MADRASAH KEHIDUPAN


IBU YANG PERTAMA MENGENALKAN CINTA DAN KASIH SAYANG, IBU YANG PERTAMA MENGAJARKAN TENTANG KEBENARAN, IBU YANG MEMBERI WARNA KEHIDUPAN, IBU MADRASAH PERTAMA KEHIDUPAN

Jumat, 16 Juni 2023

Butterfly 2

 AKU TAK AKAN MENYERAH - 2




Dokter agak  kaget melihat aku datang ke poly dalam kondisi tak berdaya, dia langsung meminta perawat mengambil kursi roda dan mengantarkan aku langsung ke ruang UGD dengan sementara mengabsikan padiennya yang lain. 

Mungkin sudah ada diagnosis dalam pikiran  dokter terkait dengan kondisiku saat itu, karena dua minggu sebelumnya saat jadwal kontrolku dia sudah meminta aku dirawat inap di rumah sakit, namun aku tolak dengan janji aku akan istirahat total di rumah. Saat itu aku hanya terfikir putri kecilku Adiba yang pasti akan sangat sedih.

Sesampai di UGD dokter segera memerintahkan dokter jaga dan perawat segera menanganiku, memasang beberapa slat yang aku tidak faham, memasang beberapa botol infus yang langsung terhubung dengan selang bercabang di tanganku, mengecek jantungku, membawa aku ke ruang radiologi untuk difoto, dan lain sebagainya. Tak banyak yang aku fikirkan, aku hanya menyerah pasrah, tubuhku makin lemah tak berdaya, aku tertidur sesaat.

Setelah terbangun kulihat suamiku masih setia menemani disamping tempat tidurku dengan baju dinasnya. Awalnya suamiku akan mampir ke kantor setelah mengantarku ke dokter, karena kondisiku yang tidak memungkinkan ditinggalkan, terpaksa dia harus mengcancel beberapa agenda nya pada hari itu.  

Aku sangat bersyukur, Allah telah menganugarahkan pendamping luar biasa untukku, dan ayah dari anak - anakku. Sejak 5 tahun lalu aku divonis dengan autoimun dalam tubuhku, dia adalah suporter pertama dalam perjuanganku. Sama sekali dia tidak pernah mengeluh dengan biaya pengobatan yang sudah aku habiskan bertahun tahun, bahkan sama sekali dia tidak pernah mengeluh apalagi menyesal dengan perubahan fisik tubuhku, yang berubah semakin gendut dan wajah membundar karena efek obat tiroid yang aku kinum bertahun - tahun. Tetap saja dia menunjukkan kebanggaannya atas diriku, bahkan selalu menghibur saat aku mulai resah dengan penampilanku. Suamiku adalah motivator utama dalam menghadapi ujianku, sikapnya menjadikan aku bisa menerima semua takdir yang Allah gariskan untukku, tidak ada alasanku untuk mengeluh karena pendampingku saja tak sekalipun mengeluh akan keadaanku. 

Saat aku tak mampu bangun karena di der kram di tulang belakangku, atau kakiku, maka dia dengan sabar akan memijatku hingga aku pulih dan membangunkanku pelan-pelan. Dia adalah malaikat yang Allah kirimkan untukku. Dia yang paling panik ketika mendapatiku lemah, aku harus sering menengkannya bahwa aku baik-baik saja.  "Semoga Allah menyatukan kita  hingga di surgaNya kelak suamiku, aku ingin selalu menjadi bidadarimu ..".  ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar