara para tetangganya yang tidak ketKutan dan masih bersedia datang bertanya kabar. 


Apa salah kami?! Tanya Syafia yang tak sedikitpun dihiraukan oleh sepasukan hitam yang menggeledah rumahnya dengan membabi buta semalam. Tak disisakan sedikitpun bagian rumah tanpa mereka sisir. Bahkan beberapa botol cairan pel pembersih lantai dan pembersih keramik kamar mandi pun ikut mereka sita. 


Syafia  tidak perlu merasa malu karena suami nya Andi ditangkap densus 88, saat hendak salat ke masjid, karena berdasar cerita tetangga ternyata  Andi dicegat di jalan depan masjid saat hendak pergi salat ke masjid di kompleks rumah mereka, bahkan dia tidak diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah sholat isya' kalau itu. Sama sekali Syafia tidak merasa malu sedikitpun, karena suaminya ditangkap saat akan menjalankan ibadah, dia sedang berjalan di jalanNya Allah SWT. 


Syafia akan malu dan sangat bersedih dan menyesal dunia akhirat jika Andi suaminya  tertangkap sedang bermaksiat, atau suaminya tertangkap karena korupsi, atau sedang di tempat prostitusi, naudzubillah. 


Siang ini ada seorang petugas humas polda yang datang berkunjung ke rumah mereka. Mereka hanya meminta Syafia bersabar karena mereka juga tidak tahu dimana Andi suaminya sekarang berada , hidupkah matikah, mereka juga tidak tahu. 


Mereka berkata panjang lebar menasehati Syafia, Syafia diminta lebih selektif bergaul dan membaca. Padahal selama ini Syafia ini sudah sangat selektif bahkan hampir tidak memiliki tman bergaul. Semenjak pindah ke daerah Boyolali ini, nyaris teman bergaul Syafia hanyalah anak-anak  TPQ dan beberapa teman halaqah yang bertemu sebulan sekali serta ibu-ibu pengajian di kompleks mereka. Andi pun demikian, tidak banyak aktifitas yang dia lakukan, sehari-hari dia hanya sibuk di bengkel kecilnya mencari nafkah dan membina anak-anak di kompleks perumahan mereka. Sekali waktu Andi terlibat dalam kegiatan relawan bencana, karena  ketiadaan ekonomi menjadikan mereka tidak dapat memberikan bantuan kepada saudara yang terkena bencana,  sehingga mereka berusaha berikan bantuan apa saja yang dia punya. Karena yang dia punya hanyalah tenaga, maka hampir dalam setiap kejadian bencana Andi selalu hadir di garda terdepan. Jika yang dilkaukan Andi ini menjadi sebuah kesalahan hingga suaminya ditangkap, maka Syafia tidak akan pernah menyesal. 


Syfia juga baru punya keberanian membaca berita hari ini. Dan hampir semua berita tidak berasal dari sumber yang benar. Mereka bilang Syafia istri dari tersangka bercadar dan sangat tertutup. Memang benar Syafia bercadar, tetapi sama sekali  Syagia tidak menutup diri. Hmpir semua tetangga mengenalnya  dan terhitung memiliki pergaulan luas. Dalam setiap kegiatan hari besar Islam, Syafia bersama ibu-ibu muslimah lain di kompleks bersama-sama berjibaku menyiapkan konsumsi untuk acara. Syafia membina hubungan baik dengan semua tetangga, Syafia biasa membantu mereka ketika mereka sedang punya hajat bahkan tak jarang Syafia juga dimintai tolong tetangga merias anak gadis mereka saat lamaran, dan acara wisuda. Kebetulan Syafia memilikibketrmpilan merias dikala masih sekolah, warisan dari sang mama. 


Tentang buku-buku yang diangkut dari rumah Syafia itu memang koleksi di perpustakaan pribadi mereka, terutama buku-buku Syafia yang selalu dia simpan dengan baik. Mereka gemar membaca. Dan hampir semua jenis buku Syafia baca, termasuk buku tentang jihad Afganistan yang kemarin juga sempat diangkut polisi. Tetapi polisi tidak mengangkut buku Dunia di Ujung Tanduk milik Tere Lye yang  juga dibaca oleh Syafia. Syafia juga membaca sirah Rasulullah bahkan terhitung lengkap di rumah nya,  bahkan salah satu yang juga ikut diangkut adalah buku Tarbiyatul Aulad Fiil Islam yang merupakan mahar pernikahan mereka Syafia dan Andi,  


Syafia sangat suka membaca diwaktu senggangnya, semua buku shirah Rasulullah tidak ada yang dilewatkan. Tentang romantisme pernikahan Rasulullah, tentang cara Rasulullah mendidik anak, tentang perlakuan Rasulullah terhadap tamu dan tetangga termasuk juga tak dilewatkannya  membaca bab tentang jihad Rasulullah. 


Buku sejarah kebudayaan Islam yang menjadi pegangan saat dia mengajar juga dia simpan rapi di rak bukunya yang sempat dibaca dengn serius oleh salah seorang polisi yang nmeggeledah rumahnya, di dalamnya banyak diceritakan tentang perjuangan Rasul dari perang Badar, hingga perang Tabuk perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, semuanya tertulis lengkap. Termasuk sejarah khilafah Islamiyah yang  menceritakan tentang kejayaan pemerintahan Otoman, hingga berakhir dimasa pemerintahan Kemal Pasha Attartuk i, semua tertulis dalam buku pelajaran Sejarah kebudayaan Islam yang masih tersimpan di rak buku Syafia. Apakah memiliki buku tentang jihad di rumah kami lalu menjadikan kami bagian dari terorisme? Protes Syafia dalam hati. . 


Bahkan mereka membongkar buku-buku kuliah Syafia dan beberapa buku diktat saat di Ar Rahmah Boarding School, karena semua buku-buku  tersebut Berbahasa Arab.  Semua catatan kecil berupa kertas yang ditemukan di dalamnya diambil. Mungkin kalau murid Syafia di pondok tau pasti pada ketawa. La wong itu catatan buat contekan beberapa siswa Syafia yang dirampas karena ketahuan yang tersimpan tidak sengaja di buku Syafia. 


'Biarlah ...hitung-hitung sekalian dibuangin sampahnya" Batin Syafia sedikit geli. 


Tak lepas dari selidik mereka adalah novel-novel romance dan novel suspen koleksi Syagia saat kuliah. Bahkan seorang polisi sangat khusyuk saat dia membuka sebuah novel bersampul dengan gambar pisau lipat. 


Tak hanya itu mereka mengangkut juga beberapa CD yang dianggap berafiliasi ke jihad. Ada satu CD dengan cover bahasa Arab yang diambil petugas saat mereka menggeledah lemari buku Syafia. CD tersebut merupakan  CD panduan belajar dari kitab Bayna Yadaik, buku belajar bahasa Arab yang isinya percakapan sederhana dalam bahasa Arab. 


" Biarlah, sesekali biar mereka tahu kalimat " Ma ismuka?, min aina? Man 'aina? syukron, dan kota-kota dalam bahasa Arab lainnya. Biarlah mereka tahu kalau bahasa Arab itu biasa saja, tidak seperti yang mereka bayangkan kalau orang ngomong bahasa Arab berarti ngajak berantem" Batin Syafia. 


Mereka juga mengambil semua buku catatan yang ada tulisan ' Osama' di sampulnya. Biarlah, memang Syafia termasuk orang yang selalu ingin tahu, Termasuk dia juga penasaran tentang siapa itu Osama yang cukup terkenal pada saat terjadi peristiwa memilukan di menara kembar USA, sebuah buku yang bercerita tentang masa kecil Osama juga mampir di rak buku Syafia. 


Tak lepas dari lincah nya kemarin mereka membuka-buka hampir semua buku yang ada, adalah Mushaf Allah Qur'an yng nampak lusuh,. Itu adalah Mushaf kesayangan papa Syafia yang menjadi satu-satunya kenangan bagi Syafia. Mushaf itupun akan ikut diamankan dan mereka bawa ke kantor polisi, tetapi Syafia memohon agar Mushaf itu tidak mereka bawa karena itu adalah satu-satunya peninggalan Papa Syafia yang masih ada. 


"Mohon pak, silahkan bawa semua buku-buku saya, tapi mohon Mushaf ini bapak tinggal, ini adalah Mushaf peninggalan Papa saya.." Kata Syafia memohon. 


Tak pelak setumpuk jurnal koleksi Syafia saat kuliah, jurnal Ulumul Qur'an juga semuanya diangkut. Entah apa yang ingin mereka cari dari itu semua. Barangkali setelah membacanya nanti Allah akan turunin hidayah  karena jurnal tersebut banyak mengingat kekuasaan Allah di alam semesta. . 


Syafia juga ditanya apakah dia hafal Al Qur'an ? dijawab oleh Syafia dengan tegas , "andai saya bisa pak, saya sangat berharap bisa memghafal Al Qur'an berserta terjemahannya " 


 Syafia juga dicercah tentang apa yang diajarkan kepada anak-anak ynag belajar di rumahnya?  Dijawab Syafia dengan tegas " Saya tidak akan peduli kalau itu dikatakan salah, saya ajarkan mereka tentang Aqidah Islam, cara beribadah yang benar dan cara membaca Al Qur'an, bahkan diantara mereka sudah ada yang menghafal juz Amma ... dari pada mereka hanya memghafal musik-musik jahiliyah yang melupakan kepada tuhannya " Kata Syafia. 


Syafia menyerah, setiap apa yang disampaikan Syafia selalu saja  digunakan untuk memojokkannya  ke arah radikalisme. Ketika Syafia bercerita tentang pekerjaan suaminya yang resind dari Bank konvensional, tentang pendidikan anak-anak kampungnya, tentang buku-buku, semunya diarahkan pada radikalisme. Bahkan beberapa Mushaf Al Qur'an di rumah mereka yang mereka gunakan untuk memgajari anak-anak kompleks di rumah mereka , juga dibawa oleh densus sebagai barang bukti. 


Syafia tidak akan pernah menyerah, dia sedih karena tidak tahu bagaimana nasib Andi suaminya, dia hanya berharap Allah akan menyelamatkannya. Syafia sangat tahu, yang mereka lakukan tidak lebih dari hanya sekedar menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang muslim, yaitu mengabdi dan beribadah kepada Allah swt. Yang di dalam setiap aktifitas mereka selalu ikrarkan dengan kalimah Illah, Lillah dan Billah. Dan jika itu dianggap salah, maka biarlah yang Maha Adil yang akan memberikan pengadilan tertinggi suatu saat nanti. 


Syafia hanya memiliki satu keyakinan, bahwa semua yang menimpa pada dirinya adalah wujud kasih sayang Allah untukNya. Tiada sesuatupun terjadi tanpa kehendakNya, bahkan daun yang jatuh di tengah malam gulita, semua atas ijinNya. Bukankah Allah pernah berkata Jangan katakan kalian beriman sebelum kalian di uji?! Maka ujian yang diberikan kepada seorang beriman adalah untuk meningkatkan derajat keimanannya. 


Wallahu a'l bissowab. 


Tamat. 


*Semua nama fiktif dan cerita hanyalah rekaan belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar